17 Nov 2022
Anggraini Nurul F
Pra-kehamilan
Pra-kehamilan
Kehamilan ektopik berawal dari sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma. Pada proses kehamilan normal, sel telur yang telah dibuahi akan menetap di saluran indung telur (tuba falopi) sebelum dilepaskan ke rahim. Selanjutnya, sel telur akan menempel di rahim dan terus berkembang hingga masa persalinan tiba.
Kehamilan ektopik umumnya terjadi akibat kerusakan pada tuba falopi. Kerusakan ini membuat tuba falopi menyempit atau tersumbat sehingga pergerakan sel telur ke rahim terhambat.
Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan kerusakan pada tuba falopi adalah:
Kehamilan ektopik dapat dialami oleh setiap wanita yang aktif secara seksual. Namun, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik, yaitu:
Kehamilan ektopik cenderung tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Tanda awal kehamilan ektopik serupa dengan kehamilan biasa, seperti mual, payudara mengeras, dan menstruasi terhenti.
Sedangkan pada tahap lanjut, penderita kehamilan ektopik umumnya mengalami nyeri perutdan perdarahan dari vagina. Gejala-gejala tersebut akan terasa makin parah seiring waktu. Terkadang, gejala nyeri perut akibat kehamilan ektopik juga hampir sama dengan gejala usus buntu.
Segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala di atas, terutama bila Anda mengetahui sedang hamil tetapi masih menggunakan alat kontrasepsi. Anda juga dianjurkan untuk segera memeriksakan diri bila mengalami sejumlah keluhan berikut:
Dokter akan terlebih dahulu melakukan tanya jawab, terutama terkait hari pertama haid terakhir pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan berikut:
Perlu diketahui bahwa janin pada kehamilan ektopik tidak dapat berkembang dengan normal. Kondisi ini bisa mengancam jiwa ibu hamil dan harus segera ditangani.
Tergantung pada perkembangan kehamilan dan lokasi menempelnya sel telur, dokter dapat menangani kehamilan ektopik dengan obat-obatan atau operasi. Berikut adalah penjelasannya:
Suntik methotrexate dapat diberikan untuk menghentikan kehamilan ektopik tahap awal. Setelah pemberian suntikan, dokter akan memantau kadar hormon hCG dalam darah tiap 2–3 hari hingga kadarnya menurun. Menurunnya kadar hCG menandakan kehamilan sudah tidak lagi berkembang.
Kehamilan ektopik bisa merusak tuba falopi dan jaringan sekitarnya. Jika salah satu atau kedua tuba falopi rusak, dokter akan melakukan operasi laparoskopi untuk mengangkat tupa falopi tersebut.
Namun, bila memungkinkan, bagian tuba falopi tersebut cukup diperbaiki tanpa harus diangkat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan peluang hamil di kemudian hari.
Pada pasien kehamilan ektopik yang mengalami perdarahan berat, dokter akan melakukan tindakan darurat berupa operasi laparotomi. Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan besar di perut sebagai jalan untuk mengangkat janin dan memperbaiki tuba falopi yang pecah.
Setelah pengobatan, dokter akan menyarankan pasien memberi jeda waktu 3 bulan sebelum merencanakan kehamilan berikutnya. Tujuannya adalah agar rahim pulih sempurna dan mengurangi risiko kehamilan ektopik terjadi lagi.
Menyusui bisa dengan sangat nyaman dan elegan, seluruh ibu di dunia menganjurkan untuk menggunakan produk istimewa ini, dan akhirnya tersedia di Indonesia! Pompa ASI Elektrik dari MOOIMOM ini merupakan produk yang akan mendukung Moms untuk memberikan ASI yang berkualitas bagi Si Kecil.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM