Jenis Cacar pada Bayi yang Perlu Moms Ketahui

calendar icon

29 Oct 2021

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

0-6 bulan

Jenis Cacar pada Bayi yang Perlu Moms Ketahui

Timbul bintik-bintik merah bergerombol di sejumlah bagian tubuh bayi? Pasti yang pertama kali ada dipikiran Moms adalah cacar. Penyakit ini sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia tentunya. Oleh karena itu, kenali jenis cacar pada bayi agar Moms tahu cara menanganinya.

Penyakit cacar merupakan salah satu gangguan pada kulit. Tak hanya menyerang pada orang dewasa, bayi pun bisa terkena. Cacar menular lewat infeksi virus yang dikenal dengan varicella. Umumnya, akan muncul ruam yang terasa menyakitkan, gatal, atau geli. Gejala-gejala ini dapat mendahului timbulnya ruam beberapa hari hingga beberapa minggu.

Ciri khas dari cacar adalah adanya bentol berisi cairan yang berjumlah multipel. Dalam beberapa waktu, bentol tersebut akan pecah dan kering. Terkadang, cacar dapat menimbulkan bekas pada kulit. Seperti yang kita ketahui, ada beberapa jenis cacar pada bayi yang dikenal masyarakat, yaitu cacar api dan cacar air. Simak yuk Moms perbedaan jenis cacar air dan cacar api pada penjelasan di bawah ini.


Baca Juga:

10 Penyebab Bintik Merah pada Bayi yang Perlu Moms Perhatikan


Cacar Air

Berbeda dengan cacar api, Cacar air merupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Virus ini menyebar melalui udara atau sentuhan kulit, dan sangat mudah menular. Jika seseorang mengalami cacar air lalu terjadi sentuhan kulit dengan orang sehat, maka virus dapat ditularkan kepada orang sehat tersebut.

Setelah tertular, biasanya akan muncul demam dan bentol yang dimulai dari daerah perut. Bentol kemudian akan keluar di tempat lain di seluruh tubuh. Penyakit ini akan sembuh sendiri dalam waktu satu minggu, tetapi proses penyembuhan luka cacar berlangsung hingga dua minggu.

Cacar air diobati dengan antivirus untuk mengurangi keparahan penyakit. Akan tetapi, antivirus bermanfaat jika diberikan pada awal munculnya bentolan (48 jam pertama setelah munculnya bentol).

Setelah sembuh, virus varicella-zoster tidak seluruhnya mati. Sebagian akan tetap bersembunyi pada serabut saraf tertentu pada tubuh. Jika daya tahan tubuh sedang turun seperti saat lelah, saat sakit, atau pada usia tua, virus dapat bangkit kembali dan menyebabkan cacar ular.

Pengobatan Cacar Air

Pengobatan untuk jenis penyakit cacar ini bertujuan untuk mempersingkat masa infeksi sehingga penyakit bisa sembuh lebih cepat, sekaligus mengendalikan gejala. Namun penyakit ini bisa dicegah sepenuhnya melalui vaksinasi.

Untuk gejala demam di awal, penggunaan obat pereda nyeri seperti acetaminophen bisa menjadi pilihan. Sementara, antivirus seperti acyclovir yang fokus menghambat infeksi bisa diberikan dalam waktu 24 jam setelah ruam kulit pertama muncul.

Rasa gatal yang ditimbulkan jenis cacar ini bisa sangat mengganggu terutama di malam hari, membuat penderitanya tak berhenti menggaruk bagian kulit yang terdampak. Oleh karena itu, dokter biasanya juga memberikan obat seperti antihistamin.


Baca Juga:

6 Penyebab Bintik Merah pada Kulit Bayi, Mulai Virus hingga Ruam Popok


Cacar Api

Cacar api disebabkan oleh bakteri (bakteri S. Aureus atau S. pyogenes). Bakteri ini dapat menular terutama melalui sentuhan kulit. Bakteri ini kemudian akan menyebabkan munculnya bentol berisi air yang dikenal dengan cacar api, atau dalam istilah medis disebut bullous impetigo.

Cacar api umumnya muncul pada daerah wajah, yakni sekitar mulut dan hidung. Mereka juga dapat timbul pada bagian lain, seperti ketiak, lipatan paha, kaki, dan tangan. Dalam beberapa hari, bentol akan pecah dan meningkalkan bekas keropeng berwarna kekuningan yang akan menghilang dalam beberapa hari.

Dari segi bentuk dan ukuran, cacar api berbeda dengan cacar air. Cacar api memiliki ukuran yang lebih besar daripada cacar air. Selain itu, bentol pada cacar api biasanya terlihat kendur dan tidak tegang seperti cacar air.

Karena penyebabnya adalah bakteri, cacar api harus diobati dengan antibiotik: antibiotik minum dan antibiotik oles pada kulit. Jika cacar api tersebar di banyak tempat, diperlukan penanganan berupa antibiotik suntik.

Pengobatan Cacar Api

Jenis cacar ini seringnya dialami oleh orang-orang berusia lanjut di atas 60 tahun. Akan tetapi orang-orang yang memiliki kondisi sistem imun yang terus-menerus melemah, seperti ibu hamil, bayi, balita, dan penderita HIV/AIDS juga berisiko tinggi mengalami cacar api.

Selain menggunakan obat antivirus seperti acyclovir, untuk meredakan rasa nyeri maka pengobatan cacar api biasanya dikombinasikan dengan obat kortikosteroid seperti prednisone dan analgesik. Dosis yang diperlukan akan disesuaikan oleh dokter dengan tingkat keparahan rasa sakit.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM