17 Mar 2021
Kenhari
0-6 bulan
0-6 bulan
Risiko keracunan makanan lebih tinggi pada bayi karena sistem pencernaan dan kekebalan tubuh mereka belum berfungsi maksimal. Keracunan makanan bisa saja terjadi bila makanan atau minuman yang Moms konsumsi terkena racun atau zat berbahaya. Bila anak Moms mengalami keracunan makanan, biasanya disebabkan oleh jajan sembarangan atau mengonsumsi makanan yang dimasak dengan cara yang tidak benar.
Umumnya, keracunan terjadi karena di dalam makanan tersebut terdapat bakteri E. Coli, Salmonella, atau Listeria. Gejala keracunan makanan sendiri meliputi diare, dehidrasi, demam, muntah, hingga keberadaan darah pada feses bayi. Namun, tetap tenang ketika mendapati gejala-gejala tersebut pada anak ya, Moms. Kepanikan hanya akan memperburuk situasi.
1. Ada darah pada feses.
2. Dehidrasi seperti mulut kering, produksi urin berkurang, pusing, dan mata cekung.
3. Demam dan banyak berkeringat.
4. Diare.
5. Kram perut.
6. Merasa mual disertai dengan muntah-muntah.
7. Sakit perut.
8. Gejala tersebut biasanya akan berlangsung 30 menit sejak makanan tersebut dikonsumsi dan bervariasi, bergantung pada racun atau zat penyebabnya. Ketika anak mengalami keracunan makanan, maka harus segera ditangani agar kondisinya tidak semakin parah.
Seperti yang telah disebutkan, gejala keracunan makanan meliputi diare dan muntah-muntah. Nah, kedua hal ini bisa memicu dehidrasi dan memperburuk kondisi anak lho, Moms. Oleh karena itu, berikan banyak air putih ketika anak keracunan makanan ya, Moms. Agar anak nyaman, berikan air putih dalam jumlah yang sedikit namun sering.
Diare dan muntah-muntah akan membuat perut anak kosong. Padahal, anak membutuhkan makanan untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Untuk itu, dorong anak supaya tetap makan meski hanya porsi kecil ya, Moms. Namun, jangan memberikan sembarang makanan.
Moms perlu menghindari makanan yang akan memperberat kerja lambung, seperti makanan berlemak ataupun makanan asam.
Warna muntah dan feses dapat menjadi indikator tingkat keparahan keracunan yang dialami anak. Untuk itu, perhatikan warna dan juga frekuensi anak muntah dan buang air besar ya, Moms. Segera bawa anak ke dokter jika Moms melihat warna hijau di muntahan. Begitu pula jika Moms melihat adanya darah, nanah, atau lendir pada feses si Kecil.
Saat bayi mengalami diare, adalah insting orangtua untuk memberinya obat diare. Namun sebaiknya, Moms menghindari obat diare yang dijual bebas saat anak keracunan makanan. Pasalnya, obat tersebut berisiko membuat keracunan semakin parah dan lebih lama sembuh.
Pantaulah kondisi anak ketika ia keracunan makanan. Jika setelah 12 jam kondisi anak tidak juga membaik, sebaiknya Moms segera membawa anak ke dokter. Dokter akan mencari tahu penyebab anak keracunan makanan melalui sampel darah, feses, ataupun urin. Setelah itu, umumnya dokter akan meresepkan antibiotik untuk melawan bakteri yang menyebabkan keracunan.
Itulah pertolongan pertama yang perlu Moms berikan ketika bayi keracunan makanan. Nah, agar anak terhindar dari keracunan, sebaiknya Moms memperhatikan kebersihan dan cara pengolahan makanan dengan teliti. Moms juga perlu membiasakan anak cuci tangan sebelum makan ya.
Salah satu cara mengatasi keracunan pada anak adalah melakukan pertolongan pertama. Yakni dengan memberikan cairan agar tidak banyak kehilangan cairan akibat reaksi tubuh yang terjadi, seperti muntah atau diare, terutama dalam 24 jam pertama.
Yuk, ikuti beberapa langkah berikut Moms!
Yang perlu diperhatikan dalam mengatasi keracunan makanan adalah jangan memberikan obat diare tanpa resep dokter, karena bisa memperparah gejala keracunan. Bila diare dan muntah yang dialami oleh anak berhenti, Moms bisa memberikan makanan rendah lemak dan hambar selama beberapa hari untuk menghindari perut mengalami reaksi.
Jaga kebersihan makanan anak dengan rutin mensterilisasikan alat makan ia dengan 59S Sterilizer Mommy Bag. Tas sterilisasi ini multifungsi dan stylish banget lho!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM