Kenali 10 Tanda-tanda Menopause pada Wanita

calendar icon

09 Apr 2022

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

Pernikahan

Kenali 10 Tanda-tanda Menopause pada Wanita

Tanda-tanda menopause pada wanita berbeda-beda dan terkadang dapat menyerupai masalah kesehatan tertentu. Hal ini normalnya dialami wanita usia antara 40-50 tahun. Seorang wanita bisa dikatakan menopause apabila ia tidak lagi mengalami menstruasi dalam waktu 12 bulan berturut-turut, padahal sebelumnya ia mengalami menstruasi yang normal dan teratur.

Menopause terjadi saat ovarium atau indung telur di dalam tubuh wanita tidak lagi melepaskan sel telur, sehingga tubuhnya berhenti mengalami menstruasi. Dengan kata lain, setelah memasuki masa menopause, seorang wanita tidak lagi dapat hamil secara alami.

Tanda-tanda Menopause pada Wanita

tanda tanda menopause pada wanita

Meskipun sebagian wanita tidak merasakan tanda-tanda menopause, umumnya Moms akan merasakan gejala tertentu. Namun, durasi dari tanda-tanda menopause ini berbeda pada setiap wanita.

Dikutip dari situs Mayo Clinic, tanda-tanda menopause bisa muncul bahkan sekitar empat tahun sebelum menstruasi terakhir wanita. Tanda-tanda menopause terus berlanjut sampai sekitar empat tahun setelah menstruasi terakhir. Salah satu tanda-tanda yang paling umum dikenali adalah berhentinya menstruasi.

Berikut adalah tanda-tanda menopause pada wanita:

1. Siklus menstruasi tidak teratur

Saat mendekati masa menopause, wanita mungkin akan mengalami perubahan siklus menstruasi yang ditandai dengan haid yang tidak teratur atau berubah-ubah.

Menstruasi yang sebelumnya lancar dan teratur bisa datang lebih cepat atau lebih lama dan durasinya lebih singkat. Jumlah darah yang keluar saat menstruasi juga mungkin akan lebih banyak, lebih sedikit, atau mungkin hanya berupa bercak darah atau flek.

2. Masalah saluran kemih

Wanita yang telah memasuki masa menopause biasanya akan mengalami inkontinensia urine atau sulit menahan pipis, buang air kecil menjadi lebih sering, hingga nyeri atau anyang-anyangan saat buang air kecil.

Keluhan-keluhan tersebut terjadi akibat jaringan di vagina dan saluran kemih yang menipis dan kehilangan elastisitasnya.

Sementara itu, penurunan kadar estrogen dalam tubuh yang terjadi menjelang masa menopause dapat membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi saluran kemih (ISK).


Baca Juga:
Waspadai Infeksi Saluran Kemih Pada Ibu Hamil


bannerbanner

3. Hot flashes bisa menjadi tanda menopause pada wanita

Hot flashes merupakan kondisi tubuh Moms mengalami sensasi panas, baik di bagian atas tubuh atau bahkan seluruhnya. Wajah dan leher bisa berubah kemerahan dan Moms menjadi berkeringat. Intensitas hot flash dapat bervariasi mulai dari ringan hingga kuat, bahkan sampai mengganggu tidur.

Kondisi ini biasa berlangsung antara 30 detik hingga 10 menit. Sebagian besar wanita mengalami kondisi ini selama satu hingga dua tahun setelah menstruasi terakhir mereka. Hot flash mungkin akan terus berlanjut setelah menopause. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kondisi ini akan semakin jarang wanita alami.

Konsultasikan kepada dokter jika gejala yang Moms alami sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

4. Vagina kering saat berhubungan

Berkurangnya produksi estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi kelembapan lapisan tipis yang melapisi dinding vagina. Akibatnya vagina menjadi lebih kering dan memunculkan berbagai gejala sebelum menopause seperti, rasa gatal atau panas di bagian mulut vagina.

Kering di daerah vagina dapat menimbulkan rasa sakit saat berhubungan intim. Untuk mengatasinya, Anda dapat mencoba pelumas vagina berbahan dasar air atau pelembab vagina.

Konsultasikan pada dokter apabila Moms masih merasa tidak nyaman dengan kondisi vagina kering.

5. Penurunan gairah seksual

Berkurangnya produksi hormon estrogen normal terjadi dan memicu berbagai gejala menopause. Penurunan kadar estrogen dapat memperlambat reaksi orgasme, reaksi klitoris, dan menyebabkan keringnya vagina. Kondisi-kondisi ini dapat menyebabkan menurunannya gairah seksual.

Moms dapat berkonsultasi pada dokter jika penyebab penurunan gairah adalah masalah lain seperti rasa nyeri saat berhubungan.


Baca Juga:
Vagina Kering Setelah Melahirkan? Begini Mengatasinya


6. Susah tidur

Sebelum menopause, wanita dapat mengalami gejala seperti susah tidur atau insomnia. Pada masa ini, Moms mungkin bangun lebih pagi dari biasanya dan memiliki kesulitan untuk tidur kembali. Apa hubungannya susah tidur dengan gejala menopause?

Penurunan hormon estrogen menjelang menopause bisa memicu rasa kecemasan dan membuat tubuh tidak bisa istirahat dengan tenang. Susah tidur sebagai tanda menopause berhubungan dengan gejala depresi, nyeri sendi, atau masalah kandung kemih. Untuk mendapat istirahat yang cukup, coba berbagai teknik relaksasi dan pernapasan.

Moms juga dapat berolahraga pada siang hari agar lelah untuk tidur pada malam harinya. Hindari membuka ponsel sebelum tidur karena cahaya biru dari gadget dapat menyebabkan Moms sulit tidur.

7. Gangguan suasana hati

Perubahan produksi hormon estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi suasana hati wanita yang sedang menghadapi menopause. Beberapa wanita mengalami gangguan suasana hati seperti cepat marah, depresi, dan suasana hati yang mudah berubah.

Penting bagi Moms untuk tahu bahwa perubahan hormon dapat mempengaruhi otak, dan kondisi ini sangat wajar terjadi.

8. Rambut kering dan rontok

Berkurangnya hormon estrogen adalah masa awal menopause. Hal tersebut dapat membuat rambut Anda lebih rapuh dan kering karena hormon estrogen menjaga pertumbuhan helaian rambut.

Mengutip dari Women’s Health Concern, rambut rontok dan kering sering menjadi gejala awal menopause. Selain karena hormon estrogen yang berkurang, faktor penuaan juga berpengaruh pada kondisi rambut.

9. Gangguan pernapasan

 

Mengutip dari Sleep Foundation, mendengkur dan sleep apnea lebih sering wanita alami sebelum dan setelah menopause.

Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah gangguan tidur yang tandanya adalah ada jeda napas. Jeda napas sementara tersebut menyebabkan suara terengah-engah, mendengkur, tersedak, sampai kualitas tidur menurun.

Dua persen wanita mengalami Obstructive Sleep Apnea (OSA) dan risikonya semakin tinggi ketika Moms masuk fase perimenopause. Kadar hormon progesteron yang rendah memengaruhi masalah pernapasan saat tidur pada wanita.

10. Kulit kering

Berkurangnya hormon estrogen sangat memengaruhi kondisi kulit wanita. Pasalnya, hormon estrogen memproduksi kolagen dan minyak untuk menjaga kelembaban kulit.

Bila Moms merasa kulit kering dalam waktu yang cukup lama, itu tanda-tanda dari gejala menopause. Meski kulit tidak lagi lembab dan kenyal, Moms tetap bisa menjaga kondisi kulit tetap sehat dengan melakukan perawatan.

Sebagai contoh, menggunakan sunscreen, mengonsumsi minyak ikan, dan memakai pelembab. Keluhan dan gejala menopause pada wanita berbeda-beda, bahkan ada yang tidak merasakan tanda-tanda apa pun.

Apapun yang Moms rasakan, jangan lengah jika tanda-tanda menopause sudah menggangu. Moms juga jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau kado untuk kerabat dengan kualitas premium di www.mooimom.id ya!


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM