28 Feb 2021
Jessica Nathania
Trimester Kedua
Trimester Kedua
Salah satu tanda persalinan sudah dekat yaitu Moms akan mengalami kontraksi. Saat rahim terasa kencang selama beberapa waktu, kemudian menjadi rileks kembali. Inilah yang dinamakan kontraksi. Namun sebenarnya, tidak semua kontraksi adalah tanda persalinan karena bisa saja kontraksi yang dialami hanya kontraksi palsu.
Moms sebaiknya mewaspadai apakah kontraksi yang dirasakan merupakan kontraksi asli atau hanya kontraksi palsu. Kontraksi palsu atau yang disebut Braxton-Hicks adalah tanda bahwa tubuh Moms sedang bersiap menghadapi persalinan. Namun, bukan berarti hal ini menandakan persalinan sudah dekat.
Cukup banyak kejadian ibu hamil yang berkunjung ke rumah sakit karena kontraksi yang dirasakan. Padahal, hal yang dialami bukan tanda persalinan telah dekat, namun hanya kontraksi palsu saja. Kontraksi palsu sebenarnya terjadi sebagai bentuk persiapan tubuh ibu hamil untuk menjalani proses persalinan, khususnya saat memasuki usia kehamilan minggu ke 38. Kontraksi palsu bisa muncul saat memasuki usia kehamilan trimester kedua, namun lebih sering muncul saat memasuki trimester ketiga.
Sedangkan kontraksi asli biasanya terjadi saat usia kandungan memasuki minggu ke 40. Apabila kontraksi asli muncul sebelum Moms memasuki usia kandungan 37, maka kemungkinan ibu hamil akan melahirkan bayi secara prematur.
Lantas, apa saja cara yang bisa Moms lakukan untuk mengatasi kontraksi palsu yang menyerang tubuh dan bagaimana membedakan kontraksi asli dengan kontraksi palsu? Simak penjelasan dibawah ini, ya!
Kontraksi palsu biasanya terjadi di bagian bawah perut yang membuat perut terasa kencang dan tidak nyaman. Faktor-faktor yang memicu ibu hamil mengalami kontraksi palsu, antara lain ibu hamil atau bayi dalam kandungan bergerak terlalu aktif, ibu hamil sering menahan buang air kecil, setelah melakukan hubungan intim, atau saat mengalami dehidrasi.
Moms tidak perlu cemas karena kontraksi palsu yang dialami tidak dapat membuka rahim sehingga tidak perlu melakukan proses persalinan. Beberapa gejala dari kontraksi palsu yang mungkin akan dialami oleh ibu hamil, yaitu:
1. Frekuensi kontraksi yang tidak pasti
2. Kontraksi tidak bertahan lama, bahkan cenderung akan menghilang saat ibu hamil melakukan gerakan-gerakan ringan
3. Kontraksi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di bagian perut bawah
4. Kontraksi tidak disertai noda atau bercak darah dari vagina
5. Kontraksi tidak membuat air ketuban pecah
Baca Juga: Semangka Peredam Risiko Preeklamsia pada Ibu Hamil
Sedangkan pada kontraksi asli, perut yang terasa kencang akan meluas dan tidak hanya pada bagian tertentu saja. Biasanya dimulai dari punggung bawah, lalu menjalar ke seluruh bagian perut. Sensasi kontraksi asli menyerupai kram pada saat menstruasi atau rasa mulas yang sangat kuat.
Untuk lebih memastikan kondisi yang dialami Moms, sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan kandungan khususnya ketika memasuki kehamilan minggu ke 38 dan ketika menemui kondisi-kondisi seperti gejala diatas.
Kontraksi palsu yang dialami ibu hamil tidak teratur dan rasa nyeri yang dialami pun hilang kemudian timbul. Kontraksi palsu bisa muncul saat memasuki kehamilan trimester kedua, namun lebih sering terjadi pada trimester ketiga. Langkah-langkah yang bisa Moms lakukan untuk mengatasi kontraksi palsu, antara lain:
1. Lebih banyak melakukan aktivitas atau gerakan-gerakan ringan
2. Meluangkan lebih banyak waktu untuk istirahat
3. Mengubah posisi duduk atau berbaring
4. Menjaga tubuh tetap rileks, misalnya berendam dengan air hangat
5. Minum susu atau teh hangat yang dapat membuat tubuh lebih nyaman dan rileks
Baca Juga: Kenali Gangguan Ruptur Uteri Pascaoperasi Caesar
Kontraksi palsu umumnya berlangsung lebih cepat dan tidak teratur dibandingkan dengan kontraksi asli. Biasanya kontraksi palsu akan berlangsung selama kurang dari 30 detik dan bervariasi sampai sekitar 2 menit, dengan sensasi yang tidak teratur. Sebenarnya, kontraksi palsu yang dialami saat hamil merupakan hal yang normal, dan tidak membutuhkan penanganan medis selama gejala yang dialami tidak bertambah parah.
Moms dianjurkan banyak mengonsumsi cairan agar tubuh tetap terhidrasi. Sebab, ibu hamil yang mengalami dehidrasi tidak hanya berbahaya bagi janin di dalam kandungan, tetapi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kontraksi palsu. Selalu rutin memeriksakan kandungan sesuai jadwal untuk memantau kondisi perkembangan janin. Sehat selalu, Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM