09 May 2021
Ika
Meskipun tanpa kata-kata berarti, sebenarnya Si Kecil telah berkomunikasi menggunakan bahasanya sendiri. Pada tahun pertama kehidupannya, keterampilan komunikasi Si Kecil berkembang dengan pesat. Ia belajar cara mengekspresikan diri, merespons orang tuanya, dan memahami saat Moms berbicara dengannya.
Mula-mula Si Kecil memulai berkomunikasi menggunakan suara dan gerak tubuh. Selanjutnya, bahasa yang digunakan bayi berproses dari mengoceh, memainkan intonasi suara, meniru suara, dan menyalin suara. Semua ini terjadi sebelum bayi mengucapkan kata-kata pertama yang sebenarnya, yakni sekitar ulang tahun pertamanya.
Setiap bayi memiliki waktu berbeda-beda soal kapan ia siap bicara. Bagi bayi, belajar bicara merupakan tugas yang tidak mudah. Kondisi lingkungan sekitar sangat berperan penting mendukung kemampuan bicaranya. Untuk itu, Moms perlu mengenali sampai sejauh mana tahapan perkembangan bayi berbicara, mewaspadai tanda-tanda yang menghambat bayi berbicara, serta melakukan stimulasi untuk mendukung kemampuan ini.
Sebagai bagian dari perkembangan bahasa di tahun pertama, bayi akan mengeskpresikan diri dengan berbagai cara, seperti berikut ini.
Bentuk komunikasi pada masa ini disebut sebagai bentuk-bentuk pra bicara. Ada empat bentuk pra bicara yakni menangis, berceloteh, isyarat, dan pengungkapan emosi. Saat lahir, bayi hanya dapat menangis. Bayi dapat membuat perbedaan tangis untuk mengungkapkan hal berbeda.
Kira-kira memasuki usia 2-3 bulan, bayi akan memulai membuat suara yang disebut mendekut (cooing) dalam bentuk suara “aah” atau “uuh”. Selain itu, bayi juga bisa tersenyum serta memperhatikan wajah ibunya ketika Moms mengajaknya bicara. Kira-kira mulai usia 3 – 4 bulan, bayi dapat mengoceh dengan menggabungkan konsonan dan vokal seperti “babababa” atau “dadadaa”.
Pada usia 5 bulan, bayi bisa meniru suara Moms dan Dads, seperti suara batuk atau tertawa. Ia juga meniru beberapa gerakan sederhana seperti melambai, menunjuk, atau tepuk tangan. Mendekati usia 6 bulan, bayi dapat merespons jika namanya dipanggil dan mengenali emosi dalam nada bicara. Jika ditinggal sendiri, bayi bisa membuat suara ocehan sendiri.
Pada usia 7 bulan, bayi dapat bermain dengan membuat suara-suara berbeda, seperti “aaaieee”, “boooo”, dan “aaahhh” dengan nada dan volume berbeda. Bayi juga memperhatikan bahwa beberapa mainan mengeluarkan suara serta mulai memperhatikan suara musik. Waspadai jika pada rentang usia ini bayi tidak menoleh jika dipanggil namanya dari belakang, serta bayi tidak melakukan babbling atau ocehan.
Saat bayi memasuki usia ini, ia mulai mengenali namanya dan mengoceh tanpa arti. Mengoceh dapat dikatakan sebagai fase penting karena inilah yang kemudian mengembangkan kemampuan berbicara bayi. Mulai usia 9 bulan, bayi sudah dapat mengatakan kata “mama” atau “papa” meskipun mereka belum tahu apa artinya.
Pada usia sekitar 10 bulan, bayi berkomunikasi dengan menggunakan suara atau isyarat dengan tujuan meminta sesuatu, mengatakan tidak pada sesuatu, memaksakan sesuatu, atau bahkan menyapa seseorang. Pada usia ini bayi mulai menirukan kata yang didengarnya. Meskipun peniruan kata belum betul, namun sudah mengandung unsur peniruan yang cukup banyak.
Usia 12 bulan, bayi bisa mengerti 70 kata. Ia juga bisa meminta sesuatu dengan menunjuk (pointing), atau dengan melihat ibu atau ayahnya dan menunjuk sesuatu yang mereka inginkan. Pada usia ini, bayi dapat mengucapkan kata “mama” atau “papa” dengan arti. Selain itu, pada usia ini, bayi menunjukkan reaksi ketika bereaksi dengan Moms, seperti tersenyum, bersemangat, atau diam saja.
Bayi juga bisa diajak bermain seperti permainan “ci luk ba” dan permainan aksi lainnya. Moms perlu waspada jika pada usia 12 bulan bayi tidak menunjuk sesuatu dengan jari. Selain itu, ekspresi wajah bayi kurang terlihat pada usia 12 bulan.
Bicaralah dengan dokter anak jika Si Kecil belum menguasai sebagian besar perkembangan bicara dan bahasa untuk usianya. Penundaan bicara (speech delay) bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk gangguan pendengaran dan perkembangan. Dokter mungkin akan merujuk Si Kecil ke spesialis pendengaran (audiolog) atau ahli patologi wicara-bahasa. Namun, penting bagi Moms untuk menstimulasi Si Kecil sejak dini untuk mendorong perkembangan bicara dan bahasa anak.
Langkah-langkah yang bisa Moms lakukan seperti sering mengajaknya bicara, membaca buku, bernyanyi, serta meniru aksi seperti tepuk tangan atau bersalaman. Tunjukkan pada Si Kecil bahwa Moms senang mendengar suaranya dan berbicara dengannya.
Ajak Si Kecil bermain di atas alas yang aman dan ringkas. Salah satunya Mugu Playmat. Alas bermain ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, penyedia kebutuhan terbaik bagi ibu dan anak.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM