26 Jan 2021
Dinda Ayu Saraswati
Sulit menahan emosi dan sering marah merupakan hal yang cukup sering terjadi saat hamil. Hal ini bisa disebabkan oleh meningkatnya hormon kehamilan atau karena faktor lain, seperti rasa tidak nyaman akibat perubahan tubuh saat hamil atau stres secara berlebihan.
Pada sebagian kasus, meledaknya emosi saat hamil juga bisa menandakan adanya masalah pada kesehatan mental dan bisa berupa depresi atau gangguan cemas selama kehamilan.
Jika Bumil sering merasa stres atau tidak mampu menahan amarah selama mengandung, cobalah untuk menenangkan diri sejenak dan kendalikan emosi tersebut. Tak hanya membuat ibu hamil merasa lelah dan tidak nyaman, emosi yang sering meledak saat hamil juga dapat berdampak pada janin.
Berikut ini adalah beberapa dampak stres atau terlalu emosi saat hamil:
Saat stres atau sedang marah, tubuh ibu hamil akan memproduksi hormon stres yang bernama kortisol.
Ketika jumlah hormon stres tersebut meningkat, pembuluh darah di dalam tubuh akan menyempit. Hal ini membuat aliran darah dan pasokan oksigen ke janin menjadi berkurang dan membuat tumbuh kembangnya terganggu.
Peningkatan hormon stres akibat emosi yang sering meledak dan stres saat hamil juga dapat meningkatkan risiko ibu hamil menjalani persalinan prematur.
Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa studi yang menunjukkan bahwa persalinan prematur lebih banyak terjadi pada ibu hamil dengan gangguan mood dan stres berat dibandingkan ibu hamil yang emosinya stabil.
Jika masalah emosi dan stres tersebut sudah dirasakan sejak awal masa kehamilan dan dibiarkan berkepanjangan, risiko bayi untuk terlahir prematur juga akan semakin tinggi.
Menurut beberapa penelitian, sering marah-marah atau stres saat hamil juga dapat meningkatkan risiko bayi terlahir dengan berat badan lahir lebih rendah dari berat badan bayi rata-rata, yaitu kurang dari 2,5 kg.
Hal ini menunjukkan bahwa emosi ibu hamil yang sulit terkontrol dapat membuat janinnya mengalami IUGR atau gangguan pertumbuhan di dalam kandungan.
Kondisi psikologis ibu hamil selama mengandung juga akan memengaruhi temperamen bayi. Ibu hamil yang mengalami stres berat atau sering marah, terutama pada trimester pertama kehamilan, diduga bisa membuat bayi menjadi rewel, lekas marah, dan rentan terkena depresi kelak setelah ia lahir.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa rasa cemas atau depresi selama hamil diduga dapat meningkatkan risiko gangguan tidur pada bayi. Hal tersebut kemungkinan dipicu oleh hormon stres kortisol yang diproduksi secara berlebihan oleh tubuh saat Bumil merasa stres.
Hormon ini dapat masuk ke dalam plasenta dan memengaruhi bagian otak yang mengatur siklus tidur dan bangun anak.
Emosi saat hamil juga berdampak pada kesehatan bayi ketika ia besar nanti. Berdasarkan data dari beberapa penelitian, ibu hamil yang mengalami stress berkepanjangan dapat membuat bayinya lebih berisiko terserang penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes kelak ketika ia beranjak dewasa.
Baca Juga: Dampak Buruk Stres pada Ibu Hamil, Bisa Fatal!
Melansir American Pregnancy Association, stres ekstrem yang berkepanjangan bisa berdampak serius. Mulai dari kadar hormon yang berfluktuasi, ketidakpastian tentang masa depan, ketidaknyamanan fisik, atau gangguan mental yang ada sebelumnya.
Yuk, simak cara yang tepat dan sehat untuk mengatasi stres adalah hal penting untuk mengoptimalkan kesehatan calon ibu dan perkembangan bayi.
- Fokus pada Bayi. Jangan merasa bersalah karena meluangkan waktu untuk diri sendiri. Setiap kali Moms memiliki kesempatan, istirahatlah sebentar dan fokus pada kehamilan. Usia kehamilan sekitar minggu ke-23, bayi dapat mendengar suara. Cobalah mengobrol, bernyanyi, dan membaca untuk bayi. Tujuannya, untuk menjalin ikatan dengan bayi dan membantu ibu merasa lebih positif tentang kehamilan.
- Istirahat yang Cukup. Dengarkan tubuh kamu baik-baik. Jika kamu merasa lelah, istirahat atau tidur siang, dan tidur lebih awal. Tidur penting bagi kesehatan mental siapa pun dan mendukung kehamilan yang sehat. Jika ini adalah kehamilan kedua, mintalah pasangan, teman, atau orangtua untuk menjaga anak selama satu sore dan gunakan waktu ini untuk istirahat dan relaksasi.
- Utarakan Perasaan. Jika Moms memiliki kekhawatiran tentang kesejahteraan bayi, atau masalah pribadi, kamu selalu dapat meminta bantuan bidan atau psikolog. Jangan takut untuk mengakui perasaan Moms yang sebenarnya. Jika Moms jujur, kemungkinan besar Moms akan mendapatkan dukungan yang dibutuhkan. Bidan atau psikolog akan melihat keseluruhan, bahkan hingga ke kekhawatiran terkecil.
- Lakukan Olahraga Ringan. Berolahraga dapat menambah semangat kapan saja, termasuk ketika sedang hamil. Ini karena saat olahraga, tubuh akan melepaskan bahan kimia yang menyebabkan rasa senang di otak. Banyak juga olahraga yang cukup aman untuk dilakukan, salah satunya adalah jalan kaki. Pastikan saat jalan kaki Moms pakai MOOIMOM Maternity Belt ya, untuk menghindari pegal dan nyeri di bagian perut saat jalan kaki.
- Coba Terapi Tambahan. Pijat adalah cara yang ampuh untuk menghilangkan stres. Tunjukkan pada pasangan cara melakukan pijatan punggung bawah dan pijatan relaksasi. Atau kunjungi spa dan salon kecantikan yang menyediakan perawatan pijat kehamilan juga. Aromaterapi dapat membantu mengurangi kecemasan dan membuat kamu menjadi lebih tenang.
- Lakukan Hal yang Kamu Suka. Tertawa adalah cara terbaik tubuh untuk rileks. Jadi, bertemu dengan teman-teman, menonton film lucu, atau membaca novel yang menyenangkan dapat menjadi hal untuk mengatasi stres. Kehamilan juga merupakan waktu yang tepat untuk memanjakan diri dengan semua perawatan kecantikan yang biasanya tidak pernah dilakukan.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM