12 Aug 2020
Dinda Ayu Saraswati
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Kehamilan memang membahagiakan, sekaligus membingungkan. Membahagiakan karena tidak lama lagi, Moms akan memiliki buah hati yang didambakan.
Tapi membingungkan karena perubahan-perubahan yang terjadi bisa jadi normal, bisa juga tidak. Nah, salah satu perubahan ibu hamil adalah munculnya keputihan, yang dapat bervariasi seperti ketebalan, frekuensi, dan konsistensi.
BerdasarkanInternational Research Journal of Pharmacy, keputihan normal dikenal sebagai leukorea, tipis, bening, atau putih susu dan berbau ringan.
Perubahan keputihan dapat dimulai sedini atau dua minggu setelah pembuahan, bahkan sebelum Anda melewatkan menstruasi.
Saat kehamilan Moms berlanjut, keputihan ini biasanya menjadi lebih terlihat, dan ini merupakan yang terberat pada akhir kehamilan Anda. Anda mungkin ingin mengenakan panty liner tanpa wewangian. Hindari tampon selama kehamilan.
Meskipun mungkin itu adalah hal normal, Moms mungkin beratanya-tanya apa penyebab keputihan saat hamil muda?
Sebelum Moms tambah bingung, yuk simak ulasan mengenai penyebab keputihan saat hamil muda di bawah ini. Perlu diingat, beberapa penyebab keputihan saat hamil muda tidak boleh dianggap remeh lho Moms karena bisa berdampak pada kehamilan dan janin.
Penyebab keputihan saat hamil yang pertama adalah karena adanya peningkatan estrogen. Saat Moms tengah hamil muda, peningkatan kadar estrogen menyebabkan peningkatan aliran darah ke area panggul.
Lebih banyak aliran darah merangsang selaput lendir tubuh, yang menyebabkan peningkatan keputan pada awal kehamilan dan seterusnya.
Menurut artikel keluaran Obstetrics and Gynecology International, keputihan saat hamil muda memiliki peran penting yaitu mengeluarkan sel-sel mati dari vagina, melindungi jalan lahir dari infeksi dan menjaga keseimbangan bakteri dalam vagina.
Penyebab keputihan saat hamil yang selanjutnya adalah adanya progesteron pada vagina. Moms, dalam beberapa kasus ibu hamil perlu mengonsumsi progesterone yang membantu mengentalkan lapisan rahim serta mempertahankan kehamilan.
Hal ini dapat membuat gumpalan yang tidak diserap dan terlihat seperti cairan yang tidak biasa keluar dari vagina.
Baca Juga: Ini Beda Keputihan yang Normal dan Abnormal Saat Hamil
Penyebab keputihan saat hamil yang selanjutnya adalah infeksi vagina. Infeksi vagina bisa disebabkan oleh dua hal, yakni bakteri dan jamur. Apabila vagina mengeluarkan aroma tak sedap atau aneh, merasa gatal atau sakit, nyeri saat buang air kecil, segera hubungi dokter karena gejala ini dapat menunjukkan infeksi vagina.
Keputihan bisa menjadi hal yang menyebalkan dan tidak bisa dihindari, apalagi kalau cairannya bening atau putih dan bebas bau, kemungkinan besar disebabkan oleh hormon kehamilan, yang menandakan vagina itu sehat.
Tetapi kadang-kadang keputihan yang berlebihan menandakan infeksi, yang terjadi ketika keseimbangan alami bakteri yang hidup di vagina terganggu.
Kabar baiknya adalah bahwa ketika infeksi vagina didiagnosis dengan segera, umumnya mudah untuk diobati oleh dokter.
Dikutip dari Texas Children's, perubahan serviks yang terjadi selama kehamilan adalah peningkatan jumlah keluarnya cairan keputihan. Ini karena serviks dan vagina mengalami perubahan hormon yang diatur dalam kehamilan yang menyebabkan peningkatan produksi lendir serviks dan keputihan.
Menurut American Pregnancy Association, dalam kebanyakan kasus klamidia saat hamil tidak menunjukkan gejala. Gejala klamidia sering dikenal dengan infeksi senyap atau tersembunyi. Karena memang penderita tidak menyadari dan merasakan gejala yang berarti.
Namun, beberapa wanita mungkin mengalami keputihan dan/atau nyeri panggul atau perut.
Jadi, jika mengalami keputihan saat hamil muda, bisa jadi Moms menderita klamidia. Jangan ragu untuk konsultasikan dengan dokter ya.
Menurut WebMD, jika tertular selama kehamilan, gonore dapat menyebabkan keputihan, rasa terbakar saat buang air kecil, atau sakit perut.
Gonore bisa ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh penderita yang terinfeksi. Wanita yang sedang dalam kondisi hamil dan menderita penyakit gonore bisa menularkan infeksi tersebut pada bayinya selama persalinan.
Jika gonore yang diderita wanita hamil tidak segera diobati, berbagai komplikasi akan muncul .
Penyebab keputihan saat hamil muda selanjutnya adalah herpes genital. Pada ibu hamil yang menderita herpes genital, keputihan muncul diikuti dengan bercak dan lepuhan khas herpes di area kelamin.
Wanita dengan herpes sebelum kehamilan biasanya dapat mengharapkan memiliki bayi yang sehat dan persalinan normal. Namun, jika Moms memiliki herpes genital selama kehamilan, ada risiko bayi dapat terjangkit penyakit serius yang disebut herpes neonatal.
Ini bisa berakibat fatal, tetapi kebanyakan bayi pulih dengan pengobatan antivirus.
Menurut U.S. Department of Veterans Affairs, selain melalui hubungan seksual, penularan virus herpes biasanya terjadi melalui kontak skin-to-skin (kulit-ke-kulit) dengan orang yang memiliki virus tersebut atau dengan orang yang memiliki luka terbuka.
Virus herpes juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, labia atau bahkan kulit biasa yang terdapat luka kecil.
Dalam banyak kasus, wabah herpes pertama biasanya terjadi dalam waktu dua minggu setelah tertular virus dari orang yang terinfeksi.
Trikomoniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis, sejenis organisme bersel tunggal atau protozon. Parasit penyebab trikomoniasis ini juga tumbuh subur di lingkungan yang lembab, terutama uretra, vagina dan vulva.
Namun, salah satu tanda yang bisa Moms waspadai adalah keputihan. Pada ibu hamil dengan trikomoniasis, keputihan muncul dengan bau busuk dan warnanya bisa putih, abu-abu, kuning, atau kehijauan.
Penuhi kebutuhan kehamilan dan menyusui hanya di www.mooimom.id ya, Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM