22 Apr 2022
Dinda Ayu Saraswati
Pengembangan Diri
Pengembangan Diri
Siklus haid 21 hari, normalkah? Siklus haid harus Moms ketahui dengan pasti dan jelas. Siklus haid 21 hari, normalkah? Karena dari siklus haid Moms bisa mengetahui kondisi kesehatan tubuh maupun penyakit yang dialami.
Dikutip dari MedlinePlus, setiap bulannya vagina akan mengalami pendarahan normal yang terjadi sebagai bagian dari siklus biologis yang wajar dialami oleh semua perempuan.
Setiap wanita usia subur paling tidak akan menstruasi sebulan sekali. Namun, tidak semua wanita bisa memprediksi datangnya tamu bulanan mereka. Padahal jika Moms sudah tahu lebih dulu kapan tepatnya haid dimulai, Moms jadi lebih cepat menyadari jika sewaktu-waktu telat datang bulan.
Ini tidak hanya akan berguna jika Moms sedang program hamil, tapi juga sekaligus untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan kesehatan. Siklus haid 21 haru, normalkah? Lantas, bagaimana cara menghitung siklus haid yang benar?
Dimulai pada hari pertama haid terakhir Moms dan berakhir pada hari pertama haid berikutnya. Meskipun siklus rata-rata adalah 28 hari, namun berapapun di antara 21 dan 45 hari dianggap normal dan memiliki perbedaan 24 hari. Untuk satu atau dua tahun pertama setelah menstruasi dimulai, wanita cenderung memiliki siklus yang lebih panjang yang tidak dimulai pada waktu yang sama setiap bulannya.
Wanita yang lebih tua sering memiliki siklus yang lebih pendek dan lebih konsisten. Jika Moms menggunakan pil KB atau IUD, hal itu dapat mengubah waktu menstruasi.
Berapa lama periode berlangsung juga bervariasi. Waktu dari tanda darah pertama hingga yang terakhir biasanya dalam kisaran 3 hingga 5 hari. Durasi berapa pun dari 2 hari hingga seminggu adalah normal untuk suatu periode.
Jika sel telur yang dilepaskan ovarium setiap bulan tidak dibuahi, lapisan rahim akan luruh melalui vagina dan ini adalah periodenya Moms. Jumlah darah yang keluar dari tubuh disebut aliran menstruasi. Apakah aliran ringan, sedang, atau berat, semuanya dianggap normal.
Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab siklus haid tidak lancar atau tidak teratur, antara lain:
Menjelang menopause umumnya menstruasi bisa menjadi tidak lancar. Hal ini karena produksi hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh menjadi tidak teratur.
Kehamilan umumnya ditandai dengan terhentinya menstruasi. Bila Moms mengalaminya, cobalah periksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah Moms hamil atau tidak. Dokter biasanya akan merekomendasikan tes kehamilan dan USG.
Penggunaan alat kontrasepsi, seperti IUD (spiral) atau pil KB, memang bisa menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi. IUDbisa menyebabkan darah yang keluar lebih banyak dari biasanya atau nyeri perut pada saat menstruasi.
Sementara itu, penggunaan pil KB bisa menyebabkan sedikitnya darah menstruasi yang keluar, terutama di awal masa penggunaan, atau bahkan tidak mengalami menstruasi sama sekali hingga 6 bulan.
Menstruasi tidak lancar dapat disebabkan oleh aktivitas olahraga yang berlebihan, penurunan berat badan secara drastis karena diet, atau berat badan berlebih (obesitas). Hal-hal tersebut dapat menyebabkan hipogonadisme atau berkurangnya hormon reproduksi yang bertugas untuk mengatur siklus menstruasi. Selain itu, stres juga bisa memengaruhi siklus menstruasi Anda.
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah kelainan hormonal yang terjadi pada wanita. Wanita dengan PCOS dapat mengalami periode menstruasi yang sangat jarang atau justru berkepanjangan.
Ketidaknormalan juga terjadi kepada proses pelepasan sel telur yang menyebabkan wanita penderita PCOS tidak mengalami menstruasi atau mengalami menstruasi, tetapi darah yang keluar hanya sedikit.
Dalam mengatasi menstruasi tidak lancar, Moms harus memahami faktor penyebabnya. Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter apabila Moms mengalami menstruasi tidak lancar agar dapat ditangani dengan tepat.
Ada beberapa cara mengatasi menstruasi tidak lancar berdasarkan penyebabnya, antara lain:
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM