15 Jul 2021
Salsa
Merebaknya COVID-19 adalah saat yang sangat mengkhawatirkan bagi semua orang. Dilaporkan dari JHU CSSE COVID-19 Data, kasus baru di Indonesia memiliki lonjakan yang sangat besar dibandingkan hari-hari sebelumnya. Per tanggal 12 Juli, telah dilaporkan terdapat 40.427 kasus baru dengan rata-rata 35.527 setiap minggunya.Berdasarkan hal itu, kekhawatiran benar adanya dirasakan oleh semua orang, tak terkecuai untuk Ibu yang menyusui. Banyak sekali pertanyaan mengenai apakah Ibu positif COVID-19 boleh menyusui?
Dilansir dari laman resmi World Health Organization (WHO) pada publikasinya yang berjudul Breastfeeding and COVID-19, sebagai jawaban untuk pertanyaan apakah Ibu positif COVID-19 boleh menyusui, pemberian ASI merupakan landasan kelangsungan hidup bayi dan anak, nutrisi dan perkembangan serta kesehatan ibu. WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, diikuti dengan melanjutkan menyusui dengan makanan pendamping yang tepat hingga 2 tahun dan seterusnya. Kemudian, kontak kulit-ke-kulit atau skin-to-skin secara dini secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup neonatal dan mengurangi morbiditas.
Pernyataan tersebut sejalan dengan publikasi dari healthychildren.org mengenai manfaat dari menyusui bagi Ibu dan anak. Berikut beberapa manfaat dari menyusui selama pandemi:
Namun, ada kekhawatiran tentang apakah Ibu dengan COVID-19 dapat menularkan virus SARS-CoV-2 kepada bayi atau anak mereka melalui menyusui. Rekomendasi kontak ibu-bayi dan menyusui harus didasarkan pada pertimbangan penuh tidak hanya dari potensi risiko infeksi COVID-19 pada bayi, tetapi juga risiko morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan tidak menyusui, penggunaan susu formula yang tidak tepat serta efek perlindungan dari kontak kulit ke kulit.
WHO merekomendasikan bahwa Ibu yang diduga atau dikonfirmasi COVID-19 harus didorong untuk memulai atau melanjutkan menyusui. Pada hasil penelitian terbarunya, WHO menjelaskan bahwa deteksi RNA virus COVID-19 dalam ASI tidak sama dengan menemukan virus yang layak dan infektif. Penularan COVID-19 akan membutuhkan virus replikatif dan menular yang dapat mencapai situs target pada bayi dan juga untuk merubuhkan sistem pertahanan bayi. Jika di masa depan virus COVID-19 dari ASI terbukti bereplikasi dalam kultur sel, virus tersebut perlu mencapai situs target pada bayi dan merobohkan sistem pertahanan bayi agar penularan COVID-19 terjadi.
Implikasi risiko penularan perlu dibingkai dalam hal prevalensi COVID-19 pada Ibu menyusui, cakupan dan tingkat keparahan infeksi COVID-19 pada bayi ketika penularan terjadi dibandingkan dengan konsekuensi buruk dari pemisahan dan penggunaan pengganti ASI dan juga pemisahan bayi baru lahir
Anak-anak dan bayi beresiko lebih rendah terkena COVID-19. Di antara kasus-kasus terkonfirmasi COVID-19 pada anak-anak, sebagian besar hanya mengalami penyakit ringan atau tanpa gejala. Hal ini juga terjadi pada virus corona zoonosis lainnya (SARS-CoV dan MERS-CoV), yang tampaknya lebih jarang menyerang anak-anak dan menyebabkan lebih sedikit gejala dan penyakit yang tidak terlalu parah dibandingkan dengan orang dewasa
IgA sekretori telah terdeteksi dalam ASI ibu dengan infeksi COVID-19 sebelumnya. Meskipun kekuatan dan daya tahan sIgA reaktif terhadap COVID-19 belum ditentukan, beberapa komponen bioaktif telah diidentifikasi dalam ASI yang tidak hanya melindungi terhadap infeksi tetapi juga meningkatkan perkembangan neurokognitif dan imunologis anak.
Kontak kulit-ke-kulit dan perawatan Ibu yang dapat memfasilitasi proses menyusui dapat meningkatkan termoregulasi, kontrol glukosa darah, dan kedekatan ibu-bayi, mengurangi risiko kematian dan infeksi parah di antara bayi berat lahir rendah. Setelah periode neonatal, efek positif dari menggendong ini termasuk pola tidur yang lebih baik.
Bayi yang diberi ASI eksklusif, dapat diungkapkan berdasarkan penelitian yang menerangkan bahwa lebih dari 820.000 nyawa anak dapat diselamatkan setiap tahun di antara anak di bawah 5 tahun, jika semua anak 0-23 bulan disusui secara optimal. Bagi ibu, menyusui melindungi dari kanker payudara dan dapat melindungi dari kanker ovarium dan diabetes tipe 2. Di sisi lain, anak-anak berisiko rendah terkena COVID-19.
Sudah jelas ya Moms, bahwa Ibu yang terkonfirmasi positif COVID-19 dapat melanjutkan proses menyusui bayinya karena nutrisi yang dibutuhkan jauh lebih penting. Sejauh ini virus SARS-CoV-2 yang menular (virus yang menyebabkan COVID-19) belum ditemukan dalam ASI. Bayi masih dapat menerima ASI meskipun Ibunya dinyatakan positif COVID-19. Berikut beberapa cara dalam memberikan ASI saat Ibu terkonfirmasi positif COVID-19:
Untuk menghindari si Kecil dari penularan COVID-19, sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama minimal 20 detik. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan. Carilah yang mengandung setidaknya 60% alkohol. Hindari menyentuh wajah, mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum dicuci. Juga, pastikan untuk membersihkan permukaan yang terlihat kotor atau mungkin benda yang sekiranya terkontaminasi virus.
Jika merasa sakit, berhati-hatilah untuk batuk dan bersin dan gunakan tisu sebagai penutup mulut. Segera buang tisu bekas dan cuci tangan. Pastikan untuk selalu menggunakan masker sesaat ketika sedang menyusui. MOOIMOM Disposable Face Mask merupakan masker sekali pakai yang secara efektif menyaring, dan membentuk penghalang yang sangat baik dari cairan, partikel mikro, bakteri, debu, serbuk sari dan asap. Efisiensi filtrasi ≥ 95%.
Selain itu, jangan lupakan PRENAVITA Honey Lychee untuk menambah ASI dan pemulihan pasca persalinan. Tidak perlu khawatir akan bayi yang kurang gizi dan kualitas ASI kurang baik karena PRENAVITA mengandung banyak nutrisi dan kaya akan manfaat. ASI berlimpah, Ibu tenang!
Segera dapatkan perlengkapan untuk menunjang momen menyusui hanya di www.mooimom.id!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM