21 Dec 2020
Ika
Mungil, tetapi kuat. Tampak ringkih, tetapi ia, semoga, akan tumbuh menjadi anak pemberani. Barangkali itulah dua dari harapan Moms yang baru saja melahirkan seorang bayi prematur.
Kelahiran prematur merupakan tahap akhir suatu proses persalinan yang mendahului perkiraan tanggal lahir bayi. Bisa jadi pekan ke-33 , ke-34 atau ke-35 sebelum permulaan pekan ke-37 kehamilan, atau ketika seorang perempuan mengandung bersiap-siap menyambut proses persalinan yang matang.
Bayi prematur, khususnya yang waktu kelahirannya jauh mendahului pekan perkiraan persalinan ibunya, acapkali memiliki gejala serta masalah kesehatan yang rumit. Komplikasinya bervariasi. Semakin dini waktu kelahiran seorang bayi prematur, kian tinggi pula risiko komplikasi kesehatannya.
Kesulitan bernapas, jeda napas yang terlalu panjang serta tekanan darah rendah mungkin sekali mengiringi hari-hari awal sang bayi prematur di dunia. Selain itu, sistem kekebalan tubuh seorang bayi prematur kadangkala sulit berkembang secara maksimal. Bagaimanapun, bantuan pertama yang menopang energi hidup bayi prematur, tak lain dan tak bukan, adalah air susu ibu (ASI).
Kehangatan ASI ditopang panas tambahan dari inkubator memberikan energi baru bagi sang bayi prematur. Energi untuk tetap hidup. Energi untuk melihat dunia dan membuat ibu mereka mampu berkata: “Tiada yang mustahil.”
Hingga kini, penyebab kelahiran prematur belum bisa secara spesifik dipastikan. Meski begitu, dari sejumlah penelitian diketahui beberapa faktor risiko kelahiran prematur, antara lain:
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM