18 May 2021
Dinda Ayu Saraswati
Persalinan
Persalinan
Moms semua pasti tahu bahwa ari-ari bayi memiliki peran sangat penting selama masa kehamilan. Ari-ari yang akan ikut keluar saat Moms melahirkan, rupanya memiliki banyak fungsi baik ketika masih di dalam dan manfaat bahkan saat sudah dikeluarkan.
Saat Moms hamil, Moms mungkin bertanya-tanya apa yang ari-ari bayi lakukan dan faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhinya. Plasenta adalah organ yang berkembang di rahim Moms selama kehamilan. Struktur plasenta bayi rupanya mampu menyediakan oksigen dan nutrisi untuk Si Kecil yang sedang tumbuh.
Ari-ari bayi ini biasanya menempel pada bagian atas, samping, depan atau belakang rahim. Dalam kasus yang jarang terjadi, ari-ari juga mungkin menempel di daerah bawah rahim.
Berikut ini adalah beberapa fakta yang bisa dan biasa terjadi pada plasenta bayi serta hal yang harus Moms ketahui agar ari-ari bayi berkembang dengan baik dan berfungsi maksimal menjaga Si Kecil di dalam perut.
Sejatinya, ari-ari merupakan sesuatu yang diagungkan dan dihormati dalam masyarakat. Pasalnya, ari-ari merupakan sumber makanan satu-satunya bagi si Kecil selama berada di perut.
Tanpa ari-ari, mustahil si Kecil dapat bertahan hidup di perut Moms. Karena fungsinya yang vital ini, maka Moms perlu menghormati benda ini dengan menguburkannya di tempat yang layak pasca si Kecil lahir ke dunia.
Selama masa kehamilan, kemungkinan masalah ari-ari bayi seperti solusio plasenta, plasenta previa, dan plasenta akreta biasa terjadi. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan vagina yang berpotensi memperburuk kesehatan.
Selain itu ketika setelah melahirkan, retensi plasenta juga terkadang menjadi perhatian. Ini dia Moms beberapa yang perlu diketahui tentang berbagai gangguan plasenta bayi tersebut.
1. Solusio Plasenta
Jika ari-ari bayi terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan, baik sebagian atau seluruhnya, maka kondisi ini dinamakan solusio plasenta.
Kondisi plasenta bayi yang terlepas ini dapat menghilangkan oksigen dan nutrisi Si Kecil dan bahkan menyebabkan Moms mengalami pendarahan hebat. Solusio plasenta dapat menyebabkan situasi darurat yang membutuhkan kelahiran dini.
2. Placenta Previa
Dikutip dari MedicineNet, Ahli Anatomi Patologi bersertifikat AS Melissa Conrad Stöppler, MD, mengatakan plasenta previa adalah kondisi dimana terjadi perlekatan plasenta atau ari-ari bayi ke dinding rahim di lokasi yang sepenuhnya atau sebagian menutupi serviks atau jalan keluar uterus.
"Pendarahan setelah usia kehamilan 20 minggu adalah gejala utama dari plasenta previa, sehingga pemeriksaan ultrasonografi digunakan untuk menegakkan diagnosis plasenta previa. Melahirkan secara bedah caesar sering menjadi solusi dari masalah plasenta previa yang menyebabkan pendarahan parah," ujarnya.
3. Plasenta Akreta
Secara umum, ketika Moms melahirkan maka ari-ari bayi akan terlepas dari dinding rahim.
Namun pada kondisi plasenta akreta, sebagian atau seluruh plasenta tetap melekat erat ke rahim. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah dan bagian lain dari plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim.
Plasenta akreta dapat menyebabkan Moms kehilangan darah yang berakibat fatal selama persalinan. Dokter mungkin akan merekomendasikan bedah caesar diikuti dengan pengangkatan rahim bila memang kondisinya cukup mengkhawatirkan.
4. Retensi Plasenta
Ketika Moms melahirkan Si Kecil, idealnya plasenta bayi juga akan ikut keluar. Jika plasenta bayi tidak keluar dalam kurun waktu 30 menit setelah melahirkan, itu disebut ari-ari tersebut yang tertahan atau retensi plasenta.
Biasanya ari-ari atau plasenta yang tertahan dapat terjadi karena organ tersebut terperangkap di belakang serviks yang tertutup sebagian atau karena plasenta masih menempel pada dinding rahim.
Jika masalah umum pada plasenta ini tidak diobati, ari-ari bayi yang tertahan dapat menyebabkan infeksi parah atau kehilangan darah yang mengancam jiwa sang ibu.
Ari-ari bayi yang sehat tentu akan membantu Si Kecil di dalam perut agar juga lebih sehat hingga waktunya dia keluar melalui persalinan. Berikut ini adalah apa yang dilakukan plasenta bayi untuk menjaga kondisi Si Kecil di perut Moms.
1. Memasok Oksigen dan Nutrisi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dikutip dari Healthline bahwa plasenta atau ari-ari bayi adalah organ yang tumbuh di rahim selama kehamilan.
Masalah disfungsi ari-ari bayi merupakan komplikasi kehamilan yang jarang terjadi namun bisa serius bila dibiarkan.
Misalnya, terjadi ketika plasenta bayi tidak berkembang dengan baik atau rusak. Selain itu bisa juga gangguan aliran darah yang ditandai dengan berkurangnya pasokan darah Moms atau terjadi ketika suplai darah Moms tidak meningkat secara memadai pada pertengahan kehamilan.
Lantas ketika plasenta bayi tidak berfungsi, maka organ ini tidak dapat memasok oksigen dan nutrisi yang cukup kepada Si Kecil di perut.
Tanpa dukungan vital ini, Si Kecil tidak dapat tumbuh dan berkembang, hingga akhirnya dapat menyebabkan berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, dan cacat lahir.
Mendiagnosis masalah ini sejak dini sangat penting untuk kesehatan Moms dan Si Kecil, agar tidak terjadi peningkatan risiko komplikasi bagi Moms.
2. Melindungi Si Kecil dari Bakteri dan Kuman
Ari-ari bayi juga memiliki peran penting dalam produksi hormon. Organ ini dapat melindungi janin dari bakteri dan infeksi berhaya. Ari-ari yang sehat, akan terus tumbuh sepanjang kehamilan.
American Pregnancy Association memperkirakan bahwa plasenta bayi memiliki berat 1 - 2 pon atau 500 gr - 1 kg pada saat kelahiran. Organ ini akan ikut dikeluarkan selama persalinan. Plasenta bayi akan keluar dalam waktu antara 5-30 menit setelah Si Kecil dilahirkan.
Di Indonesia, terdapat kepercayaan bahwa ari-ari merupakan saudara muda dari bayi. Untuk itu, ari-ari tidak boleh dibuang begitu saja, bahkan harus diperlakukan penuh hormat dan kasih sayang sebagaimana orang tua memperlakukan bayi itu sendiri. Pada suku Jawa, misalnya, terdapat upacara khusus untuk mengubur ari-ari yang disebut dengan mendhem ari-ari. Dalam upacara ini, plasenta yang sudah dicuci bersih kemudian dimasukkan ke dalam periuk yang terbuat dari tanah liat atau kendil yang telah terlebih dahulu dialasi daun senthe.
Di beberapa tempat, kendil diganti dengan tempurung kelapa. Namun, secara fungsi, sama-sama sebagai tempat meletakkan ari-ari. Kendil atau tempurung kelapa kemudian ditutup, dan bagian atasnya diberi beberapa barang yang disebut sarat (syarat). Syarat ini bisa berbeda di setiap daerah.
Umumnya, berupa kembang, bawang merah dan putih, benang, jarum, uang koin, tulisan arab, maupun tulisan Jawa. Makna barang sarat yang disertakan dalam penguburan ari-ari bayi itu sendiri dipercaya ada maknanya. Kembang, bawang merah, dan bawang putih akan membuat bau ari-ari wangi sekaligus menghilangkan bau amis sehingga ari-ari tidak dimakan binatang. Sementara jarum dan pensil dimaksudkan agar bayi kelak tumbuh menjadi anak cerdas, benang agar anak panjang umur, dan huruf Arab agar menjadi anak saleh.
Mitos lain juga mengatakan bahwa ari-ari tidak boleh ditanam terlalu dalam karena akan membuat bayi sulit bicara. Terakhir, ari-ari yang telah dikubur diberi penerangan di sekitarnya.Yang namanya tradisi memang tidak selalu bisa dijelaskan dengan akal sehat, Moms pun boleh percaya, boleh tidak percaya. Saat ini, banyak orang tua milenial yang tidak lagi menjalankan adat tersebut dan memilih alternatif perawatan plasenta lainnya.
Selama kehamilan, pastikan Moms menjaga perut tetap aman dengan menggunakan MOOIMOM Cotton White Maternity Belt. Selain menjaga perut dalam kondisi nyaman, maternity belt ini akan membantu menyangga perut bagian bawah sehingga Moms terhindar dari nyeri punggung selama masa kehamilan.
Moms bisa dapatkan maternity belt ini dengan kondisi original 100% dan harga terbaik di www.mooimom.id ya!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM