Ibu Hamil Lebih Sensitif Terhadap Suami, Kenapa Ya?

calendar icon

16 Dec 2020

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

Pra-kehamilan

Ibu Hamil Lebih Sensitif Terhadap Suami, Kenapa Ya?

Kehamilan adalah saat yang menantang dan menyenangkan. Para Moms yang sedang hamil biasanya mengalami suka dan duka ketika sedang mengandung. Namun, bagi sebagian orang, kecemasan dan depresi saat hamil bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Moms mungkin sering mendengar bahwa ibu hamil jadi lebih sensitif daripada biasanya. Wanita yang sedang mengandung rasanya lebih cepat marah dan mudah emosi. Biasanya, yang paling merasakan perubahan ini (dan paling sering menjadi korban) adalah para suami.

Perhatikan gejala kecemasan dan depresi ini selama kehamilan:

  • serangan panik (jantung berdebar kencang, jantung berdebar-debar, sesak napas)
  • Kekhawatiran yang terus-menerus dan umum, seperti kekhawatiran akan kesehatan atau kesejahteraan bayi
  • perilaku obsesif atau kompulsif
  • perubahan suasana hati yang tiba-tiba
  • merasa sedih, sedih, atau menangis terus menerus tanpa alasan yang jelas
  • menjadi gugup, gelisah, atau panik

Jika gejala berlangsung lebih dari 2 minggu, bicarakan dengan dokter umum atau bidan kia.

Namun sebelum mengalami hal-hal di atas, Moms mungkin kan mengalami beberapa perasaan sensitif. Ibu hamil bisa menjadi lebih galak.

Apa yang menyebabkannya? Bagaimana cara menghadapinya?

Hormon Kehamilan dan Perubahan Suasana Hati Ibu Hamil

Ternyata, perubahan hormon dan tubuh yang terjadi saat hamil adalah penyebab utamanya, khususnya estrogen dan progesteron. Kadar estrogen melonjak selama 12 minggu pertama kehamilan, meningkat lebih dari 100 kali lipat.

Estrogen dikaitkan dengan serotonin kimiawi otak. Moms mungkin tahu serotonin sebagai hormon "bahagia", hormon yang coba ditingkatkan oleh banyak obat antidepresan. Tapi serotonin bukanlah koneksi langsung ke kebahagiaan. Ketidakseimbangan dan fluktuasi neurotransmitter ini dapat menyebabkan disregulasi emosi.

Fluktuasi mood ibu hamil mirip dengan saat menjelang haid atau premenstrual syndrome (PMS).

Bagaimana tepatnya estrogen dan serotonin berinteraksi satu sama lain belum sepenuhnya dipahami. Apa yang tampak jelas adalah bahwa perubahan tingkat estrogen — dan bukan tingkat estrogen tertentu — yang menyebabkan ketidakseimbangan suasana hati. Kecemasan dan lekas marah, khususnya, berhubungan dengan perubahan estrogen.

Tapi bukan hanya estrogen yang meningkat. Hormon progesteron juga meningkat pesat selama kehamilan, terutama selama tiga bulan pertama. Sementara estrogen biasanya dikaitkan dengan energi (dan terlalu banyak dikaitkan dengan energi saraf), progesteron dikaitkan dengan relaksasi.

Faktanya, itulah yang dilakukan progesteron dalam tubuh selama kehamilan. Ini memberitahu otot untuk rileks, sebagian untuk mencegah kontraksi prematur rahim.

Relaksasi otot ini juga menjadi faktor penyebab wanita mengalami sembelit saat hamil. Progesteron tidak hanya bekerja pada otot rahim tetapi juga mempengaruhi saluran usus. Ketika usus Moms melambat, konstipasi bisa terjadi.

Hormon relaksasi terdengar bagus. Namun, bagi sebagian wanita, progesteron membuat mereka "terlalu" rileks. Ini bisa berarti kelelahan dan bahkan kesedihan.

Progesteron adalah hormon yang membuat Moms bisa sangat sensitif sampai menangis. Secara keseluruhan, kecemasan dan iritabilitas akibat estrogen serta kelelahan dan air mata akibat progesteron.

Biasanya, hal ini terjadi di trimester pertama karena ibu hamil sedang menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Jadi, wajar saja orang hamil jadi lebih galak, meski mungkin tak semua wanita hamil mengalaminya.

Konon, galak dan ngidam yang dialami ibu hamil bersifat substitusi atau saling menggantikan. Maksudnya, kalau ada orang hamil ngidam, ia tidak cepat marah, dan sebaliknya.

Ternyata, hal ini tidak bisa dibuktikan. Sebab, meski kedua hal tersebut berasal dari perubahan hormon yang sama yakni estrogen, progesteron, dan beta HCG, kenyataannya beberapa ibu hamil mengalami sensitif dan ngidam sekaligus.

Penyebab Ibu Hamil Sensitif terhadap Suami

Hormon memicu perasaan sensitif selama kehamilan, tapi itu bukan hanya hormon. Ketidaknyamanan kehamilan juga dapat menyebabkan tekanan emosional. Misalnya, mual di pagi hari, yang benar-benar dapat menyerang kita kapan saja dan di mana saja, memengaruhi hingga 70% ibu hamil.

Perasaan mual dan terkadang muntah bisa dipicu oleh rasa lapar sekecil apapun atau bahkan bau masakan tetangga yang tercium. Bagi Moms yang mengalami mual di pagi hari yang lebih parah daripada yang lain, kecemasan mungkin timbul atas apakah mereka tiba-tiba merasakan dorongan untuk muntah selama pertemuan bisnis. Atau mereka mungkin khawatir bahwa mereka tiba-tiba akan mencium sesuatu yang "tidak biasa" saat mereka berjalan di jalan.

Stres karena tidak mengetahui kapan mereka mungkin merasa sakit, dan stres karena muntah tanpa persiapan atau di depan umum, bisa menjadi sangat kuat. Kelelahan adalah gejala awal kehamilan yang umum lainnya dan dapat menyebabkan perubahan suasana hati.

Tidak ada yang merasa sehat secara emosional saat mereka lelah, dan Moms mungkin merasa sangat lelah selama bulan-bulan pertama kehamilan.

Terakhir, wanita yang pernah mengalami keguguran atau kemandulan mungkin khawatir akan keguguran. Ketakutan ini mungkin lebih buruk selama trimester pertama ketika sebagian besar keguguran terjadi.


Baca Juga: 

Sering Emosi Saat Hamil? Ternyata Berdampak Pada Janin


 

Menghadapi Perasaan Sensitif saat Hamil

Jika Dads tergolong pihak yang sering jadi korban amukan orang hamil, sebaiknya tak perlu ikut emosi. Cobalah menerima, beradaptasi, dan bersabar. Untuk para suami yang mendapati mood istri naik turun seperti roller coaster, tetaplah tenang dan beri senyuman. Beberapa hal ini bisa Dads dan Moms coba untuk meredakan perasaan sensitif saat hamil.

1. Buat Istri Merasa Nyaman

Untuk para suami, buatlah para istri merasa nyaman karena perkembangan janin yang baik juga tergantung kepada ibu yang mengandungnya. Candai saja, "Kalau kamu marah-marah terus, nanti si dedek jadi mirip sama yang dimarahi, lho."

Suami juga bisa melakukan hal romantis seperti memberinya hadiah kecil, mengajaknya makan malam di luar, atau memberikan apa yang sedang ia inginkan. Hal-hal tersebut bisa membuat ibu hamil merasa dihargai, lho. Peka pada perasaan istri juga bisa mencegah istri mengamuk.

2. Bersabarlah Dengan Diri Sendiri

Inilah yang paling penting. Satu-satunya hal yang lebih buruk daripada merasa buruk adalah merasa tidak enak tentang fakta bahwa kita merasa buruk. Ingatlah bahwa Moms tidak sendirian dalam pengalaman ini, bahwa hormonlah penyebab sebagian besar perasaan kita, dan ini semua akan berlalu seiring waktu.

3. Bicaralah dengan Pasangan dan Anak

Moms mungkin kehilangan kesabaran, atau tiba-tiba menangis. Biarkan pasangan Moms dan anak tahu bahwa itu bukan karena mereka. Minta maaf sebelumnya karena Moms mudah tersinggung. Namun, ketika berbicara dengan anak-anak, berhati-hatilah agar tidak menyalahkan mereka atas suasana hati kita.

Mereka mungkin sudah gugup karena harus berbagi ibunya dengan bayi dalam kandungan. Mengingat hal itu, Moms pasti tidak ingin memberi mereka alasan tambahan untuk tidak senang dengan perubahan keluarga yang akan datang.

Sebaliknya, jelaskan saja bahwa ibu sedang tidak enak badan belakangan ini, tetapi semuanya baik-baik saja dan akan menjadi lebih baik.

Ingat, kehamilan hanya berlangsung selama sembilan bulan. Jadi, Moms tidak perlu khawatir, frustasi, apalagi depresi saat menghadapi ibu hamil galak karena sesungguhnya orang hamil dan janinnya memerlukan perasaan nyaman.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM