4 Penyebab Busui Kesulitan Memberi ASI Eksklusif

calendar icon

02 Dec 2020

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

4 Penyebab Busui Kesulitan Memberi ASI Eksklusif

Pekan ASI Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 1-7 Agustus adalah upaya untuk mendorong para ibu agar makin banyak yang dapat memberikan ASI eksklusif dengan sukses demi meningkatkan kesehatan bayi di seluruh dunia.

Sayangnya, di Indonesia angka pemberian ASI eksklusif masih tergolong rendah. Data dari Kemenkes RI di tahun 2017 mencatat hanya 35%, angka ini dibawah rekomendasi WHO sebesar 50%.

Kira-kira apa aja faktor penyebabnya, ya, Moms? Apakah salah satu faktor berikut juga pernah Moms alami?

1. Kurangnya Dukungan Orang Sekitar

Masih banyak yang belum tahu bahwa kesuksesan menyusui didukung oleh orang terdekat.

Terutama pentingnya dukungan dari suami untuk mendorong sang istri sukses menyusui dengan ASI. Selain suami, support system ini juga seharusnya didapat dari keluarga, sahabat maupun komunitas.

Baca Juga: Manfaat ASI Eksklusif Menurut WHO

2. Tidak Mencari Informasi Lebih Dini

Banyak ibu yang baru mencari tahu seputar ASI dan menyusui ketika bayinya sudah atau baru lahir.

Semestinya, calon ibu dan calon ayah membekali diri dengan pengetahuan ini sejak masa kehamilan. Misalnya, cara menyusui yang benar, posisi yang nyaman, makanan bergizi untuk memperlancar ASI, teknik relaktasi, dan sebagainya.

3. Kesalahpahaman Soal Menyusui

Meski ketika Si Kecil lahir kita menerima banyak nasihat dari lingkungan sekitar, anggapan dan mitos-mitos turun-temurun, tapi kecemasan membuat ibu baru merasa sulit bisa menyusui ASI eksklusif secara langsung.

Apalagi jika timbul omongan-omongan seperti ini: ASI sedikit tidak bikin bayi kenyang karena masih menangis jadi harus dibantu sufor, jangan makan pedas agar ASI tidak terasa pedas, dan banyak lagi.

Mau tak mau hal itu malah menghambat ibu untuk bisa menyusui dengan ASI eksklusif secara benar.

4. Faktor Psikologis

Ibu baru tentu merasakan emosi naik turun seperti gelisah, bingung, senang sekaligus sedih ditambah lagi letih secara fisik setelah melahirkan.

Hal-hal ini bisa memicu stres yang kemudian menghambat produksi ASI.

Relaktasi Agar Bisa Kembali Menyusui

Saat hal itu terjadi, Moms disarankan melakukan relaktasi. Yakni ketika tidak lagi memproduksi ASI selama 2 minggu berturut-turut dalam masa 6 bulan pertama ASI eksklusif, terutama ketika bayi tidak berusia lebih dari 4 bulan.

Caranya antara lain:

  1. Moms harus lebih intens menyusui bayi secara langsung
  2. Lakukan pijat laktasi atau pijat oksitosin setiap hari agar rileks dan memperlancar produksi ASI
  3. Bagi ibu pekerja, harus disiplin memompa ASI dan menyimpan ASIP saat mereka sedang di kantor. Kemudian selalu susui langsung setiap kali ada di rumah bersama bayi mereka
  4. Lakukan teknik menyusui yang benar, misalnya menyusui hingga payudara terasa 'kosong' dan bayi mendapatkan ASI awal hingga ASI akhir
  5. Penuhi kebutuhan nutrisi lewat asupan bergizi
  6. Usahakan selalu mengedukasi support system untuk mendapat dukungan dari mereka, yaitu suami (terutama), orang tua dan keluarga besar, lingkungan sosial atau coblah bergabung dalam komunitas

Itulah faktor penyebab mengapa pemberian ASI eksklusif di Indonesia harus terus ditingkatkan.

Bagaimana, apakah Moms termasuk yang mengalami kesulitan saat memberi ASI untuk Si Kecil, atau justru tak mengalami hambatan sama sekali?


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM