02 Apr 2019
fallin
0-6 bulan
0-6 bulan
Imunitas yang masih rendah membuat bayi rentan terkena berbagai gangguan kesehatan.
Gangguan pencernaan adalah salah satu gangguan yang kerap diderita oleh bayi. Sejak lahir, pencernaan bayi belajar mengolah asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan.
Hanya saja, sistem pencernaan bayi masih dalam tahap perkembangan, sehingga rentan mengalami masalah.
Masalah pada pencernaan bayi sebenarnya bisa diketahui melalui beberapa tanda, seperti:
Muntah
Muntah pada bayi merupakan tanda paling umum terjadinya masalah pencernaan. Biasanya gejala dimulai dengan muntah secara tiba-tiba dan bisa juga diiringi dengan demam atau diare. Waspada jika muntah sudah membuat bayi dehidrasi. Dehidrasi dapat ditandai dengan semakin jarangnya moms mengganti popok pertanda cairan dalam tubuh bayi menipis.
Refluks
Refluks adalah muntah yang disebabkan susu yang naik kembali tenggorokan setelah bayi minum. Kondisi ini disebabkan karena kerja sistem pencernaan bayi belum sempurna, sehingga asam lambung dapat naik dan makanan dalam perut terdorong keluar menuju tenggorokan. Refluks bisa menyebabkan sakit perut dan sensasi panas pada tenggorokan dan dada.
Kolik
Kolik adalah kontraksi pada usus yang menimbulkan rasa sakit pada perut bayi. Kolik sebenarnya umum terjadi pada bayi, ditandai dengan menangis kencang dan berlangsung hingga lebih dari 3 jam. Selain menangis, kolik juga dapat ditandai bayi sering kentut dan menarik kakinya ke atas. Kolik umumnya terjadi pada sore atau dini hari. Kondisi ini akan berangsur-angsur membaik setelah bayi menginjak usia 3-4 bulan dan akan menghilang setelah melewati usia 5 bulan.
Perut Kembung
Pada bayi, perut kembung dapat disebabkan oleh udara yang masuk dan terjebak di saluran cerna, atau gas yang terbentuk dalam saluran cerna saat ia mencerna makanan. Menangis dan penggunaan botol susu juga dapat meningkatkan risiko perut kembung. Jika Si Kecil terlihat gelisah dan perutnya tampak penuh, kemungkinan disebabkan udara tau gas di dalam saluran pencernaan.
Diare
Pada bayi, diare umumnya disebabkan oleh infeksi virus, yakni rotavirus. Hal ini terjadi saat bayi terpapar sesuatu yang terkontaminasi oleh virus, terutama melalui makanan atau minuman. Pastikan bayi mendapatkan imunisasi rotavirus untuk menghindari infeksi ini.
Cara Mengatasi Masalah Pencernaan Pada Bayi
Untuk mengatasi muntah dan diare, ganti cairan yang hilang dengan memberinya air minum sedikit demi sedikit. Beri minum tiap 10-15 menit menggunakan sendok atau botol. Hal ini membantu mencegah Si Kecil mengalami dehidrasi.
Meski umumnya kolik membaik saat bayi usia 3-4 bulan, Bunda bisa mencoba menenangkan dengan cara menggoyangkan lembut tubuh Si Kecil sambil menggendongnya di atas bahu. Mandikan dengan air hangat dan pijat lembut bagian perutnya. Kemudian susui bayi dalam keadaan tegak.
Cara yang sama juga bisa dilakukan saat bayi mengalami refluks dan perut kembung.
Jika moms melihat tinja Si Kecil tampak keras dan kering, atau ia tampak kesulitan buang air besar, kemungkinan ia mengalami sembelit. Coba kurangi makanan padat selama 1-2 hari, dan berikan makanan lembut, serta perbanyak asupan cairan.
Dalam menghadapi masalah pencernaan Si Kecil, moms sebaiknya tetap tenang. Coba perhatikan kondisi tubuhnya, dan juga asupan yang diberikan untuk Si Kecil. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapat anjuran penanganan yang tepat, sesuai dengan masalah pencernaan Si Kecil.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM