Bayi Tantrum, Terjadi Bukan karena Moms adalah Orang Tua yang Buruk

calendar icon

22 Apr 2021

author icon

Ika

category icon

0-6 bulan

Bayi Tantrum, Terjadi Bukan karena Moms adalah Orang Tua yang Buruk

Tantrum merupakan luapan emosi yang berawal dari amarah dan frustasi. Tantrum biasanya terjadi saat Si Kecil memasuki usia 12 hingga 18 bulan. Pertandanya mulai berkurang seiring waktu, hingga betul-betul melenyap ketika anak memasuki usia 4 tahun.

Tantrum merupakan bagian dari periode perkembangan anak. Sehingga, bisa dikatakan, tantrum adalah hal yang lumrah terjadi pada bayi. Gejalanya mulai tampak ketika Si Kecil mulai merasa memiliki pengendalian diri. Tahap ini sekaligus menegaskan proses dirinya mandiri dari orang tua. Ini juga merupakan periode ketika anak-anak sudah memiliki keinginan namun belum dapat mengomunikasikan kebutuhannya dengan cukup baik. 

Lalu, apa saja bentuk tantrum yang bisa Moms kenali? Mungkin berteriak-teriak, marah, menangis hebat, menjerit, memukul orang tua atau menahan napas. Sesekali badannya menegang dan meronta-ronta, serta mengentakkan kaki dan tangan di lantai. Tantrum bisa menjadi lebih hebat dan lebih sering jika Si Kecil merasa lelah, lapar, dan sedang sakit. 

Ketika mendapati Si Kecil berulah, mungkin timbul rasa penyesalan bahwa perilaku buruk anak adalah salah Moms. Akan tetapi itu tidak benar, Moms. Tantrum merupakan bagian normal dari perkembangan emosi masa kanak-kanak, dan itu tidak terjadi karena Moms merasa menjadi orang tua yang buruk. 

 

Cara mengatasi

Tentu saja, tidak ada metode yang sangat mudah untuk memastikan perilaku anak yang sempurna setiap saat. Ketika tantrum terjadi, berikut ini beberapa strategi yang bisa Moms lakukan untuk mengatasi perilaku tersebut:

  1. Tetap Tenang

Ingatlah bahwa semakin Moms merasa sangat cemas, marah, dan frustasi saat menghadapi Si Kecil tantrum, maka akan semakin besar energi yang tertuang untuk itu. Lakukan berbagai cara untuk tetap tenang. Misalnya Moms dapat berbicara dengan suara yang tegas namun menenangkan ketika tantrumnya mereda. Selain itu, sentuhan lembut juga bisa membantu menenangkan amarahnya. Bersabarlah Moms, ingatlah pada usia ini, Si kecil membutuhkan bantuan orang tuanya untuk menenangkan diri karena keterampilan tersebut belum ia miliki.

  1. Abaikan Tantrum

Jika memungkinkan, anggaplah tidak ada yang terjadi atau abaikan tantrum. Jika anak berada di tempat yang aman dan Moms merasa kesulitan mengabaikan, tinggalkan ruangan. Namun, perilaku tertentu tidak boleh diabaikan, seperti menendang atau memukul orang lain, melempar benda, atau berteriak dalam waktu lama. Dalam situasi ini, pisahkan anak dari lingkungan, juga amankan dari benda-benda yang berpotensi bahaya. Tegaskan secara verbal bahwa perilaku seperti itu tidak dapat diterima. 

  1. Alihkan Perhatian Si Kecil

Moms dapat mencoba mengalihkan perhatian Si Kecil ketika tantrum. Misalnya, dengan menyanyikan lagu konyol untuk membuatnya tertawa, atau, memilihkan mainan baru untuk dapat mengalihkan perhatian anak, serta meningkatkan rasa ingin tahunya. Keingintahuan dapat memicu pelepasan dopamin di otak. Hormon ini dapat mengurangi stres pada anak dan meningkatkan minat pada obyek yang ditawarkan. 

  1. Validasi Perasaan Si Kecil

Memberitahu anak bahwa Moms mengerti perasaannya saat ini, terkadang dapat membuat Si Kecil menjadi lebih tenang, terutama jika ia sedang mencari perhatian.

  1. Ajarkan Kosakata dan Keterampilan Bahasa

Moms dapat mengajarkan berbagai kosakata pada bayi untuk membantunya mengekspresikan perasaaannya. Ajari ia belajar berkata-kata untuk menginginkan sesuatu alih-alih melempar barang atau menjerit.

    Tantrum dapat hilang seiring berjalannya waktu. Namun, jika amukan anak semakin parah atau Moms kewalahan mengatasi, maka sebaiknya Moms berkonsultasi dengan dokter. Moms harus berkonsultasi jika; 

  • Amukan Si Kecil lebih buruk setelah usia 4 tahun
  • Amukan mereka cukup keras sehingga melukai diri sendiri maupun orang lain
  • Si Kecil secara rutin menghancurkan perabotan rumah 
  • Si Kecil menahan napas dan pingsan
  • Si Kecil mengeluh sakit perut atau sakit kepala, atau menjadi cemas berlebihan

Baca juga: Bukan Cuma Lapar, Ini 7 Penyebab Bayi Rewel yang Wajib Moms Pelajari

Agar tantrum tidak terjadi lebih buruk dan lebih sering, Moms dapat menerapkan beberapa hal sebagai pencegahannya. 

  • Tetapkan Rutinitas 

Buatlah rutinitas atau jadwal yang konsisten mulai dari, kapan bangun tidur, mandi, waktu sarapan, bermain, tidur siang, dan seterusnya. Rutinitas anak hendaknya mengikuti pola yang sama dan sesering mungkin. Langkah ini dinilai dapat memberi anak rasa aman.

  • Jadilah Panutan

Anak-anak akan memandang dan mengamati perilaku orang tua sebagai teladan. Jika anak melihat cara Moms menangani amarah dan frustasi dengan tenang, mereka akan lebih cenderung meniru perilaku tersebut.

  • Beri Anak Pilihan

Jika perlu, Moms dapat memberikan pilihan pada anak dan biarkan mereka memutuskannya. Langkah ini dapat membuat anak merasa memiliki kendali atas dirinya sendiri.

  • Pastikan Kebutuhan Dasar Tercukupi

Pastikan Si Kecil telah makan dengan benar dan tidur cukup. Kebutuhan dasar yang tercukupi dapat mencegah tantrum yang disebabkan oleh kelelahan dan kelaparan. 

  • Jangan Meributkan Hal Sepele

Moms sebaiknya menghindari pertengkaran karena hal-hal sepele dan batasi berapa kali mengucapkan kata “tidak”. Perhatikan pula nada suara Moms saat berbicara. Jika Moms ingin anak melakukan sesuatu, buatlah suara yang terdengar seperti undangan bukan perintah. 

  • Berikan Anak Aktivitas

Memberikan anak aktivitas dapat melepaskan energi Si Kecil dan mencegah tantrum.

Seiring waktu, Moms akan memahami cara mana yang paling berhasil untuk Si Kecil. Selamat mencoba!

Untuk membantu Si Kecil tidur lebih pulas, Moms dapat membaringkannya di atas bantal yang dirancang khusus bayi. Salah satunya Mooimom Sloped Pillow. Bantal antigumoh ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, penyedia kebutuhan terbaik bagi ibu dan anak.


bantal bayi


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM