5 Penyebab Bayi Muntah Seteleh Minum ASI dan Cara Mengatasinya

calendar icon

06 Aug 2021

author icon

Anggraini Nurul F

category icon

5 Penyebab Bayi Muntah Seteleh Minum ASI dan Cara Mengatasinya

Nggak hanya karena ASI, ternyata ada beberapa penyebab lain yang membuat bayi Moms muntah hlo. Pada umumnya, kejadian bayi yang muntah bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Muntah merupakan proses ketika sebagian atau seluruh isi lambung kembali naik atau keluar melalui mulut. Meski demikian, wajar bila orang tua ingin selalu tahu penyebabnya. 

5 Penyebab Bayi Muntah

Berikut beberapa penyebab bayi muntah yang perlu Anda tahu:

1. Refluks

Bayi mengalami muntah dari waktu, ke waktu, terutama setelah makan atau menyusui. Menurut dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter, muntah pada bayi bisa terjadi akibat peningkatan refleks pada sistem saluran cerna, sehingga makanan yang masuk ke lambung naik lagi ke kerongkongan, lalu dimuntahkan. Cara mengatasinya adalah dengan mengubah posisi bayi, seperti:

  • Memberi makan bayi dalam posisi tegak.
  • Angkat bayi setelah makan atau menyusui.
  • Baringkan bayi bertumpu pada sisi kiri tubuhnya.
  • Hindari menggendong sambil menggoyangkan bayi setelah menyusui atau memberinya makan.

Jangan khawatir, biasanya muntah akibat refluks akan membaik atau hilang saat bayi sudah bisa berjalan.

Baca Juga: Tanda-Tanda Hamil, Tak Hanya Mual dan Muntah

2. Alergi makanan

Kadang, muntah adalah salah satu tanda anak punya alergi terhadap apa yang ia konsumsi. Muntah bisa jadi satu-satunya gejala, tetapi bisa juga disertai gejala seperti sulit bernapas, gatal-gatal, batuk berulang, mengi, atau kesulitan saat menelan.

Sembilan dari sepuluh reaksi alergi berhubungan dengan makanan seperti kacang-kacangan, ikan, makanan laut bercangkang seperti udang, telur, susu, gandum, dan kedelai.

Bayi yang mencoba susu, kedelai, biji-bijian tertentu, dan beberapa makanan solid lain pertama kalinya berisiko mengalami apa yang dinamakan “food protein-induced eterocolitis syndrome” atau FPIES. Biasanya, gejala akan muncul dalam rentang waktu 2-6 jam setelah bayi makanan dan membuat mereka muntah berkali-kali. Bayi juga bisa mengalami diare yang bercampur darah. Apabila bayi Anda mengalaminya, segera bawa ia ke dokter.

3. Teething

Sebagaimana tertulis dalam jurnal medis “Pediatrics in Review”, teething membuat bayi lebih rentan terhadap penyakit. Dikatakan oleh dr. Nadia Octavia dari KlikDokter, kekebalan pasif bayi mulai menurun, sehingga lebih rentan mengalami muntah akibat adanya infeksi bakteri, virus, atau alergi.

“Untungnya, sebagian besar kasus muntah pada bayi saat teething bisa sembuh dengan sendirinya, asal memastikan bayi mendapatkan asupan cairan yang memadai, cukup istirahat, dan selalu mengonsumsi makanan bergizi seimbang,” jelas dr. Nadia.

4. Sakit atau infeksi

Penyebab lain bayi muntah juga bisa akibat infeksi. Pada tahun-tahun awal kehidupannya, sistem kekebalan tubuh bayi masih berkembang, sehingga ia jadi rentan mengalami infeksi. Setiap kali ia sakit, daya tahan tubuhnya akan menyerang penyakit dan menguat.

Hampir semua bayi pernah mengalami gastroenteritis sebelum berusia 5 tahun. Selain muntah, gejala lainnya adalah diare.

Apabila bayi kurang dari usia 6 bulan mengalaminya, sebaiknya bawa ia ke dokter. Selain itu, upayakan agar bayi cukup minum sehingga tak mengalami dehidrasi.

Infeksi serius seperti meningitis juga bisa bikin bayi muntah meski jarang terjadi. Infeksi lain penyebab bayi muntah antara lain infeksi saluran kemih dan infeksi telinga. Keduanya butuh penanganan oleh dokter.

5. Stenosis pilorus (pyloric stenosis)

Ini merupakan kondisi langka penyebab bayi muntah-muntah. Kondisi ini terjadi ketika klep otot antara lambung dan usus halus menebal dan membesar, sehingga makanan yang dimakan dan sudah diproses di lambung tidak bisa masuk ke dalam usus halus.

Penyakit ini biasanya diketahui dari bulan pertama kelahiran. Awalnya, bayi akan memuntahkan sedikit ASI setelah menyusu. Kondisi tersebut akan makin parah dan dia mulai mengalami muntah proyektil (menyembur dalam jumlah banyak). ASI yang dimuntahkan mungkin kental dan berwarna kuning.

Baca Juga: Perbedaan Muntah dan Gumoh Pada Bayi yang Perlu Moms Ketahui

Bayi muntah, kapan harus membawanya ke dokter?

Karena ketidakmampuan bayi mengomunikasikan keluhan yang dialaminya, Anda sebagai orang tua sangat disarankan untuk membawanya segera ke dokter jika mendapati gejala-gejala di bawah ini:

  • Bayi muntah berulang kali dan tak mampu menahan cairan.
  • Anda curiga bayi dehidrasi (gejalanya mulut kering, menangis tapi tidak keluar air mata, buang air kecil berkurang, popoknya tidak sebasah biasanya saat pipis, dan mengantuk.
  • Muntahnya berwarna hijau dan terdapat darah.
  • Muntah-muntah sudah berlangsing lebih dari 2 hari.

Itulah beberapa penyebab bayi muntah yang perlu Anda tahu—bisa normal, tapi bisa juga menandakan kondisi atau penyakit tertentu. Jika bayi muntah-muntah cukup parah, muntah berwarna dan bercampur darah, atau disertai gejala tak biasanya lainnya, sebaiknya segera bawa bayi ke dokter agar bisa ditangani secepatnya.

Selain itu kenyamanan si kecil saat tidur juga harus Moms perhatikan, Moms bisa gunakan MOOIMOM Sloped Pillow. Bayi akan sangat rentan gumoh dan muntah saat tidur. Untuk menghindari hal tersebut, berikan bayi Moms bantal tidur ini agar terhindar dari gumoh, serta membuatnya tenang saat tidur. Bantal Bayi MOOIMOM membantu bayi tidur dengan posisi kepala lebih tinggi bayi Moms akan tidur dengan nyaman.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM