Bagaimana Tanda Keracunan saat Hamil? Moms Perlu Waspada!

calendar icon

24 Sep 2021

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

Trimester Pertama

Bagaimana Tanda Keracunan saat Hamil? Moms Perlu Waspada!

Keracunan saat hamil atau yang biasa disebut preeklampsia adalah salah satu kondisi dalam kehamilan yang tidak bisa dianggap sepele. Hal ini bahkan berisiko dialami oleh setiap ibu hamil lho, Moms.

Jika tidak segera dideteksi sejak awal, keracunan saat hamil bisa membahayakan nyawa janin dan juga Moms. Preeklampsia biasanya mulai menyerang ibu hamil sejak usia kehamilan 20 minggu ke atas.

Gejala preeklampsia pada tiap perempuan berbeda-beda. Namun tanda umum yang paling mudah terlihat adalah adanya proteinuria (protein tinggi pada urine) dan hipertensi (tekanan darah tinggi).

Baca Juga: Menangani Keracunan Makanan pada Ibu Hamil

Tanda-tanda Keracunan saat Hamil

Tanda-tanda keracunan saat hamil bisa bervariasi pada setiap ibu hamil. Bahkan terkadang preeklampsia berkembang tanpa gejala apa pun. Selain hipertensi dan proteinuria, ibu hamil yang mengalami keracunan kehamilan dapat merasakan berbagai gejala berikut:

  • Sakit kepala hebat
  • Gangguan penglihatan, mata kabur, atau sensitivitas cahaya
  • Nyeri perut bagian atas atau tepat di bawah tulang rusuk
  • Mual atau muntah
  • Jumlah urine berkurang saat kencing
  • Penurunan kadar trombosit dalam darah
  • Sesak napas
  • Pembengkakan pada wajah, tangan, dan kaki

Baca Juga: Waspada! Berikut  9 Gejala Bayi Keracunan ASI

Penyebab Keracunan saat Hamil

Penyebab keracunan kehamilan belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga bahwa kondisi ini terjadi akibat adanya masalah pada perkembangan plasenta karena gangguan pada pembuluh darah. Saat hamil, pembuluh darah lebih sempit dari ukuran normal dan bereaksi secara berbeda terhadap sinyal hormon. Hal ini menyebabkan aliran darah antara ibu dan bayi menjadi terganggu.

Berikut adalah daftar keracunan saat hamil:

1. Plasenta tidak berkembang dengan baik

Selama tahap awal kehamilan, pembuluh darah khusus yang bertugas menghantarkan nutrisi ke dalam rahim akan bertumbuh melebar menjadi plasenta. Ketika pembuluh darah ini tidak sepenuhnya berkembang, maka plasenta pun tidak bisa berkembang dengan baik.

Hal ini karena tidak cukupnya asupan nutrisi yang didapat oleh plasenta. Kondisi ini juga bisa menyebabkan terjadinya preeklampsia.

Meski belum diketahui secara pasti apa penyebab pembuluh darah dan plasenta tidak berkembang dengan baik, namun kemungkinan salah satunya adalah karena faktor genetik.

2. Adanya riwayat keluarga

Seperti disebutkan sebelumnya, genetik memegang peranan penting dalam risiko seorang ibu hamil mengalami preeklampsia

Apabila Moms punya anggota keluarga yang dulunya pernah mengalami preeklampsia, misalnya ibu atau saudara perempuan Moms, maka risiko Moms untuk juga mengalaminya akan menjadi semakin besar.

Pun demikian jika pada kehamilan pertama Moms pernah mengalami preeklampsia, berikutnya di kehamilan anak kedua Moms juga berisiko kembali mengalami kondisi tersebut.

3. Usia kehamilan di atas 35 tahun

Usia Moms saat hamil juga turut berperan pada faktor risiko preeklampsia. Dilansir Mayo Clinic, apabila seorang perempuan hamil dengan usia di atas 35 tahun maka lebih besar pula risikonya mengalami preeklampsia.

Namun masih belum diketahui dengan pasti apa sebenarnya yang menyebabkan faktor usia ibu juga berperan dalam menyebabkan preeklampsia. Diduga kuat hal ini karena faktor kualitas dan kuantitas sel telur yang kian menurun seiring pertambahan usia perempuan.

4. Faktor gaya hidup yang tidak sehat

Tekanan darah menjadi salah satu hal yang berkaitan dengan preeklampsia. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi pun dikhawatirkan bisa menjadi penyebab preeklampsia.

Termasuk di antaranya adalah gaya hidup pasif atau jarang olahraga dan hobi mengonsumsi makanan cepat saji. Beberapa pola makan yang diketahui bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi yakni makan garam berlebihan, kurang minum air putih, makan gorengan dan terlalu sering minum minuman beralkohol.

5. Kegemukan

Perhatikan juga berat badan Moms sebelum dan saat hamil, ya. Kondisi ini juga turut berperan pada risiko preeklampsia.

Obesitas yang terjadi saat indeks massa tubuh berada di atas 25 atau lebih, juga turut meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.

Meski belum jelas apa kaitan antara kegemukan dan preeklampsia, namun kegemukan diduga dapat meningkatkan tekanan darah yang menjadi penyebab preeklampsia.

Mencegah Keracunan Makanan Saat Hamil

Untuk mencegah keracunan makanan saat hamil, pastikan Bumil selalu memperhatikan kualitas makanan dan menghindari jenis makanan atau minuman yang berisiko terkontaminasi bakteri penyebab keracunan.

Beberapa hal yang dapat Bumil lakukan untuk mencegah keracunan makanan adalah:

  • Memperhatikan tanggal kadaluarsa sebelum membeli makanan atau minuman
  • Menghindari konsumsi minuman atau makanan mentah
  • Mencuci peralatan makan sesudah menggunakannya
  • Menghindari makanan atau minuman yang belum dipasteurisasi, terutama susu
  • Mencuci sayur dan buah sebelum dikonsumsi
  • Memasak daging dan makanan laut sampai benar-benar matang
  • Mengonsumsi makanan segera setelah disajikan
  • Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau minum

Keracunan makanan saat hamil tidak bisa disepelekan sehingga perlu ditangani dengan tepat. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi pada dokter yang Moms percaya serta rutin mengonsumsi suplemen kehamilan PRENAVITA Milk Vanilla. Mengandung asam folat yang baik untuk ibu dan janin sehingga senantiasa sehat hingga waktunya melahirkan.

Dapatkan di www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya Moms!


 


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM