13 Jun 2021
Ika
Gaya Hidup
Gaya Hidup
Selama kehamilan, hormon dapat melembutkan serat kulit, membuatnya lebih rentan terhadap stretch mark. Moms mungkin menemukan stretch mark di bagian perut saat janin bertumbuh dalam rahim. Janin yang membesar akan meregangkan kulit, disertai gejala gatal pada awalnya.
Stretch mark pada dasarnya adalah bekas luka kecil yang terletak di lapisan tengah kulit (dermis) yang terlihat pada lapisan atas kulit (epidermis). Bekas luka ini terbentuk akibat kenaikan berat badan yang cepat atau perubahan hormonal meregangkan kulit di luar kemampuannya untuk memperbaiki diri.
Kulit memiliki kemampuan luar biasa untuk meregang dan beradaptasi berkat serat kolagen dan elastinnya. Tetapi ketika kulit meregang terlalu cepat atau terlalu lebar, bisa menyebabkan sobekan. Ketika ini terjadi, tubuh segera bekerja untuk menyembuhkan bekas luka. Terlepas dari mekanisme pertahanan alami tubuh kita, bekas luka kecil masih bisa muncul setelah semuanya sembuh.
Segala jenis kenaikan berat badan yang cepat (hamil atau tidak) atau percepatan pertumbuhan yang cepat dapat menyebabkan stretch mark. Dengan kata lain, stretch mark dapat terjadi pada siapa saja.
Stretch mark paling sering dikaitkan dengan masa mengandung karena hormon kehamilan, seperti kortisol dan estrogen, mengurangi aktivitas dan efektivitas fibroblas pada kulit. Pada gilirannya, pengurangan kolagen dan elastin membuat kulit Moms elastis. Pasangkan kondisi itu dengan perut, paha, dan dada yang sedang tumbuh seiring usia kehamilan, maka kondisinya tepat untuk membentuk stretch mark.
Stretch mark tidak berbahaya dan tidak menyebabkan masalah medis. Jika belum pernah mengalami stretch mark sebelumnya, Anda mungkin bertanya-tanya apakah itu menyakitkan atau berbahaya. Berita baiknya adalah meski tidak sedap dipandang, stretch mark tidak menyakitkan atau berbahaya.
Faktanya, sebagian besar perempuan akan mendapatkan stretch mark selama kehamilan. Jika Moms berkeinginan menggaruk stretch mark, normal-normal saja. Tetapi hati-hati, ya, karena tidak semua gatal ditimbulkan oleh stretch mark. Ada pula yang dipicu ruam. Maka, sebaiknya jika gatal tak kunjung sembuh, Moms segera memeriksakan diri ke dokter.
Bisakah Mencegah Stretch Mark?
Moms mungkin tak selalu dapat mencegah kemunculan stretch mark, terutama selama kehamilan. Stretch mark memengaruhi sekitar 8 dari 10 perempuan hamil. Moms mungkin mendapatkan stretch mark jika kenaikan berat badan lebih dari rata-rata selama kehamilan.
Setiap perempuan hamil mengalami pertambahan berat badan secara berbeda sehingga tidak ada pedoman resmi akan kenaikan idealnya. Yang paling penting adalah mengasup makanan yang sehat dan seimbang. Cara ini akan membantu menjaga kenaikan berat badan ke tingkat yang aman dan sehat untuk Moms dan janin.
Menambah berat badan secara stabil selama kehamilan dapat membantu mengurangi efek stretch mark. Bahkan jika Anda khawatir tentang stretch mark, jangan mencoba menurunkan berat badan saat hamil. Nantinya tak sehat, bukan cuma untuk Moms, tetapi juga janin dalam rahim.
Mengobati Stretch Mark
Ada beberapa pilihan pengobatan yang tersedia, meskipun tidak banyak bukti 100% bekerja dengan baik. Moms dapat mencoba:
menggunakan krim, gel atau losion. Sebaiknya diterapkan ketika stretch mark masih merah atau ungu. Memijat kulit dapat membantu meredam gejala stretch mark.
terapi laser. Tidak dapat sepenuhnya menghilangkan stretch mark, tetapi dapat membantu memudar. Harganya pun mahal.
Kalau Moms ingin menggunakan krim, bisa memakai Mooimom Belly Cream. Formulanya jernih, tak lengket dan tak mengandung alkohol. Kandungannya tak akan menimbulkan iritasi pada ibu hamil. Mooimom Belly Cream tersedia di situs Mooimom, penyedia kebutuhan ibu dan anak.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM