08 May 2021
Ika
Bisa mampir sebentar ke pantai ketika mengandung, rasanya senang sekali. Tersapu hangat sinar Matahari serta angin yang berembus sepanjang siang. Tak masalah ketika kulit akhirnya kecokelatan.
Ah, tapi ini sudah dua bulan sesudah terakhir kali ke pantai, kok masih tampak bercak kecokelatan, bahkan cenderung menghitam, ya?
Bercak cokelat, keabu-abuan cenderung kehitam-hitaman ini disebut melasma. Lumrahnya muncul pada dahi, dagu, bagian atas bibir atau hidung saat Moms mengandung. Seolah-olah sedang mengenakan topeng. Itulah mengapa melasma terkadang juga disebut topeng kehamilan atau the mask of pregnancy.
Sebagian besar kasus melasma dipicu peningkatan hormon selama kehamilan. Hormon berfluktuasi, termasuk ketika Moms menggunakan pil keluarga Berencana (KB). “Sebetulnya melasma tak hanya mendera ibu hamil. Melasma bisa terjadi pada siapapun juga,” kata dokter Shadi Kourosh, direktur Klinik Gangguan Pigmen di suatu rumah sakit yang terafiliasi dengan Harvard University, Amerika Serikat.
Pada perempuan yang pertama kali mengalami melasma pada usia remaja, gejalanya akan berulang hingga beberapa puluh tahun berikutnya. Mungkin sekali, di tengah-tengah puluhan tahun itu, Moms tengah mengandung.
Melasma tak menyakitkan. Tak juga menimbulkan risiko kesehatan apapun. Hanya mungkin, menjengkelkan. Karena bercak-bercak kehitamannya kerap membikin kesal, tekanan emosional dalam diri Moms pun meningkat.
Melasma kebanyakan mendera perempuan dengan kulit yang secara alami menghasilkan pigmen aktif, menurut American Academy of Dermatology. Sel-sel pigmen ini lebih aktif dibanding sebelumnya, sehingga membuahkan lebih banyak pigmen pada suatu area tubuh. Sel yang hiperaktif menghasilkan bercak-bercak kehitaman, dengan ukuran yang lebih besar ketimbang bintik-bintik penuaan.
Selain fluktuasi hormon, melasma juga dapat dipicu paparan sinar Matahari yang berlebihan terhadap tubuh Moms. Artinya, penggunaan tabir surya pun, seberapa besar klaim khasiatnya, tak mampu menangkal penyebab alami ini. Betul jika dikatakan, melasma menjadi tantangan tersendiri bagi Moms yang mengandung selama musim kemarau.
Mengobati Melasma
Langkah pertama dalam pengobatan melasma adalah memastikan bercak kehitaman yang muncul pada wajah Moms memang melasma. Cara memastikannya, ya, dengan bertemu dokter kulit. Ia mungkin akan meresepkan obat atau perawatan lain untuk meringankan gejala melasma. Biasanya obat yang diberikan berupa salep yang mengandung retinol dan retinoid.
Retinol merangsang sel-sel pendukung pada kulit Moms sehingga dapat berkembang sedemikian rupa agar dapat menyokong tampilan bercahaya. Glowing, istilah zaman sekarang. Retinol mampu mengurangi kerutan serta dampak negatif lain yang diakibatkan terlalu banyak terpapar sinar matahari. Retinoid dapat menormalkan sejumlah pigmen yang sebelumnya berubah karena satu dan lain hal. Penggunaan dua kandungan itu juga tak bisa sembarangan ketika hamil, ya. Baca alasannya di sini.
Moms juga dapat meredam gejala melasma secara sederhana di rumah. Misalnya:
- Basuh kulit sebelum tidur pada malam hari
- Lawan stres kulit dengan antioksidan, seperti mengonsumsi sayur dan buah yang mengandung vitamin C serta vitamin E
- Melembapkan kulit secara teratur
Nah, Moms bisa menggunakan Mooimom Stretch Mark Cream. Produk ini tidak lengket di tangan dan aman untuk perawatan wajah. Formulanya jernih dan tanpa alkohol sehingga tak akan menimbulkan iritasi. Coba, yuk!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM