14 Oct 2021
Anggraini Nurul F
0-6 bulan
0-6 bulan
Setiap bayi memang memiliki kecepatan tumbuhnya masing-masing. Tapi, biasanya berat badan bayi cenderung mengikuti pola yang cukup konsisten.
Hal ini tentu dengan catatan bahwa bayi menyusu dengan baik dan sering. Selain itu, masih ada banyak faktor yang membuat berat badan bayi seret.
Melansir dari Stanford Childrens, terkadang bayi yang sangat sehat bertambah berat badannya secara perlahan karena memang pola pertumbuhannya yang unik.
Namun, dalam kasus lain, mungkin ada masalah lain yang membuat pertambahan berat badan bayi lambat.
Artinya, Anda tidak perlu buru-buru panik jika bayi Anda mengalami kenaikan berat badan yang lambat. Bisa jadi, hal ini karena pertumbuhan lambat yang alami.
1. Produksi ASI yang kurang
Beberapa ibu kadang tidak langsung dapat memproduksi ASI. Dalam kasus tertentu, keterlambatan produksi ASI berpengaruh besar pada berat badan bayi.
Di sisi lain, beberapa ibu juga mengalami produksi ASI yang kurang atau sedikit.
Jika akar dari masalah berat badan bayi yang seret adalah produksi ASI, Anda dapat melakukan beberapa cara untuk meningkatkan produksinya.
Dikutip dari John Hopkins Medicine, Anda bisa meningkatkan produksi ASI dengan mengosongkan payudara sesering mungkin. Anda bisa memompa payudara 8 kali sehari untuk meningkatkan produksi ASI.
Sering mengosongkan payudara akan membentuk sinyal agar payudara menghasilkan lebih banyak ASI.
2. Pelekatan yang kurang tepat
Melansir dari Verywell Family, pelekatan menyusui yang tepat akan memungkinkan buah hati mengeluarkan ASI dari payudara tanpa merasa lelah dan frustrasi.
Ini artinya, pelekatan menyusui sangat penting. Pastikan bayi tidak sekadar menempel pada puting susu.
Pelekatan yang tepat biasanya akan membuat bibir bayi mengarah keluar seperti memble. Lidah bayi yang melekat denga tepat akan berada di bawah payudara.
Selain itu, pelekatan yang tepat biasanya membuat bayi tidak hanya mengisap puting tapi sebagian besar areola payudara.
3. Jarang menyusui
Berikan ASI pada bayi setidaknya setiap dua hingga 4 jam sepanjang hari. Dengan kata lain, bayi perlu menyusu setidaknya 8 hingga 12 kali dalam waktu 24 jam.
Jika bayi ingin lebih sering menyusu, segera susui tanpa menunggu bayi menangis.
Bayi menangis adalah tanda keterlambatan pemberian ASI.
Jika bayi Anda adalah bayi yang "mengantuk" yang tidak memberi isyarat untuk menyusu setidaknya 8 kali dalam 24 jam, Anda harus membangunkan bayi untuk sering menyusu. Bangunkan bayi kira-kira setiap 2 jam pada siang dan malam hari. Atau, setidaknya susui bayi setiap 3 jam hingga 4 jam di malam hari sampai penambahan berat badan membaik.
4. Menyusu dalam waktu singkat
Bayi baru lahir harus menyusu minimal selama sekitar 8 hingga 10 menit di setiap sisi payudara.
Seiring bertambahnya usia anak Anda, mereka tidak perlu menyusui selama mereka membutuhkan ASI.
Namun, selama beberapa minggu pertama, usahakan sering bangunkan bayi agar secara aktif menyusu.
Meski begitu, jika bayi menyusu lebih lama pada satu payudara jangan buru-buru mengganti pada sisi lainnya. Menghindari pergantian sisi payudara untuk menyusui dapat mengganggu pertumbuhan bayi.
Ini karena bayi mungkin saja tidak cukup mendapatkan hindmilk yang kaya kalori.
Tunggu bayi melepas sendiri payudara Anda saat menyusu. Ini memungkinkan bayi mendapatkan semua yang dia butuhkan dalam ASI, baik foremilk dan hindmilk.
5. Sakit atau tidak nyaman
Beberapa bayi menjadi jarang menyusu karena sakit atau tidak merasa nyaman. Misalnya saja bayi memiliki infeksi atau cedera lahir. Hal ini mungkin membuat bayi tidak menyusu dengan baik dan membuat berat badannya bertambah secara perlahan.
Jika ada hal-hal di atas yang dialami oleh bayi Anda, segera konsultasikan pada tenaga kesehatan. Pada kasus tertentu, bayi Anda mungkin akan disarankan untuk mendapatkan suplemen.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM