19 Mar 2021
Ika
0-6 bulan
0-6 bulan
Untuk mengikat semua nutrisi makanan yang masuk ke tubuh Si Kecil, perlu adanya asupan lemak tambahan. Peran lemak tambahan yaitu, menambah nilai kalori pada makanan, mendukung perkembangan tubuh dan otak bayi, pelarut vitamin A, D, E, dan K dalam MPASI, meningkatkan nafsu makan bayi, menjadi booster atau penambah berat badan bayi, melancarkan pencernaan, memberi rasa pada MPASI, dan mencegah bayi sembelit. Selama 6 bulan bayi mendapatkan lemak tambahan dari pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif. Seiring pertambahan usia, kebutuhan lemak melalui ASI sudah tidak mencukupi, karena itu perlu makanan pendamping ASI atau MPASI.
Pilihan sumber lemak tambahan MPASI ada banyak, salah satunya mentega atau disebut butter. Mentega sekilas tampak sama dengan margarin. Namun, mentega berasal dari susu yang diolah, sedangkan margarin berasal dari minyak sayur, minyak kelapa, dan minyak sawit. Di pasaran, Moms dapat menjumpai mentega yang sudah ditambah garam atau populer disebut salted butter dan mentega yang tanpa garam atau unsalted butter.
Selain penambahan garam, baik salted butter dan unsalted butter tidak ada bedanya. Keduanya mengandung 100 kalori dan 12 gram lemak. Butter atau mentega berasal dari krim susu, dimana jenis lemaknya adalah lemak susu yang telah dipisahkan dari komponen susu lainnya. Lemak susu adalah lemak jenuh namun mempunyai rantai pendek sehingga sangat mudah untuk dicerna. Kandungan lemak jenuhnya cukup tinggi hampir 70%. Lemak jenuh sering disebut lemak jahat karena dapat memicu tubuh lebih banyak menghasilkan kolesterol jahat. Bagi orang dewasa, konsumsi lemak jenuh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti stroke dan jantung. Namun, bagi anak-anak di bawah usia 2 tahun, pemberian lemak justru bagus untuk perkembangan tubuhnya.
Manfaat UB bagi Bayi
Selain sebagai sumber lemak bagi bayi, UB juga memiliki berbagai manfaat lain, seperti:
Mentega tanpa garam (UB) menjadi rekomendasi banyak ibu. Sebab, bayi di bawah satu tahun dianjurkan mengonsumsi garam tidak lebih dari 1 gram per hari. Kandungan garam pada UB memang hampir 0 gram. Jadi, Moms sebaiknya jangan menambahkan zat yang mengandung natrium tersebut ke dalam makanan bayi. Pada anak yang berusia 1-3 tahun, garam bisa diberikan asal tidak lebih dari 2 gram per hari. Menurut penelitian, konsumsi garam berlebihan dapat membebani kerja ginjal bayi. Selain itu, MPASI dengan kadar garam tinggi berisiko meningkatkan hipertensi, terutama pada bayi prematur dan bayi dengan berat baru lahir terlalu besar. Bayi dengan kondisi khusus ini dilaporkan lebih sensitif terhadap garam.
Meski relatif aman dikonsumsi, unsalted butter juga bisa menimbulkan reaksi alergi, terutama pada bayi yang sensitif terhadap produk susu sapi dan turunannya, terutama kandungan protein kasein. Bila bayi memiliki riwayat alergi, Moms sebaiknya memilih jenis lemak tambahan lainnya yang lebih aman bagi tubuh bayi. Moms juga sebaiknya menghentikan pemberian unsalted butter jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda alergi. Tanda bayi alergi seperti, keluar bintik kemerahan pada beberapa bagian tubuh, badan merasa gatal, atau sering bersin-bersin.
Moms juga perlu memperhatikan cara penyajian mentega tanpa garam yang benar. Hindari pemakaian UB dengan proses pemanasan. Karena dengan proses pemanasan, lemak jenuh pada UB dapat mengalami kerusakan yaitu menjadi sangat jenuh sehingga sulit dicerna bahkan asam lemaknya dapat menjadi lemak trans yang tidak baik untuk kesehatan bayi. Karena kandungan lemak jenuhnya yang tinggi maka tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai bahan untuk menumis MPASI.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM