Fakta Tentang Kuret, Efek Samping dan Risiko yang Perlu Moms Ketahui

calendar icon

05 Mar 2022

author icon

Anggraini Nurul F

category icon

Pra-kehamilan

Fakta Tentang Kuret, Efek Samping dan Risiko yang Perlu Moms Ketahui

Setelah keguguran, Moms pasti akan melakukan salah satu metode medis untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan dalam rahim. Metode tersebut dinamakan kuretase atau kuret.  Selain itu, dokter juga melakukan tindakan kuret untuk mencari penyebab perdarahan pada vagina dan mendiagnosis kondisi tertentu, seperti kanker rahim.

Meski demikian, tidak semua wanita boleh menjalani prosedur kuret lho Moms. Ada beberapa kondisi yang membuat seorang wanita tidak dianjurkan untuk menjalani prosedur ini jika memiliki beberapa penyebab salah satunya alergi terhadap obat bius dan infeksi rahim.

Yuk simak beberapa fakta mengenai kuret yang sudah kami rangkum dari beberapa sumber!

Berbagai Efek Samping dan Risiko Kuret

kuret

Jika dilakukan oleh dokter yang kompeten, kuret merupakan prosedur yang tergolong aman dan jarang menyebabkan komplikasi. Meski demikian, bukan berarti kuret tidak memiliki efek samping atau risiko sama sekali kok Moms!

Selama beberapa hari setelah kuret dilakukan, akan muncul beberapa keluhan, seperti:

  • Kram atau nyeri panggul ringan yang mirip dengan kram menstruasi
  • Keluar bercak darah dari vagina
  • Mual dan pusing karena efek samping obat bius

Selain efek samping dan risiko kuret tersebut, dapat juga terjadi berbagai komplikasi, simak baik-baik Moms:

1. Perforasi rahim

Perforasi rahim dapat terjadi jika alat bedah menusuk dan menyebabkan lubang di rahim. Hal ini lebih sering terjadi pada wanita yang baru pertama kali hamil atau sudah menopause. Jika luka pada rahim mengenai organ atau pembuluh darah, mungkin diperlukan langkah operasi untuk mengatasinya.


Baca Juga:
Proses Keguguran tanpa Kuret dan Perawatannya


bannerbanner

2. Tumbuh jaringan parut pada dinding rahim

Terbentuknya jaringan parut di dalam rahim karena prosedur kuret disebut juga sindrom Asherman. Kondisi yang cukup jarang terjadi ini lebih berisiko dialami wanita jika kuret dilakukan setelah keguguran atau persalinan.

Tumbuhnya jaringan parut pada rahim dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak normal, berhenti, atau disertai rasa sakit. Selain itu, kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko keguguran di kehamilan selanjutnya. Umumnya, kondisi ini dapat ditangani dengan operasi.

 

3. Kerusakan leher rahim

Jika leher rahim atau serviks robek saat prosedur kuret dilakukan, dokter umumnya akan memberikan tekanan atau obat untuk menghentikan perdarahan. Selanjutnya, robekan akan ditutup dengan jahitan.

4. Infeksi rahim karena kuret

Salah satu efek samping kuret yang dapat terjadi adalah infeksi rahim. Kondisi ini menimbulkan gejala demam, nyeri perut, keluar nanah atau darah dari vagina, serta keputihan dengan bau tidak sedap.

Untuk menanganinya, dokter biasanya akan memberikan antibiotik. Namun, pada kasus infeksi rahim yang parah, operasi perlu dilakukan.


Baca Juga:
Kondisi Rahim Setelah Keguguran Tanpa Kuret dan Cara Menjaganya


5. Perdarahan parah akibat kuret

Perdarahan parah akibat tindakan kuret sebenarnya tergolong jarang terjadi. Namun, kondisi ini dapat terjadi apabila tindakan kuret menyebabkan luka yang parah di dinding rahim atau jika memiliki gangguan pembekuan darah.

Apabila Anda baru saja menjalani kuret, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter jika mengalami beberapa gejala berikut:

  • Demam
  • Kram perut yang berlangsung selama 2 hari
  • Nyeri perut yang semakin parah
  • Perdarahan atau penggumpalan darah yang hebat atau berkepanjangan
  • Keputihan yang berbau busuk dari vagina

Kunjungi website MOOIMOM, sebagai toko online perlengkapan ibu hamil dan menyusui terlengkap.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM