01 Oct 2021
Anggraini Nurul F
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Ingin mewarnai rambut saat hamil? Kebanyakan ahli menganjurkan ibu hamil untuk menunggu hingga usia kehamilan sudah lebih besar untuk mewarnai rambut. Waktu yang dianggap aman adalah setelah menginjak usia kehamilan trimester kedua.
Mewarnai rambut saat hamil dianggap tidak aman untuk dilakukan. Ini karena bahan kimia yang terkandung dalam pewarna rambut dikhawatirkan bisa masuk ke tubuh dan mengganggu kesehatan ibu hamil dan janin.
Risiko terjadinya hal tersebut sebenarnya tergolong kecil, terutama jika Moms hanya mewarnai rambut sesekali dan jarang terpapar cat rambut. Meski demikian, Moms tetap harus hati-hati. Jika hendak mengubah warna rambut, sebaiknya tidak dilakukan saat trimester pertama.
Pasalnya, usia kehamilan tersebut merupakan masa-masa krusial bagi pembentukan dan perkembangan organ tubuh janin, sehingga penting untuk menghindari hal-hal berisiko yang mungkin memengaruhi kesehatan janin.
Selain usia kehamilan, perhatikan pula kesehatan kulit kepala Moms. Moms disarankan untuk menghindari mewarnai rambut saat kulit kepala mengalami iritasi, karena hal ini bisa membuat iritasi semakin parah.
Jika terjadi kontak, bahan kimia dalam pewarna rambut mungkin saja akan masuk melalui kulit kepala dan akan diteruskan ke janin. Makin sedikit bahan kimia yang terserap kulit kepala, akan makin aman bagi Moms dan janin. Untuk memastikan keamanannya, hindari mewarnai rambut saat kulit kepala mengalami iritasi.
Agar lebih aman dalam mewarnai rambut selama masa kehamilan, Bumil bisa mencoba beberapa tips berikut:
Saat membeli pewarna rambut, jangan lupa untuk memeriksa label kemasan dan perhatikan bahan kimia yang terkandung di dalamnya. Wanita hamil tidak disarankan untuk menggunakan pewarna rambut yang mengandung amonia atau pemutih (bleach).
Untuk memastikan keamanannya, Bumil bisa menggunakan cat atau pewarna rambut yang mengandung bahan alami.
Jika Bumil sudah menemukan pewarna rambut yang aman dan hendak mewarnai rambut sendiri, jangan lupa untuk menggunakan sarung tangan, ya. Ini penting untuk mencegah paparan bahan kimia melalui kulit di tangan dengan car rambut.
Kemudian, lakukan pewarnaan rambut di tempat yang memiliki ventilasi baik, sehingga paparan bahan kimia yang terhirup bisa diminimalkan. Bila perlu, Bumil juga bisa mengenakan masker untuk mengurangi paparan zat kimia dari cat rambut.
Untuk menghindari risiko bahan kimia terserap ke kulit kepala, Bumil disarankan untuk mengoleskan pewarna rambut pada helaian rambut saja. Salah satu metode pengecatan rambut yang bisa dipilih adalah highlight rambut. Metode ini membuat zat pewarna hanya diserap oleh rambut, bukan kulit kepala.
Selalu ikuti petunjuk pemakaian yang tertera di dalam kemasan pewarna rambut, misalnya dengan memperhatikan waktu pengecatan dan kapan rambut perlu dibilas. Hal ini penting untuk mengurangi risiko paparan zat kimia yang bisa terserap melalui kulit kepala.
Setelah selesai, jangan lupa untuk membilas rambut dan kulit kepala secara menyeluruh sampai bersih, ya. Untuk menjaga kualitas dan warna rambut, Bumil bisa menggunakan sampo khusus untuk rambut yang diwarnai.
Seperti yang telah diungkap di atas, Bumil lebih disarankan untuk menghindari produk pewarna rambut yang mengandung bahan kimia. Produk pewarna rambut alami dari tumbuhan, seperti henna atau pacar, lebih direkomendasikan karena relatif lebih aman untuk digunakan.
Hanya saja, produk pewarna rambut yang terbuat dari henna memiliki warna yang kurang beragam. Henna asli yang umum dan aman digunakan adalah yang berwarna oranye atau agak merah dan kecokelatan.
Sebaliknya, henna dengan warna hitam tidak direkomendasikan karena biasanya mengandung pewarna sintetis sehingga tidak aman untuk digunakan saat hamil.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM