15 Apr 2021
Nandita Adilfi
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Kemunculan kista saat hamil pastinya dapat membuat ibu hamil merasa khawatir, apalagi jika ini merupakan kehamilan pertama dan terdeteksi pada trimester pertama kehamilan.
Kista saat hamil mungkin untuk muncul, dan yang paling sering ditemukan adalah kista ovarium yang terdapat di dalam indung telur. Untuk memahami lebih jauh mengenai pengaruh kista ovarium terhadap kehamilan dan cara penanganannya yang aman, yuk simak penjelasannya di artikel ini.
Menurut laman yang dilansir oleh Very Well Family, kista saat hamil pada ibu hamil seringkali dapat terdeteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi atau USG. Untuk dapat melihat dengan jelas kista saat hamil tersebut, bisa juga menggunakan jenis USG ultrasonografi transvaginal yang dilakukan dari dalam vagina. Kista ovarium adalah kista yang paling sering terdeteksi pada wanita dan ibu hamil.
Selama masa kehamilan, pemantauan rutin menggunakan USG akan dilakukan oleh para ibu hamil untuk memantau perkembangan janin di dalam kandungan. Jadi, kista ini mungkin lebih sering didiagnosis selama kehamilan. Dokter atau bidan mungkin menganjurkan untuk menjalani USG tindak lanjut untuk memeriksa kista jika Moms terus menunjukkan gejala. Jika tidak terdeteksi kista yang berbahaya, biasanya tidak diperlukan tindak lanjut.
Setelah melakukan diagnosis melalui pemeriksaan ultrasonografi atau USG dan terdeteksi adanya kista di indung telur atau ovarium, biasanya dokter akan memantau terlebih dahulu perkembangan kista tersebut untuk menentukan tindakan yang diperlukan. Pasalnya, kista saat hamil belum tentu dapat menyebabkan masalah atau komplikasi pada kehamilan.
Jika ukuran kista ovarium pada ibu hamil kecil dan tidak berbahaya, Moms hanya akan diminta untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan dan menjalani tes ultrasonografi atau USG untuk melihat apakah kista sudah makin mengecil atau hilang seluruhnya. Kista ovarium saat hamil bisa hilang sendiri karena pecah. Biasanya, pecahnya kista yang berukuran kecil tidak akan menunjukkan gejala apapun pada ibu hamil. Namun, jika kista ovarium yang pecah berukuran cukup besar (di atas 8 cm), ibu hamil akan tiba-tiba merasakan sakit yang cukup parah.
Pada beberapa kasus, pecahnya kista ovarium bisa menyebabkan perdarahan pada vagina. Hal ini sering kali disalahpahami sebagai keguguran. Penyebab keguguran ini paling sering terjadi. Pada kenyataannya, janin di dalam kandungan tidak akan terganggu saat kista di indung telur Moms pecah atau terpuntir. Jadi, kista saat hamil tidak berbahaya bagi janin dan ibu hamil. Meskipun begitu, Moms harus selalu berkonsultasi dengan dokter terkait kondisi selama masa kehamilan.
Pada umumnya kista tidak memengaruhi kehamilan maupun janin. Meskipun demikian, pemeriksaan rutin melalui USG harus dilakukan sebagai pertimbangan dokter untuk memutuskan penanganan yang sesuai dengan penyebab, ukuran, usia ibu hamil, dan penampakan kista pada pemeriksaan USG. Hal ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah kista sudah sembuh dengan sendirinya atau bertambah besar yang dapat menimbulkan risiko.
Jika kista tumbuh cukup besar (di atas 8 cm) dan menyebabkan rasa sakit atau risiko lain seperti pecah, dokter mungkin akan melakukan tindakan pembedahan. Dilansir dari laman NCBI, operasi laparoskopi adalah cara yang aman untuk menghilangkan kista saat hamil di usia awal kehamilan. Jika kista membesar di usia akhir kehamilan, kista akan diangkat melalui sayatan di perut (laparotomi).
Dilansir dari laman First Cry Parenting, pengangkatan kista ovarium selama kehamilan dilakukan dengan dua cara, antara lain:
1. Operasi Setelah Usia Kehamilan 20 Minggu: Kista yang bermasalah perlu diangkat melalui pembedahan tetapi ketika usia kehamilan setelah 20 minggu atau pada trimester kedua. Jika dilakukan sebelum usia kehamilan 20 minggu, operasi dapat berisiko mengganggu kehamilan dan janin, serta meningkatkan kemungkinan keguguran.
2. Operasi pada Usia Kehamilan Berapa Pun: Terkadang kista besar dapat berkembang di tuba falopi yang menghubungkan antara indung telur (ovarium) dan rahim, sehingga menyebabkan ligamen yang berada di sekitar ovarium terpuntir (torsi ovarium). Pelintiran ini dapat memotong aliran darah ke ovarium dan tuba fallopi yang membuat ibu hamil sangat sakit. Dalam kasus seperti itu, dokter akan segera mengoperasi, tidak peduli pada usia kehamilan berapa pun.
Kista saat hamil cenderung jinak dan akan hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia kehamilan. Meski demikian, Moms tetap perlu melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter kandungan untuk memantau pertumbuhan kista, terutama jika kista menimbulkan keluhan.
Selama masa kehamilan, Moms harus selalu menjaga kesehatan. Selain itu, moms juga dianjurkan untuk selalu mengonsumsi suplemen kehamilan yang sesuai dengan resep dokter. Salah satu suplemen kehamilan tersebut dapat dipenuhi dengan mengonsumsi PRENAVITA Milk Vanilla Flavoured Powder Drink yaitu minuman suplemen kehamilan yang mengandung banyak nutrisi vitamin yang tentunya bermanfaat untuk kesehatan ibu hamil dan janin di dalam kandungan. Produk ini bisa didapatkan di official website MOOIMOM.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM