Pendarahan Saat Hamil, Waspada Pengapuran Plasenta yang Membahayakan Janin

calendar icon

08 Oct 2021

author icon

Anggraini Nurul F

category icon

Trimester Pertama

Pendarahan Saat Hamil, Waspada Pengapuran Plasenta yang Membahayakan Janin

Pengapuran plasenta adalah kondisi di mana terjadi deposit kalsium yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil. Deposit kalsium ini juga dapat berbahaya karena mampu menyumbat pembuluh darah di dalam plasenta, sehingga akan memperburuk kondisi janin di dalam kandungan. Pengapuran plasenta menyebabkan berat badan janin tidak bisa bertambah karena keterlambatan asupan nutrisi dan oksigen. 

Pengapuran ini dapat membuat plasenta tidak berfungsi optimal, sehingga aliran darah pun terhambat. Pengapuran plasenta pada kehamilan ini perlu diketahui bahwa janin akan berisiko lebih kecil ketika dilihat saat USG. 

Dampak Pengapuran Plasenta untuk Janin

Pengapuran plasenta yang dialami oleh ibu hamil tentu berdampak buruk terhadap komplikasi kesehatan. Maka dari itu perlu sekali melakukan pemantauan secara rutin bersama dokter kandungan agar tidak mengalami komplikasi seperti:

  • Skor apgar rendah  
  • Bayi terlahir prematur
  • Mengalami plasenta previa
  • Anemia parah selama menjalani kehamilan
  • Berat lahir bayi lebih rendah dari kondisi normal
  • Janin meninggal saat masih berada di dalam kandungan

Gejala pada ibu hamil yang mengalami pengapuran plasenta

Seiring bertambahnya usia kehamilan potensi mengalami pengapuran plasenta akan semakin berisiko. Pengapuran plasenta terbagi menjadi tiga tingkat berdasarkan beberapa usia kehamilan seperti: 

  • Tingkat pertama antara minggu ke 31-32 kehamilan
  • Tingkat kedua antara minggu ke 36-37 kehamilan
  • Tingkat ketiga antara minggu ke 38 kehamilan

Baca Juga: Felicya Angelista Masuk Rumah Sakit karena Plasenta Previa yang Sering Dialami oleh Ibu Hamil

  • Ketika pengapuran plasenta terjadi di tingkat ketiga, maka ini sudah masuk ke dalam kondisi yang berat. Umumnya pada tingkatan ketiga akan ada bintik-bintik pengapuran, sehingga terbentuk menjadi lingkaran seperti cincin yang mengelilingi plasenta. 

Resiko Pengapuran Plasenta

Dilansir dari Flo.Health, gejala pengapuran plasenta yang paling umum yaitu janin di dalam kandungan akan lebih sedikit bergerak atau bahkan berhenti bergerak sama sekali. Selain itu, pengapuran plasenta selama hamil dapat ditandai dengan beberapa kondisi mulai dari kontraksi rahim, perdarahan vagina hingga sakit di bagian perut. 

Perlu diwaspadai bahwa sakit di bagian perut ini bisa menjadi indikasi adanya hambatan dalam pertumbuhan janin. 

Cara meminimalisir risiko pengapuran plasenta selama kehamilan

Pengapuran pada plasenta bisa terjadi karena reaksi terhadap obat-obatan tertentu, radiasi, faktor keturunan hingga faktor-faktor pemicu lainnya. 

Kondisi pengapuran yang terjadi pada plasenta memang tidak bisa diduga kemunculannya. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Moms sebisa mungkin perlu menjaga kondisi kehamilan dengan berbagai cara, seperti:

  • Menghindari stres selama masa kehamilan, tetaplah bahagia agar perkembangan dan pertumbuhan janin tetap optimal.
  • Berusaha untuk istirahat cukup saat sedang hamil.
  • Mengikuti program olahraga sesuai dengan usia kehamilan.

Baca Juga: Pengertian Retensio Plasenta, Faktor Risiko dan Penanganannya

  • Memulai gaya hidup yang lebih sehat, hindari makanan dengan kandungan bahan pengawet atau penyedap rasa. Cobalah untuk memperbanyak makanan sehat, seperti sayuran, buah, daging atau ikan segar
  • Rutin memantau kondisi plasenta melalui pemeriksaan USG. Ini cukup membantu dalam melihat gejala plasenta dengan adanya bintik-bintik putih yang menyebar dari dasar plasenta hingga permukaannya.
  • Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan merokok. Kandungan nikotin pada rokok dapat menyebabkan kerusakan di mana pembuluh darah akan menyempit, sehingga perkembangan janin pun ikut terhambat. Hindari juga para perokok pasif karena dapat memicu risiko pengapuran plasenta. 
  • Mengurangi tingkat stres saat hamil. Ini dikarenakan hormon stres (cortisol) yang keluar bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi kecil, terjadi penyempitan hingga daya tahan tubuh (imunitas) ikut menurun.

Kunjungi website www.mooimom.id sebagai toko online penyedia perlengkapan ibu hamil dan menyusui terlengkap.




 


Bagikan Artikel



Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM