30 Apr 2020
Intan
Tips Menyusui
Tips Menyusui
Tahukah Moms? Kondisi plasenta previa pada ibu hamil bisa mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan ibu dan janinnya.
Yuk, ketahui serba-serbi tentang plasenta previa berikut ini!
Plasenta previa adalah kondisi kehamilan saat posisi plasenta menutupi sebagian atau seluruh rahim. Risiko terjadinya plasenta previa umumnya menyerang masa akhir kehamilan atau di trimester ketiga. Selain menutup rahim sebagai jalan lahir, plasenta previa juga dapat menyebabkan pendarahan hebat sebelum atau saat persalinan tiba.
Plasenta, atau yang dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan ari-ari adalah organ yang berkembang di dalam rahim Moms selama hamil. Plasenta ikut bertumbuh besar bersamaan dengan janin, sebab plasenta berfungsi sebagai "pembungkus" janin. Salah satu fungsi utama plasenta ialah mengalirkan oksigen dan nutrisi dari tubuh Moms untuk janin. Fungsi penting plasenta lainnya, ialah membuang limbah dari darah janin. Jadi, sudah tentu berbahaya ya, Moms, jika pelindung janin ini bermasalah, maka janin pun dikhawatirkan akan bermasalah juga.
Plasenta previa juga biasa disebut dengan plasenta rendah. Kondisi ini dikatakan tidak normal karena dapat menutup jalan lahir bayi. Selama kehamilan, plasenta terus berubah posisi seiring dengan membesarnya ukuran janin dan rahim. Semakin tua usia kandungan, plasenta akan terus bergerak ke rahim bagian atas. Jika plasenta sudah bergeser ke atas rahim, maka jalan lahir bisa terbuka. Nah, pada kondisi plasenta previa, kondisi plasenta tidak bergeser sama sekali atau justru menutup jalan lahir. Sayangnya, tidak berubahnya posisi plasenta ini juga disertai dengan beberapa gejala plasenta previa.
Gejala plasenta previa ditunjukkan dengan pendarahan ringan dari vagina. Biasanya, pendarahan terjadi disertai dengan:
- Perut kram berlebihan
- Pendarahan yang muncul dan berhenti dalam waktu yang berdekatan
- Pendarahan setelah berhubungan intim
Gejala ini biasanya terjadi pada akhir trimester kedua menjelang trimester ketiga. Jika Moms mengalami gejala di atas, sebaiknya Moms segera mengkonsultasikannya ke dokter untuk mengecek kondisi rahim dan janin Moms, ya.
Sejatinya, tidak ada penyebab plasenta previa yang sudah dipastikan. Namun, dilansir dari Alodokter, ada beberapa orang yang berisiko mengalami plasenta previa, diantaranya:
- Hamil di atas usia 35 tahun
- Posisi bayi sungsang
- Keguguran berulang
- Bentuk rahim tidak normal
- Pernah mengalami operasi kuretase, caesar, pengangkatan miom, dan lain sebagainya yang melibatkan posisi rahim
- Bentuk plasenta terlalu besar
- Riwayat plasenta previa
- Merokok saat hamil
- Hamil kembar
Moms jangan khawatir, ya. Plasenta previa tetap bisa dicegah, kok! Salah satunya dengan cara penting di bawah ini:
Jangan sampai terlewat untuk mengecek kondisi kandungan Moms sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Pastikan Moms juga mengkonsultasikan aktivitas yang Moms lakukan sehari-hari, termasuk olahraga dan berhubungan intim.
Saat hamil, Moms tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi diri sendiri melainkan juga kebutuhan nutrisi calon bayi. Pastikan makanan yang Moms konsumsi selalu bergizi, rutin minum susu hamil untuk melengkapi nutrisinya, serta menghindari makanan yang menjadi pantangan saat hamil, ya.
3. Istirahat yang cukup
Berbaring dan tidur yang cukup sangat berpengaruh pada kesehatan Moms. Untuk itu, Moms wajib memperhatikan waktu dan kualitas tidur Moms setiap harinya, ya. MOOIMOM Multifunction Pregnancy Pillow dapat menjadi salah satu alternatif Moms untuk mendapatkan tidur lebih nyenyak dan nyaman. Penggunaan bantal ini selama kehamilan dapat membantu Moms mengurangi rasa pegal pada punggung dan nyeri pada pinggang.
Tidur jadi nyaman, calon bayi tetap terjaga di dalam kandungan. Stay healthy ya, Moms! Enjoy your happy pregnancy :)
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM