Penyebab Kulit Gatal saat Hamil

calendar icon

03 Jan 2021

author icon

Ika

category icon

Trimester Pertama

Penyebab Kulit Gatal saat Hamil

Gatal-gatal saat hamil merupakan salah satu kondisi yang umum dialami oleh para calon ibu. Bagian tubuh ibu hamil yang sering mengalami masalah gatal-gatal adalah perut, payudara, tangan, dan kaki.

Meski munculnya permasalahan gatal-gatal saat hamil terbilang normal, namun kemunculannya bisa membuat Moms tidak nyaman hingga mengganggu aktivitas. Dalam beberapa kondisi tertentu rasa gatal saat hamil bisa menjadi indikasi penyakit yang lebih serius bahkan berbahaya.

Lantas, apa penyebab gatal-gatal saat hamil? Berikut adalah penyebab gatal-gatal saat hamil yang dilansir dari berbagai sumber, mulai dari penyebab paling umum sampai dengan kondisi medis tertentu.

- Perubahan hormon
Perubahan hormon berupa melonjaknya kadar progesteron dan estrogen yang drastis pada ibu hamil, turut meningkatkan suplai aliran darah ke kulit. Diduga, pengaruh hormon estrogen inilah yang memengaruhi kondisi kulit Moms, seperti membuat kulit terlihat lebih bercahaya selama hamil, tetapi juga menyebabkan kulit lebih sensitif dan gatal-gatal. Karena itu, Moms bisa mengalami rasa gatal di beberapa bagian tubuh termasuk perut dan payudara.

        - Kulit yang merenggang
Seiring dengan pertumbuhan janin dalam kandungan dan kenaikan berat badan saat hamil, kulit tubuh Moms akan mengalami peregangan untuk mengakomodasi perut yang semakin membesar. Peregangan kulit ini menimbulkan stretch mark sehingga menyebabkan munculnya rasa gatal. Beberapa stretch mark biasanya muncul juga di bagian payudara.

American Pregrancy.org menyebut, stretch mark merupakan salah satu tanda perubahan pada kulit wanita selama masa kehamilan selain jerawat dan penggelapan permukaan kulit. Sekitar 1 dari 5 wanita hamil, bisa mengalami hal ini.
 
        - Kulit kering
Kondisi kulit yang kering juga bisa menjadi penyebab gatal-gatal selama masa kehamilan. Adanya perubahan hormon selama sembilan bulan periode kehamilan, dapat menyebabkan kulit gatal, kering, dan mengelupas.
 
        - Penyakit kulit
Beberapa penyakit kulit lain seperti eksim dan psoriasis dapat memicu rasa gatal pada kulit, sehingga memperparah gejala selama kehamilan. Kondisi ini ditandai dengan ruam merah, menebalnya kulit, pengelupasan kulit, terasa kering, dan juga bersisik. Tak jarang, gejala ini juga disertai rasa perih.

Jika mengalami kondisi seperti ini, Moms bisa segera berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah ancaman yang lebih parah. Bagi Moms yang mengalami ruam pada telapak tangan atau kaki disertai rasa gatal, juga direkomendasikan untuk segera menemui dokter.
 
        - Kolestasis kehamilan
Gatal-gatal saat hamil dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu, salah satunya adalah kolestasis kehamilan. Ini adalah suatu kondisi kelainan hati yang dapat menyebabkan penumpukan cairan empedu di dalam darah. Akibatnya, tubuh Moms terasa gatal-gatal khususnya pada bagian tangan dan kaki.

Melansir situs verywellhealth.com, gatal akibat kolestasis kehamilan biasanya terjadi pada usia trimester ketiga kehamilan. Kolestasis kehamilan menyerang kurang dari 1 persen ibu hamil, seperti dilansir dari situs SehatQ.

Kolestasis kehamilan tidak menyebabkan ruam, tapi Moms mungkin mengalami penyakit kuning kulit (menguning). Rasa gatal biasanya hilang setelah melahirkan, tetapi bisa kambuh lagi pada kehamilan berikutnya.

Jika Moms mencurigai diri mengalami kondisi ini, harap segera berkonsultasi dengan dokter guna menghindari risiko komplikasi kehamilan. Karena, kolestasis kehamilan dapat memengaruhi bayi, menyebabkan gawat janin, persalinan prematur, hingga kelahiran mati.
 
        - Pruritic urticarial papules and plaques of pregnancy (PUPPP)
PUPPP merupakan gangguan kulit yang ditandai dengan adanya benjolan kecil di kulit yang gatal. Mulanya benjolan kecil akan muncul di sekitar perut, kemudian menyebar ke area payudara, paha dan bokong. Ruam gatal dan plak terkait kehamilan yang paling umum terjadi, memengaruhi 1 dari 160 kehamilan, seperti dilansir dari situs verywellhealt.com.

PUPPP biasanya terjadi selama trimester ketiga kehamilan pertama Moms. Sayangnya, penyebab PUPPP masih belum dapat diketahui secara pasti hingga kini. Tapi, pengobatan PUPPP bisa melibatkan antihistamin oral dan steroid topikal, serta steroid oral yang kadang dibutuhkan.

Kabar baiknya, PUPPP tidak membahayakan bayi dan ruam biasanya menghilang dalam beberapa minggu setelah Moms melahirkan.
 
        - Pruritic folliculitis
Kondisi ini paling sering terjadi pada usia trimester kedua dan ketiga kehamilan. Prevalensinya adalah 1 dari 30.000 kehamilan, menurut catatan situs verywellhealth.com. Folikulitis pruritus menyebabkan ruam gatal yang tampak seperti jerawat di dada, lengan, bahu, dan punggung.

Ruam ini biasanya hilang dalam satu atau dua bulan setelah melahirkan, dan tidak memengaruhi kondisi janin maupun bayi. Perawatannya termasuk perawatan jerawat topikal, seperti benzoyl peroxide dan terkadang streroid topikal dan antihistamin oral.  
 
        - Prurigo
Ini adalah penyakit kulit yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh merespon perubahan hormon di dalam tubuh, yang berubah selama periode kehamilan. Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan kecil berkerak dan menimbulkan rasa gatal di lengan, perut, atau kaki. Prurigo dapat terjadi di usia kehamilan berapa pun dan memengaruhi 1 dari 300 kehamilan.

Melansir situs SehatQ, pada awal kehamilan, biasanya jumlah benjolan kecil yang muncul hanya sedikit. Namun, seiring berjalannya waktu, benjolan kecil bisa menyebar dan bertambah banyak. Bahkan di beberapa kasus, prurigo tetap muncul selama beberapa bulan setelah Moms melahirkan.

Prurigo dapat diobati dengan pelembab, steroid topikal, dan antihistamin oral. Benjolan kecil berkerak biasanya hilang setelah melahirkan, tetapi dapat terjadi lagi di kehamilan berikutnya.
 
        - Pemphigoid Gestationis atau Pemphigoid pada kehamilan
Pemphigoid Gestationis (PG/ sebelumnya disebut herpes gestationis) adalah ruam autoimun langka yang terjadi selama akhir kehamilan (trimester kedua dan ketiga). Prevalensi PG memengaruhi 1 dari 10.000 kehamilan berdasarkan catatan IDI tahun 2013, file:///C:/Users/deaka/Downloads/gestationispemphigoidinpandeglang.pdf sementara kepustakaan lain menyebut terjadi satu kasus per 50.000 kehamilan. Pemphigoid pada kehamilan tidak disebabkan oleh infeksi virus herpes, namun ruam mungkin terlihat seperti herpes dengan lepuh dan vesikula yang bisa membentuk cincin. Kebanyakan terjadi di perut, terutama di sekitar umbilikus (pusar).

Terkadang PG dikaitkan dengan persalinan premature dan berat badan lahir bayi rendah, tapi kondisi ini tidak memengaruhi bayi. Ruam biasanya meradang saat melahirkan, namun segera sembuh setelah itu. PG kemungkinan akan kambuh di masa kehamilan selanjutnya. Situs verywellhealth.com menyebut, perawatan untuk PG biasanya melibatkan kortikostreroid topikal dan juga oral di kasus tertentu.

 


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM