12 Nov 2021
Dinda Ayu Saraswati
7-12 bulan
7-12 bulan
Nasi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Jadi tak heran jika banyak Moms yang memilih nasi sebagai menu MPASI atau makanan pendamping ASI bagi buah hatinya. Namun pertanyaannya, kapan bayi makan nasi? Di usia berapakah bayi boleh makan nasi dan bagaimana cara penyajiannya yang tepat? Dirangkum dari situs bellybelly.com.au, berikut serba-serbinya:
Nasi putih merupakan makanan yang sangat umum dikonsumsi. Namun, nasi putih bersifat hanya sementara mengenyangkan perut. Sebetulnya, nasi putih saja bukanlah makanan yang disarankan sebagai MPASI bayi. Ini dikarenakan hanya sedikit nutrisi yang terkandung di dalamnya dan nasi putih dapat meningkatkan gula darah karena kandungan pati dan karbohidrat yang tinggi.
Karena bayi masih tergantung pada susu atau ASI, untuk itu ia perlu makanan yang kaya akan zat besi dan seng. Ini penting untuk perkembangan otak dan produksi sel darah merahnya. Oleh karena itu, sebaiknya sajikan nasi putih bersamaan dengan bahan makanan lain, seperti ikan, ayam, daging ataupun sayur-mayur.
Dibalik rasanya yang nikmat dan mengenyangkan, terdapat risiko kandungan arsenik yang berbahaya. The American Academy of Pediatrics mengeluarkan pernyataan seputar kandungan arsenik pada nasi, "Nasi mengandung arsenik yang cukup tinggi. Pada elemen alami, arsenik dapat ditemukan di air, udara dan tanah. Arsenik terkait dengan kanker kulit, paru-paru, ginjal dan kandung kemih. Paparan arsenik juga dapat menyebabkan masalah selama kehamilan dan masalah perkembangan saat kelahiran."
Nasi menyerap arsenik yang terkandung dalam tanah dan air selama pertumbuhannya. Karena sistem imun tubuh bayi yang belum berkembang sempurna, sebaiknya Moms meminimalkan konsumsi nasi untuk si Kecil dan hindari mengandalkannya sebagai makanan pokok hingga ia cukup umur.
Sebelum memberikan nasi untuk si Kecil, Moms harus memastikan si Kecil telah memiliki kemampuan-kemampuan ini:
Umumnya kemampuan ini telah dimiliki bayi sekitar usia enam bulan.
Sebagai orangtua, tentu sangat khawatir bila si Kecil tersedak karena bisa berujung fatal. Walau bayi Moms telah memenuhi kriteria kesiapan di atas, Moms perlu memperhatikan makanan-makanan yang tampaknya remeh, tapi berisiko tinggi membuat anak tersedak, terutama makanan baru.
Untuk nasi, selama bayi sudah siap makan makanan padat, nasi seharusnya tidak menjadi makanan yang tinggi resiko tersedak. Pastikan nasi telah ditanak benar-benar empuk. Terkadang bukan nasinya yang membuat tersedak, melainkan bahan makanan lain yang disertakan, misalnya kacang polong, potongan wortel dan sayuran lainnya. Untuk itu, selalu awasi bayi Moms selama waktu makan, dan jika ragu, tanyakan kepada dokter atau ahli gizi anak.
Nasi boleh diberikan pada bayi di masa MPASI, asalkan ia tidak menolaknya. Meski demikian, Moms tetap perlu memberikan menu MPASI yang bervariasi agar seluruh kebutuhan gizi bayi terpenuhi.
"Dalam variasi makanan, sebaiknya hindari terlalu dini mengenalkan telur dan makanan laut. Ini karena adanya risiko reaksi alergi. Begitu pula dengan susu sapi, yang sebaiknya dikenalkan setelah bayi berusia lebih dari 1 tahun,” dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter turut memberikan saran.
Lebih lanjut, dr. Reza menegaskan bahwa Moms juga wajib memerhatikan aspek kebersihan dalam memberikan MPASI untuk si Kecil. Aspek kebersihan yang dimaksud meliputi:
Jadi, bayi boleh saja diberi makan nasi sebagai MPASI, karena pada dasarnya sejak usia 6 bulan ia sudah bisa diberikan karbohidrat, protein, sayuran, dan buah-buahan, kecuali makanan laut dan telur sampai usia 1 tahun untuk mencegah alergi. Selain itu, pastikan bayi tidak menolak nasi dan nasi yang diberikan adalah nasi lembek agar bayi tidak tersedak. Imbangi nasi dengan bahan makanan sehat dan bervariasi untuk memastikan nutrisi yang ia butuhkan terpenuhi.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM