08 Oct 2021
Anggraini Nurul F
0-6 bulan
0-6 bulan
Melihat bayi baru lahir sering BAB tentu menimbulkan kekhawatiran di benak orangtua, terutama mereka yang baru pertama kali punya anak. Pup atau kotoran bayi memang merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh para orangtua. Melalui pup, Anda dapat mengetahui beragam informasi penting terkait kondisi kesehatan si Kecil.
Sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh para orangtua misalnya warna kotoran si Kecil maupun teksturnya. Lalu, bagaimana jika bayi sering BAB? Ternyata hal tersebut belum tentu menjadi pertanda adanya masalah kesehatan dalam tubuh si Kecil.
Pada rentang waktu 24-48 jam setelah lahir, pup bayi akan berwarna hijau kehitaman yang disebut dengan mekonium. Mekonium merupakan kotoran dengan kandungan bahan yang tertelan saat bayi masih berada dalam kandungan.
Keesokan hari setelah mengeluarkan mekonium, bayi akan mulai buang air kecil dan BAB secara teratur. Hingga usia 6 minggu, umumnya bayi sering BAB sebanyak 2 hingga 5 kali dalam sehari. Biasanya, bayi akan buang air beberapa saat setelah minum ASI atau susu formula.
Memasuki usia 6 minggu hingga 3 bulan, frekuensi buang air besar bayi akan mengalami penurunan. Beberapa di antaranya buang air besar 1 kali dalam sehari, tapi ada juga yang BAB seminggu sekali. Jika hanya BAB 1 kali dalam seminggu, Anda tidak perlu khawatir karena ia menyerap seluruh ASI yang diberikan sehingga tidak ada yang tersisa untuk dibuang menjadi kotoran.
Sementara itu, sebuah studi menganalisis frekuensi BAB pada 600 bayi dengan usia di bawah tiga bulan. Pada minggu-minggu pertama setelah mereka lahir, bayi yang mendapat pasokan susu rata-rata buang air besar 3-4 kali per hari. Namun, jumlah itu menurun seiring berjalannya waktu, di mana frekuensi rata-rata bayi BAB selama 3 bulan adalah 1-2 kali per hari.
Apabila diberi susu formula, frekuensi buang air besar mereka biasanya lebih jarang. Namun, perlu dicatat bahwa hal ini belum tentu dialami semua bayi mengingat perbedaan kondisi satu sama lain.
Dapat diperhatikan dari warna, bau, ataupun tekstur, berikut sejumlah perbedaan pup bayi yang diberikan ASI dan susu formula:
Kotoran dari bayi yang minum ASI biasanya akan mempunyai tekstur lembut, bahkan mungkin bisa saja berair. Sementara itu, kotoran akan berwarna kuning, oranye, atau hijau dengan tekstur berbiji. Aroma pup bayi tidak akan terasa menyengat tapi baunya juga dapat dipengaruhi apa yang ibu makan.
Bayi yang minum susu formula biasanya akan memiliki tekstur kotoran padat. Untuk warnanya sendiri dapat berupa campuran antara abu-abu dan kuning, abu-abu gelap, atau kecokelatan.
Sumber makanan juga memengaruhi tekstur BAB normal bayi usia 0-6 bulan. Sebab, sumber makanan bayi mulai beragam ketika sudah diperkenalkan dengan MPASI.
Oleh karena itu, Anda mungkin mendapati tekstur pup bayi di usia 1 bulan lebih cair ketimbang bayi yang berusia 6 bulan.
BAB bayi baru lahir disebut juga mekonium. Sebenarnya, mekonium adalah kotoran yang dibawa di usus bayi sejak dalam kandungan. Mekonium bisa disebut sebagai pup pertama yang keluar pada bayi baru lahir.
Tekstur mekonium yang normal adalah kental, lengket, dan terlihat berlendir. Mekonium terdiri dari sisa cairan ketuban, lendir, rambut halus pada tubuh
Melihat bayi baru lahir sering BAB tentu menimbulkan kekhawatiran di benak orangtua, terutama mereka yang baru pertama kali punya anak. Pup atau kotoran bayi memang merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh para orangtua. Melalui pup, Anda dapat mengetahui beragam informasi penting terkait kondisi kesehatan si Kecil.
Tekstur BAB bayi baru lahir yang normal selama menyusu ASI eksklusif adalah lembut, berukuran 2,5 cm atau lebih besar. Terkadang tampak cair dan berair.
Bahkan, kotorannya terkadang terlihat seperti saus mustard yang terdapat biji-biji putih mengambang di permukaannya.
Jika pup bayi berair, Anda tidak perlu khawatir. Anda cukup memastikan bayi tetap mau menyusu dengan baik dan tidak muncul tanda-tanda penyakit lainnya.
Di lain waktu, BAB normal bayi usia 0-6 bulan yang menyusu eksklusif juga terkadang berlendir. Pup bayi berlendir masih wajar, sebab ia mengonsumsi foremilk atau ASI yang baru keluar yang kaya laktosa, rendah lemak dan kalori.
Namun, setelah memasuki usia 6 bulan dan menerima makanan padat, fesesnya berubah menjadi lebih padat.
ASI umumnya menjadi sumber makanan bayi yang paling direkomendasikan. Namun, ada kondisi tertentu yang membuat Si Kecil mendapatkan susu formula. Ternyata, hal ini mempengaruhi tekstur pupnya.
Tekstur pup bayi yang minum susu formula normalnya lebih padat dan tidak encer, mirip selai kacang.
Konsistensinya pun semakin padat bila ia sudah mulai mengonsumsi MPASI di usaia 6 bulan.
Kunjungi website www.mooimom.id toko online perelengkapan ibu hamil dan menyusui terlengkap.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM