24 Apr 2021
Ika
Bayi perlu mempelajari segalanya. Termasuk bagaimana tertidur pada waktu yang tepat. Beberapa bayi baru lahir mungkin mudah tertidur. Namun, bagi yang lain, musik pengantar tidur-lah satu-satunya perantara yang mampu menenangkan mereka, hingga akhirnya pulas.
Musik dapat menjadi bagian penting dari ritual tidur, untuk beberapa bayi. Sebagai bagian penting dari pelatihan tidur, musik memberikan isyarat yang gamblang sekaligus menenangkan. Seolah-olah berkata; “Hei, Nak. Waktu tidur sudah tiba.”
Konon, musik pengantar tidur merupakan medium yang harus digunakan secara khusus dan hati-hati. Alih-alih menyelesaikan perkara tidur, jenis musik yang salah justru menyebabkan lebih banyak masalah. Kuncinya adalah mengakhiri musik sebelum Si Kecil tertidur. Jika musik dibiarkan terus mengalun, bukan tak mungkin malah akan membuatnya bosan dan jadi rewel.
Lynelle Schneeberg, seorang psikolog klinis berlisensi di Yale School of Medicine sekaligus direktur Program Tidur Perilaku di Pusat Kesehatan Anak Connecticut, menyatakan “membiarkan bayi terlena dengan jenis musik yang salah, atau yang dipilih secara acak, dapat merugikan orang tua.”
Ia secara pribadi tak selamanya sepakat musik pasti dapat menenangkan anak pada waktu tidur mereka. Mungkin ketika di rumah, dapat menenangkan anak. Tetapi jika terus-menerus menjadi keharusan, anak bakal kesulitan tidur ketika menginap di rumah nenek, misalnya.
“Di mana pun bayi tidur—di tempat tidur neneknya, di tempat penitipan anak, di hotel, dan sebagainya—ia akan selalu membutuhkan musik untuk membuatnya tertidur. Mau tak mau harus selalu tersedia musik,” paparnya seperti dikutip dari fatherly.com.
Kondisi semacam itu dinamai ketergantungan tidur pada bayi atau sleep crutch. Bayi sangat bergantung pada sesuatu, atau seseorang, sehingga ketika tak mendapati rangsangan itu di dekat tempat mereka tidur, bayi akan sulit relaks kembali. Alih-alih menyarankan selalu ada musik pengantar tidur, Schneeberg justru merekomendasikan orang tua mengajarkan bayi beradaptasi pada setiap perubahan di sekitarnya. “Mereka [bayi] harus belajar menerima segala kondisi di sekitar tempat tidur mereka,” katanya. Akseptansi itu termasuk terhadap suara yang sangat bising sekalipun.
Meski begitu, bukan berarti musik tak mendapat tempat dalam waktu tidur anak. Ritual sebelum tidur tetap penting. Ritual tetap dapat menyertakan musik di dalamnya. “Beberapa orang tua menggunakan musik dan lampu redup, misalnya, untuk menandai transisi dari waktu keluarga setelah makan malam ke waktu rutinitas waktu tidur,” kata Schneeberg. Tentu, tanpa mengabaikan peluang pilihan musik yang keliru.
“Saya merekomendasikan musik lembut dengan sedikit atau tanpa perubahan volume dan tempo karena setiap perubahan dapat memicu perasaan kaget pada anak,” katanya kemudian. Ia beranggapan lagu pengantar tidur nan lembut, atau musik klasik, atau musik 'tipe spa' lebih tepat disertakan dalam rutinitas atau ritual sebelum tidur dan kemudian, “idealnya, dimatikan sebelum anak tertidur.”
Jika kebisingan sekitar rumah terlalu mengganggu bayi, orang tua mungkin perlu mencari cara lain. “Daripada menyetel musk untuk memblokir kebisingan, menurut saya mesin bersuara nyaring merupakan pilihan yang lebih baik,” katanya. Sebab, “suara yang dikeluarkan mesin ini sangat konsisten.”
Untuk membantu Si Kecil tidur lebih pulas, Moms dapat membaringkannya di atas bantal yang dirancang khusus bayi. Salah satunya Mooimom Sloped Pillow. Bantal antigumoh ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, penyedia kebutuhan terbaik bagi ibu dan anak.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM