22 Dec 2020
Ika
Kelahiran prematur merupakan tahap akhir suatu proses persalinan pradini atau sebelum waktu perkiraan normalnya. Persalinannya mungkin sekali terjadi pada pekan ke-33, ke-34 atau ke-35 sebelum permulaan pekan ke-37 kehamilan. Pekan ke-37 kehamilan merupakan isyarat kedatangan waktu persalinan dalam periode normal. Maka, bayangkan ketika seorang bayi lahir sebelum waktu yang betul-betul matang.
Bayi prematur, khususnya yang waktu kelahirannya jauh mendahului pekan perkiraan persalinan ibunya, acapkali memiliki gejala serta masalah kesehatan yang rumit. Komplikasinya bervariasi. Semakin dini waktu kelahiran seorang bayi prematur, kian tinggi pula risiko komplikasi kesehatannya.
Kesulitan bernapas, jeda napas yang terlalu panjang serta tekanan darah rendah mungkin sekali mengiringi hari-hari awal sang bayi prematur di dunia. Selain itu, sistem kekebalan tubuh seorang bayi prematur kadangkala sulit berkembang secara maksimal. Bagaimanapun, bantuan pertama yang menopang energi hidup bayi prematur, tak lain dan tak bukan, adalah air susu ibu (ASI).
Hingga kini, penyebab kelahiran prematur belum bisa secara spesifik dipastikan. Meski begitu, dari sejumlah penelitian diketahui beberapa faktor risiko kelahiran prematur, antara lain:
Rangkaian faktor risiko itu disertai gejala-gejala tertentu pada trimester akhir. Misalnya:
Kini, ketika Moms mengetahui faktor risiko dan gejala yang mengisyaratkan persalinan prematur, akan bijaksana jika Moms segera melakukan pencegahan dini. Misalnya mengasup lebih banyak vitamin, beristirahat cukup atau memeriksakan diri ke dokter kandungan. Dokter kandungan barangkali akan melakukan pemeriksaan terhadap panggul atau USG transvaginal. Kedua cara itu akan memberi tahu apakah serviks Moms mulai menipis dan terbuka menjelang persalinan.
Jika persalinan prematur tak mampu terhindarkan, Moms juga harus mempersiapkan diri. Rajin berolahraga ringan, merawat payudara sebagai sumber ASI dan, tak lupa, sisihkan waktu yang cukup untuk menenangkan diri.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM