16 Sep 2020
Dinda Ayu Saraswati
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Terlepas sedang menjalani masa kehamilan atau tidak, semua wanita pasti pernah mengalami keputihan. Kondisi dimulai di masa pubertas dan berakhir ketika menopause.
Bagi Moms yang sedang hamil, mungkin saat ini juga sedang mengalami keputihan saat hamil. Tetapi jangan khawatir, karena kondisi ini sebenarnya sangat normal terjadi.
Ketahui lebih lanjut dan rinci tentang keputihan saat hamil berikut ini.
Mengutip American Pregnancy Association, disebutkan bahwa keputihan normal selama kehamilan yang disebut leukorea ini teksturnya tipis, berwarna putih, susu, dan berbau ringan.
Jika keputihan berwarna hijau atau kekuningan, berbau kuat, dan/atau disertai kemerahan atau gatal, ini mungkin merupakan infeksi vagina.
Salah satu infeksi vagina paling umum saat kehamilan adalah kandidiasis, dikenal sebagai infeksi jamur.
Dalam jurnal Obstetrics and Gynecology International, disebutkan keputihan adalah hal yang normal terjadi pada wanita di usia subur.
Keputihan saat hamil yang abnormal lebih banyak dan memiliki bau tidak menyenangkan, biasanya disertai dengan gatal vulva atau vagina, ketidaknyamanan, dan/atau rasa sakit pada vagina ketika berhubungan seksual.
Baca Juga: Benarkah Bahaya Keputihan Saat Hamil Tua?
Dalam jurnal sama, ditemukan bahwa wanita lebih muda dengan kondisi sosial ekonomi rendah, memiliki riwayat aborsi di masa lalu, mengalami keputihan di kehamilan sebelumnya, dirawat karena depresi, anemia, dan infeksi saluran kemih selama kehamilan, lebih cenderung memiliki keputihan saat hamil.
Selain itu, peningkatan kadar estrogen tubuh selama kehamilan juga meningkatkan aliran darah ke daerah panggul dan merangsang selaput lendir, membentuk keputihan saat hamil.
Meskipun normal terjadi, tetapi keputihan saat hamil juga bisa menandakan kondisi kesehatan tertentu, dengan melihat warna dan ciri-ciri keputihan yang tidak normal.
Menurut National Health Service, periksa jika keputihan yang dialami adalah normal. Keputihan yang terjadi saat hamil biasanya tidak perlu dikhawatirkan jika memiliki ciri-ciri berikut:
Banyaknya jumlah keputihan pada wanita hamil juga bervariasi. Biasanya, keputihan akan lebih banyak selama kehamilan, jika aktif secara seksual, atau bila menggunakan alat kontrasepsi.
Jika cairannya berubah dari segi aroma, warna atau tekstur, bisa jadi merupakan tanda dari infeksi pada vagina.
Untuk lebih jelasnya, Moms bisa mengamati ciri-ciri keputihan yang dimiliki ketika hamil. Dokter kandungan Eric Grossman, MD, pada Virtua Health System menjelaskan jenis-jenis keputihan saat hamil berikut ini.
Keputihan warna putih atau putih gading, bertekstur tipis, sebagian besar tidak berbau selama kehamilan. Ini disebut leukorea. Leukorea terjadi karena beberapa alasan, seperti:
Leukorea tidak tebal dan menggumpal. Jika keputihan yang Moms miliki ketika hamil memiliki ciri-ciri ini, bisa jadi mungkin disebabkan karena adanya pertumbuhan ragi.
Sekitar 1 dari 4 wanita akan mengalami pertumbuhan berlebih ragi vagina selama kehamilan. Namun, tidak selalu berarti memiliki infeksi jamur, atau perlu perawatan medis.
Hubungi dokter jika Moms mengalami keputihan hamil yang berwarna kuning atau hijau lebih gelap, dengan bau kuat dan tidak menyenangkan, dan disertai rasa terbakar atau gatal.
Ini adalah tanda-tanda dari dua infeksi vagina yang umum: vaginosis bakteri (pertumbuhan berlebih dari bakteri umum yang menyebabkan peradangan vagina) atau trikomoniasis (infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit trichomonas vaginalis).
Jika keputihan saat hamil berwarna merah, atau keputihan yang kecokelatan, sebaiknya langsung konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Ada banyak kemungkinan penyebab keputihan merah atau kecokelatan yang tidak ada hubungannya dengan komplikasi kehamilan.
Jika cairan keputihan berwarna kuning berair atau jernih atau terus menerus muncul selama kehamilan, itu bisa berupa urin atau cairan ketuban.
Saat hamil, umum bagi wanita mengalami inkontinensia (kehilangan urin yang tidak disengaja), terutama ketika rahim yang sedang tumbuh dan menekan kandung kemih.
Namun, mungkin sulit untuk mengetahui perbedaan antara air seni dan cairan ketuban pada pakaian dalam. Jika merasa ragu, Moms bisa menghubungi dokter.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM