13 Feb 2021
Ika
Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh Kembang Anak
Pup bayi berlendir, kenapa yah? Saat masih sangat kecil, terutama saat masih mengasup Air Susu Ibu (ASI) ekslusif, warna tinja bayi bisa menjadi cerminan kesehatannya. Saat Si Kecil baru lahir, buang air besar (BAB)-nya berwarna hijau hingga hitam. Itu normal, kok, Moms. Tak perlu dikhawatirkan.
Meski demikian, beberapa kondisi mengharuskan Moms kembali mengecek warna tinja bayi, ya. Berikut indikatornya.
Pup bayi berlendir merupakan indikator kesehatan bayi. Biasanya, pup bayi berlendir terjadi karena mengalami masalah pencernaan hingga melewati fase tumbuh kembang, seperti diare, alergi makanan, infeksi, menyusui terlalu sebentar, cystic fibrosis, steatorea, hingga bayi tumbuh gigi. Sistem kekebalan tubuh bayi yang belum sempurna membuat mereka lebih rentan sakit. Ketika bayi menunjukkan suatu gejala seperti feses berlendir, orang tua tentu akan merasa khawatir.
Adanya lendir dalam BAB bayi merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Usus secara alami mengeluarkan lendir untuk membantu feses melewati usus dengan mudah. Lendir pun terlihat seperti garis, tali, atau agar-agar. Biasanya kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi yang diberi ASI eksklusif.
Namun, di sisi lain tinja bayi berlendir pun bisa terjadi akibat infeksi atau masalah medis tertentu. Berikut ini beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab pup bayi berlendir:
1. Diare
Bayi yang mengalami diare dapat mengeluarkan feses yang berair dan mengandung lendir. Tanda-tanda diare pada bayi, yaitu lebih sering BAB, rewel dan menangis, serta menegangkan tubuhnya. Diare juga bisa menyebabkan bayi mengalami dehidrasi karena banyaknya cairan yang hilang sehingga hal ini harus segera diatasi.
2. Tumbuh Gigi
Tumbuh gigi tidak hanya menyebabkan bayi rewel, tetapi juga bisa menyebabkan bayi mengalami BAB berlendir. Produksi air liur yang berlebih dan rasa sakit karena tumbuh gigi dapat membuat bayi menelan banyak liurnya. Hal ini bisa mengiritasi usus. Iritasi yang terjadi dapat meningkatkan produksi lendir di usus dan menyebabkan BAB menjadi berlendir.
3. Alergi Makanan
Alergi makanan bisa membuat bayi mengalami peradangan. Peradangan yang terjadi memicu peningkatan lendir di usus sehingga menyebabkan pup bayi berlendir. Selain tinja bayi yang berlendir, tanda lain dari alergi makanan pada bayi, yaitu menjadi rewel, muntah, dan adanya darah pada feses.
Jika alergi adalah penyebab utama pup bayi berlendir, dokter dapat merekomendasikan makanan yang dikonsumsi untuk ibu bila ia menyusui, yaitu untuk menyeleksi beberapa makanan dari diet ibu menyusui. Apabila bayi diberi susu formula, dokter mungkin menyarankan untuk mengganti merek susu formula. Cara lain untuk menangani alergi makanan pada bayi, simak dalam artikel ini.
4. Durasi Menyusu Terlalu Singkat
Adanya perubahan dalam menyusu dapat memengaruhi tekstur kotoran bayi. Bayi yang lebih banyak mendapat foremilk (ASI yang ada di awal pemberian) daripada hindmilk (ASI yang ada di akhir pemberian) lebih mungkin mengalami pup bayi berlendir. Ini dapat terjadi karena bayi hanya menyusu dalam waktu singkat. Jadi, berapa lama waktu yang ideal untuk menyusu dan menyusui? Baca di sini, ya.
5. Infeksi
Infeksi bakteri atau virus dapat mengiritasi usus dan menyebabkan peradangan. Hal ini memicu usus mengeluarkan banyak lendir sehingga pup bayi berlendir. Demam dan rewel menjadi gejala lain yang menandakan adanya infeksi. Jika iritasi sudah parah, infeksi juga berpotensi membuat warna feses bayi berwarna hijau dan berlendir serta diikuti dengan darah. Sementara, ketika mengalami infeksi bakteri, seringkali BAB bayi berdarah dan berlendir. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa sangat berbahaya.
6. Intususepsi
Intususepsi merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika usus bayi saling bergesekan. Hal ini bisa menyebabkan aliran darah ke usus hilang dan terjadi penyumbatan feses. Akibatnya, ketika BAB, bayi hanya mengeluarkan lendir menyerupai agar-agar berwarna merah gelap di bawah area yang tersumbat. Gejala lain dari penyakit ini yang dapat terjadi, yaitu sakit perut, muntah, kelelahan, atau sangat mengantuk.
7. Cystic fibrosis
Meningkatnya jumlah lendir pada bayi dapat terjadi karena penyakit langka cystic fibrosis. Ini merupakan penyakit yang menyebabkan lendir-lendir dalam tubuh lengket dan kental, terutama pada paru-paru, hati, usus, dan pankreas. Penyakit bawaan ini bisa menyebabkan pup BAB bayi berlendir dan pertumbuhannya terhambat.
8. Steatorea
Pada bayi penderita steatorea, bukan hanya pup bayi berlendir, tetapi juga ditemukan pup bayi berlendir dan berbiji. Berdasarkan temuan yang diterbitkan National Center for Biotechnology Information, pup bayi berbiji atau bulir-bulir ini diakibatkan tubuh tidak mampu menyerap kandungan lemak yang dikonsumsi (malabsorpsi).
Lemak tersebutlah yang membuat tekstur pup bayi berlendir dan juga seperti biji. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terkadang, butir juga ditemukan pada BAB bayi berlendir kuning seperti ingus dan berlemak.
Beberapa kedaan pup berlendir tidak berbahaya, namun jika keadaan tersebut berlangsung lebih dai tiga hari, segera bawa Si Kecil ke dokter untuk penanganan lebih lanju
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM