Bagaimana Cara Menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) Bayi? Simak Penjelasannya!

Kelahiran si kecil pasti menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap Moms. Setelah mengetahui bahwa Moms tengah mengandung, hal pertama yang akan Moms tanyakan umumnya kapan si kecil akan lahir.  Dengan mengetahui perkiraan waktu kelahiran, Moms dapat berbagai macam persiapan terlebih dahulu sebelum akhirnya si kecil lahir. 

Sebetulnya menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) dapat dilakukan oleh Moms sendiri secara manual. Bagaimana caranya menghitung HPL sendiri? Simak ulasan berikut!

Menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) Sendiri

Mengutip Standford Childrens, hari perkiraan lahir umumnya akan mencangkup 3 hal. Pertama yakni menentukan hari pertama haid terakhir moms, lalu kemudian menghitung mundur 3 bulan kalender sejak tanggal tersebut dan yang terakhir adalah menambahkan satu tahunnya.

Baca Juga : Janin Bergerak Aktif Selama Kehamilan, Apakah Normal?

Namun ada beberapa bulan yang tidak bisa dikurang 3, yakni bulan Januari, Februari, dan Maret. Nah untuk kondisi ini Moms bisa menambahkan 9, tetapi tahunnya tidak perlu ditambahkan 1.

RUMUS:

Perkiraan Tanggal Lahir =  Tanggal Pertama Haid Terakhir +7
Perkiraan Bulan Lahir = Bulan Haid Terakhir -3 atau Bulan Januari, Februari, Maret +9
Perkiraan Tahun Lahir = Tahun Haid Terakhir +1 

Misalnya, hari pertama terakhir haid Moms adalah 20-10-2020, maka perhitungan HPL nya adalah (20-7)-(10-3)-(2020+1) atau HPL nya adalah 13-7-2021. Sekali lagi tanggal tersebut hanyalah perkiraan, sehingga kelahirannya sendiri bisa lebih cepat atau lebih lambat bahkan bisa saja melenceng hingga 2 minggu. Mom perlu tahu bahwa hanya 5 dari 100 Moms yang melahirkan sesuai HPL. 

Menghitung HPL oleh dokter

Jika Moms lupa sehingga tidak mengetahui hari pertama menstruasi terakhirnya, maka Moms dapat mencari tahu hari perkiraan lahir (HPL) dengan melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Berikut beberapa cara yang akan dilakukan oleh dokter kandungan:

1. Melakukan USG

USG atau ultrasonografi biasanya dapat dilakukan pada trimester pertama kehamilan atau sebelum usia minggu ke-13 kehamilan. USG tidak hanya untuk melihat perkembangan janin, tetapi juga dapat membantu memperkirakan tanggal persalinan. 

Baca Juga : Nafas Pendek Saat Hamil, Apakah Berbahaya?

Dokter biasanya akan mengukur panjang janin, untuk memperkirakan usia janin sehingga dapat memberi perkiraan tanggal kelahiran pada USG transvaginal. Selain itu, terdapat metode lain yang mungkin digunakan, yakni USG biparietal diameter, dimana USG ini akan mengukur diameter tengkorak janin untuk membantu menentukan tanggal kelahiran.

2. Mengukur ketinggian fundus uteri

Selain USG, dokter juga dapat menghitung HPL dengan mengukur ketinggian fundus uteri. Fundus uteri merupakan bagian tertinggi dari perut. Bagian ini tumbuh seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Setelah 20 minggu, tinggi fundus (dalam cm) jumlahnya akan sama dengan jumlah dari minggu kehamilan Moms. Misalnya, usia kehamilan Moms adalah  21 minggu, maka tinggi fundus seharusnya juga sama yakni 21 cm. Namun, bisa saja tinggi fundus tidak sesuai dengan usia kehamilan. Bisa saja lebih kecil atau lebih besar karena tinggi fundus dipengaruhi oleh jumlah air ketuban, kehamilan kembar, dll.

Meski HPL yang didapat tak selalu akurat, namun melakukan pemeriksaan ke dokter penting untuk dilakukan ya Moms. Terlebih ketika usia kehamilan Moms semakin mendekati waktu melahirkan. Hal Ini tentu dapat membantu Moms menjadi lebih tenang dalam menghadapi persalinan nanti.

Untuk menjalani masa kehamilan yang aman dan nyaman  memerlukan beberapa produk yang dapat membantu Moms seperti MOOIMOM Maternity Belt. Mooimom Maternity belt dirancang untuk membantu mengurangi rasa sakit pinggang dan punggung saat hamil, serta membantu menjaga posisi janin. Moms dapat menemukan produk ini dengan mudah hanya di website MOOIMOM.