15 Apr 2021
Nandita Adilfi
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Perubahan hormonal pada ibu hamil memiliki berbagai macam efek samping yang mengakibatkan terganggunya kesehatan pada ibu hamil, seperti misalnya sakit punggung saat hamil yang bisa diatasi dengan berbagai cara sederhana ini. Saat merasakan sakit, ibu hamil tidak bisa begitu saja mengonsumsi berbagai macam obat yang ada. Terlebih, ada beberapa jenis obat yang ternyata dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran. Lalu apa saja obat penyebab keguguran yang harus dihindari oleh ibu hamil? Yuk Moms simak selengkapnya di artikel ini.
Terdapat beberapa jenis obat yang tidak disarankan untuk ibu hamil karena dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi pada ibu hamil seperti keguguran, cacat lahir, dan kelahiran prematur. Obat-obatan seperti ini juga tidak baik digunakan oleh para wanita yang sedang merencanakan kehamilan karena dapat mengurangi kesuburan. Berikut ini daftar obat penyebab keguguran yang wajib dihindari oleh ibu hamil, antara lain:
1. Ibuprofen
Ibuprofen dikenal sebagai obat penghilang rasa sakit seperti sakit punggung, nyeri haid, sakit gigi, juga mengobati peradangan seperti keseleo, serta nyeri akibat radang sendi (artritis). Ibuprofen tidak dianjurkan untuk ibu hamil dengan usia kehamilan 30 minggu atau lebih - kecuali jika diresepkan oleh dokter. Parasetamol bisa dijadikan alternatif obat penghilang rasa sakit terbaik untuk dikonsumsi selama kehamilan.
Dilansir dari laman National Health Service UK, mengonsumsi ibuprofen saat hamil dapat berdampak pada cacat lahir, khususnya kerusakan pembuluh darah bayi, dan cacat jantung pada bayi yang sedang berkembang. Ibuprofen bahkan juga bisa menyebabkan keguguran jika dikonsumsi oleh ibu hamil di usia awal kehamilan.
2. Antibiotik
Antibiotik biasanya diperlukan untuk membunuh dan mencegah pertumbuhan bakteri penyebab penyakit atau infeksi. Antibiotik tentu tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan oleh siapapun, termasuk oleh ibu hamil. Dilansir dari laman Healthline, beberapa obat yang termasuk dalam antibiotik ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, antara lain Siprofloksasin (ciprofloxacin), Levofloxacin, Fluorokuinolon (fluoroquinolone), Trimethoprim (primsol), dan Sulfonamida.
Beberapa antibiotik tersebut memiliki berbagai dampak seperti menyebabkan masalah pada pertumbuhan otot dan tulang bayi serta nyeri sendi dan potensi kerusakan saraf pada ibu. Selain itu, antibiotik tersebut juga dapat menyebabkan cacat tabung saraf. Cacat ini mempengaruhi perkembangan otak pada bayi yang sedang berkembang, serta meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil.
3. Obat Antidepresan
Antidepresan merupakan obat penenang yang tentunya memiliki pengaruh terhadap hormon tubuh dan libido. Salah satu efeknya adalah meningkatkan kadar hormon prolaktin dan dapat menekan ovulasi. Antidepresan pada dosis tertentu dapat meningkatkan angka kejadian abortus. Lorazepam (Ativan) adalah obat yang umum digunakan untuk kecemasan atau gangguan kesehatan mental lainnya. Ini dapat menyebabkan cacat lahir atau gejala penarikan yang mengancam jiwa pada bayi setelah lahir.
4. Kortikosteroid (Cortisone dan Prednisone)
Obat kortikosteroid seperti cortisone dan prednisone digunakan untuk membantu mengurangi pembengkakan, kemerahan, dan gatal-gatal karena alergi, asma, dan radang sendi. Gatal saat hamil dapat diatasi dengan berbagai cara ini. Obat kortikosteroid tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari obat minum (oral), suntik, dihirup, hingga krim atau salep.
Dalam jangka pendek, para wanita yang mengonsumsi obat ini tidak akan melihat perubahan dalam kesuburan. Namun, karena kortikosteroid berhubungan erat dengan hormon kortisol yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, penggunaannya dalam jangka panjang dapat mengacaukan siklus menstruasi dan ovulasi. Kortikosteroid juga dapat menimbulkan risiko kelahiran prematur pada bayi.
5. Obat Darah Tinggi
Obat darah tinggi yang dimaksud adalah olmesartan yang digunakan sebagai obat untuk mengobati tekanan darah tinggi atau hipertensi. Dilansir dari laman NHS UK, Olmesartan biasanya tidak dianjurkan pada kehamilan atau saat menyusui. Olmesartan dapat menyebabkan berkurangnya kadar cairan ketuban di sekitar bayi di dalam rahim (oligohidramnion), menyebabkan kerusakan ginjal bayi yang dapat menyebabkan masalah ginjal jangka panjang setelah lahir, dan bahkan dapat menyebabkan keguguran.
Selama kehamilan, Moms harus menjaga kesehatan ibu dan janin agar selalu sehat dan terpenuhi gizinya. Moms juga dianjurkan untuk selalu mengonsumsi suplemen kehamilan yang sesuai dengan resep dokter. Salah satunya yaitu mengonsumsi PRENAVITA Milk Vanilla Flavoured Powder Drink yaitu minuman suplemen kehamilan yang mengandung banyak nutrisi vitamin yang tentunya bermanfaat untuk kesehatan ibu hamil dan janin di dalam kandungan. PRENAVITA Milk Vanilla Flavoured Powder Drink bisa didapatkan di official website MOOIMOM maupun toko resmi MOOIMOM di berbagai toko online.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM