19 May 2020
Dinda Ayu Saraswati
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Sering buang air kecil merupakan gejala umum yang sering dialami ibu hamil. Selain meningkatnya hormon, kadar cairan tubuh Moms mulai meningkat selama kehamilan.
Ini berarti ginjal Moms harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkan cairan ekstra. Jumlah urin yang dilepaskan juga akan meningkat.
Frekuensi buang air kecil saat hamil di tiap trimesternya berbeda-beda. Tentunya akan semakin sering di trimester akhir, karena berat badan bayi semakin bertambah dan turun ke panggul Moms, sehingga menekan kandung kemih. Terutama beberapa minggu sebelum kelahiran.
Penelitian yang diterbitkan International Urogynecology Journal menjelaskan bahwa sebanyak 4 dari 10 perempuan tidak dapat mengontrol buang air kecil saat hamil.
Selama hamil, janin terus berkembang dan terus menekan ke bawah hingga ke handung kemih, uretra, dan otot pelvis. Kondisi ini yang memicu masalah kontrol terhadap buang air kecil.
Berikut hal yang perlu Moms ketahui mengenai frekuensi buang air kecil saat hamil di tiap trimesternya, dilansir dari berbagai sumber.
Frekuensi buang air kecil saat hamil trimester pertama tidak terlalu sering. Moms masih bisa minum banyak dan buang air kecil beberapa kali saja. Tidak sampai satu jam sekali.
Di tahap ini, buang air kecil di malam hari pun hanya satu atau dua kali, selayaknya kondisi sebelum hamil. Namun, frekuensi buang air kecil saat hamil meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.
’’Terutama dalam beberapa minggu pertama setelah pembuahan,’’ kata Sherry A. Ross, MD, seorang ahli kesehatan wanita dan penulis She-ology: Panduan Definitif untuk Kesehatan Intim Wanita. ”Saya berani mengatakan bahwa 99,9 persen wanita hamil baru sering buang air kecil di awal,” lanjutnya.
Frekuensi buang air kecil saat hamil trimester kedua mulai meningkat. Memasuki trimester 2, ukuran janin semakin besar. Saat rahim mengembang untuk mengakomodasi bayi yang sedang tumbuh, rahim menekan otot kandung kemih, uretra, dan dasar panggul Moms.
”Rahim yang hamil menekan kandung kemih, sehingga kandung kemih tidak dapat mengembang ke tingkat kepenuhan yang sama,” jelas Lauren Cadish, MD, seorang ahli uroginekologi di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California.
Dorongan akan cenderung tenang selama trimester kedua, di mana titik rahim mendorong keluar melewati panggul menghilangkan tekanan pada kandung kemih.
”Tapi itu kembali lagi sekitar 30 minggu, ketika kepala bayi mulai menekan kandung kemih,” ucap G. Thomas Ruiz, MD, seorang ob-gin di Orange Coast Memorial Medical Center di Fountain Valley, California.
Frekuensi buang air kecil saat hamil trimester terakhir jadi lebih sering. Air seni yang bocor saat bersin, berolahraga, batuk, atau bahkan tertawa selama kehamilan adalah gejala umum yang terjadi di usia kehamilan delapan bulan. Moms bisa saja terjaga di malam hari karena kebelet pipis.
Agar Moms bisa beristirahat dengan baik, maka kurangi asupan cairan sebelum tidur. Tetapi pastikan minum cukup di siang hari untuk mempertahankan hidrasi secara keseluruhan. ”Sangat penting untuk tetap terhidrasi selama kehamilan demi kesehatan bayi dan ibu,” kata Ruiz.
Keinginan untuk sering buang air kecil tidak akan berkurang setidaknya untuk beberapa hari pertama setelah melahirkan. Bahkan setelah melahirkan, tubuh terus menghilangkan kelebihan cairan yang didapat selama kehamilan.
Namun Moms tidak perlu khawatir, karena setelah buang air kecil seperti biasa, semua sistem kembali ke normal dengan sendirinya.
Frekuensi buang air kecil saat hamil memang sering jadi perbincangan. Namun, hal ini bukanlah masalah kesehatan yang serius, Moms. Ingatlah bahwa ketidaknyamanan saluran kencing ini hanyalah masalah kecil yang pasti akan pudar ketika bayi lahir.
Tetaplah terhidrasi selama hamil, karena jika sudah dehidrasi, malah berbahaya untuk kesehatan.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM