03 Sep 2021
Salsa
Gaya Hidup
Gaya Hidup
COVID-19 adalah ancaman global yang menyebar dengan cepat dan telah dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO. COVID-19 ditularkan melalui tetesan atau kontak langsung dan menginfeksi saluran pernapasan yang mengakibatkan pneumonia pada sebagian besar kasus dan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) pada sekitar 15% kasus.
Kematian pada pasien COVID-19 telah dikaitkan dengan adanya kondisi yang disebut "badai sitokin" yaitu kondisi yang disebabkan oleh virus. Produksi sitokin proinflamasi yang berlebihan menyebabkan perburukan ARDS dan kerusakan jaringan luas yang mengakibatkan kegagalan multi-organ dan kematian. Memulihkan kadar sitokin selama perawatan pasien COVID-19 dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan mengurangi kematian.
Dilansir dari newscientist.com, sitokin adalah protein kecil yang dilepaskan oleh banyak sel berbeda dalam tubuh, termasuk sistem kekebalan dimana mereka mengoordinasikan respons tubuh terhadap infeksi dan memicu peradangan. Nama 'sitokin' berasal dari kata Yunani untuk sel (cyto) dan gerakan (kinos).
Terkadang respons tubuh terhadap infeksi bisa menjadi berlebihan. Misalnya, ketika SARS -CoV-2, virus dibalik pandemi COVID-19 memasuki paru-paru, ia memicu respons kekebalan, menarik sel-sel kekebalan ke wilayah tersebut untuk menyerang virus, yang mengakibatkan peradangan lokal. Tetapi pada beberapa pasien, kadar sitokin yang berlebihan atau tidak terkendali dilepaskan yang kemudian mengaktifkan lebih banyak sel imun, yang mengakibatkan hiperinflamasi. Ini bisa sangat membahayakan atau bahkan membunuh pasien.
Badai sitokin merupakan komplikasi umum yang tidak hanya dari COVID-19 dan flu tetapi juga penyakit pernapasan lain yang disebabkan oleh virus corona seperti SARS dan MERS. Badai sitokin juga terkait dengan penyakit tidak menular seperti multiple sclerosis dan pankreatitis.
Terkait dengan badai sitokin, mengapa beberapa orang memiliki reaksi parah terhadap virus corona sementara yang lain hanya mengalami gejala ringan? Hal tersebut juga bisa menjadi alasan mengapa orang yang lebih muda kurang terpengaruh karena sistem kekebalan mereka kurang berkembang sehingga menghasilkan tingkat sitokin pemicu peradangan yang lebih rendah.
Didasarkan pada creakeyjoints.org, secara umum, orang akan merasa baik-baik saja walaupun sedang berjuang melawan badai sitokin yang sebenarnya dapat mengancam jiwa dalam sekejap. Dokter akan tahu apakah seseorang berada di tengah badai sitokin berkat kombinasi gejala dan tes laboratorium. Gejala cenderung meliputi demam, sakit yang meluas pada tubuh hingga susah bernafas.
Selain penanganan intensif oleh dokter, pengobatan badai sitokin berfokus pada imunosupresi. Obat yang diberikan pada infeksi COVID-19 terdiri dari terapi antivirus, kortikosteroid, antibiotik, profilaksis tromboemboli vena dan terapi dengan imunomodulator (klorokuin/hidroksiklorokuin, azitromisin, tocilizumab, imunoglobulin intravena (IVIG), terapi pemulihan plasma, dan terapi sel punca). Selain pengobatan medis tersebut, pengobatan suportif dengan terapi oksigen, ventilasi non invasif dan dukungan ventilasi harus dilakukan secara bersamaan sesuai dengan tingkat keparahan penyakit.
Banyaknya virus dan resiko yang berkembang dari COVID-19, Moms perlu menjaga kesehatan dan kebersihan perlengkapan rumah. Hal ini harus diperhatikan oleh semua Moms, baik yang sedang hamil ataupun tidak.Bakteri, kuman dan virus berada dimana saja, termasuk pada peralatan menyusui Moms, botol susu, perlengkapan makan si Kecil hingga peralatan rumah lainnya. Yuk, basmi segala bakteri, kuman dan virus dari rumah sedini mungkin dengan Koleksi Sterilizer Portable 59S. Hanya butuh waktu 3 menit, perlengkapan untuk yang tercinta bebas dari bakteri, kuman dan virus, Moms pun bebas dari rasa khawatir!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM