27 May 2021
Ika
0-6 bulan
0-6 bulan
Dalam enam bulan pertama kehidupan, bayi perlu bangun pada malam hari. Ia butuh menyusu, cara terbaik memaksimalkan tumbuh kembangnya. Bagi kebanyakan bayi baru lahir, tidur sepanjang malam—tanpa terbangun—nyaris mustahil. Tetapi, percayalah, pelan-pelan mereka akan siap untuk tak lagi terbangun pada malam hari.
Masalah yang kerap dialami Moms pada malam hari adalah, Si Kecil sulit tidur sekalinya terbangun. Mau tak mau Moms juga ikut melek, yang menyebabkan kurang tidur. Tiga cara ini mungkin dapat membantu Moms menenangkan Si Kecil sehingga ia kembali pulas pada malam hari:
Menekankan perbedaan antara siang dan malam
Bayi yang baru lahir belum dapat memahami perbedaan antara siang dan malam. Sangat umum bagi bayi yang baru lahir untuk terjaga pada malam hari. Sebaliknya, mereka malahan lebih banyak mengantuk pada siang hari.
Berikut beberapa hal yang dapat Moms lakukan untuk membantu bayi terbiasa dengan gagasan bahwa malam berbeda dengan siang, dan malam itu adalah waktu yang tepat untuk tidur:
Taruh Si Kecil di atas tempat tidur dalam keadaan mengantuk tetapi terjaga
Cobalah menidurkan bayi dalam keadaan mengantuk tetapi tetap terjaga. Cara ini memberi kesempatan bagi Si Kecil untuk mengasosiasikan tertidur adalah ketika berada di atas tempat tidur. Asosiasi tidur semacam ini memungkinkan bayi cenderung menenangkan diri secara mandiri saat terbangun pada malam hari.
Mulailah rutinitas tidur
Pelajaran tentang rutinitas tidur bisa dimulai ketika bayi telah kelihatan lebih tenang dan relaks. Perlu diingat, tak semua rutinitas tidur cocok untuk Moms dan bayi. Jadi, pilihlah yang paling nyaman untuk Moms dahulu. Kalau sudah merasa nyaman, Moms akan lebih tenang mengajari Si Kecil tentang rutinitas tidur.
Beberapa rutinitas tidur yang dapat Moms coba—sekali lagi, tak semua cocok untuk setiap ibu.
Siang hari
menawarkan bayi menyusu
mengganti popok bayi
luangkan waktu untuk berbicara, berpelukan dan bermain
taruh bayi kembali untuk tidur saat bayi menunjukkan tanda-tanda lelah.
Malam hari
Menjauhkan mainan; tak berupaya mengajaknya bermain
Menyetel musik sebelum bayi betul-betul menutup matanya, tidur.
Ingat kembali, ya, Moms. Rutinitas tidur bukanlah keharusan. Moms dapat memilih yang paling nyaman untuk Moms dan Si Kecil.
Musik, misalnya, dapat menjadi bagian penting dari ritual tidur, untuk beberapa bayi. Sebagai bagian penting dari pelatihan tidur, musik memberikan isyarat yang gamblang sekaligus menenangkan. Seolah-olah berkata; “Hei, Nak. Waktu tidur sudah tiba.”
Konon, musik pengantar tidur merupakan medium yang harus digunakan secara khusus dan hati-hati. Alih-alih menyelesaikan perkara tidur, jenis musik yang salah justru menyebabkan lebih banyak masalah. Kuncinya adalah mengakhiri musik sebelum Si Kecil tertidur. Jika musik dibiarkan terus mengalun, bukan tak mungkin malah akan membuatnya bosan dan jadi rewel.
Lynelle Schneeberg, seorang psikolog klinis berlisensi di Yale School of Medicine sekaligus direktur Program Tidur Perilaku di Pusat Kesehatan Anak Connecticut, menyatakan “membiarkan bayi terlena dengan jenis musik yang salah, atau yang dipilih secara acak, dapat merugikan orang tua.”
Ia secara pribadi tak selamanya sepakat musik pasti dapat menenangkan anak pada waktu tidur mereka. Mungkin ketika di rumah, dapat menenangkan anak. Tetapi jika terus-menerus menjadi keharusan, anak bakal kesulitan tidur ketika menginap di rumah nenek, misalnya.
“Di mana pun bayi tidur—di tempat tidur neneknya, di tempat penitipan anak, di hotel, dan sebagainya—ia akan selalu membutuhkan musik untuk membuatnya tertidur. Mau tak mau harus selalu tersedia musik,” paparnya seperti dikutip dari fatherly.com. Nah, kan, tak selalu cocok?
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM