26 May 2021
Salsa
Tips Menyusui
Tips Menyusui
Pernahkah Moms mendengar tentang abses payudara? Penyakit ini seringkali diderita oleh Ibu yag masih menyusui. Namun ternyata terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa wanita yang tidak menyusui juga dapat terkena penyakit abses payudara. Menurut laman healthnavigator.org pada artikelnya yang berjudul Breast Abscess, kondisi ini sebagian besar disebabkan oleh infeksi, di mana bakteri masuk ke payudara Moms melalui puting yang sakit atau pecah-pecah.
Berdasarkan Medical News Today, abses payudara adalah benjolan berisi nanah yang menyakitkan di bawah kulit payudara. Abses payudara bisa menjadi komplikasi mastitis, yang merupakan infeksi pada payudara. Benjolan ini lebih umum terjadi pada wanita yang sedang menyusui. Menurut ringkasan literatur ilmiah tahun 2020, mastitis laktasi terjadi pada 2–3% wanita menyusui, dan 5–11% di antaranya dapat mengembangkan satu atau lebih abses. Menurut review pada tahun 2018 yang diterbitkan oleh US National Library of Medicine, abses yang tidak terkait dengan menyusui biasanya terbentuk pada orang dengan obesitas dan orang yang merokok.
Pada penelitian Breast Infection: A Review of Diagnosis and Management Practices, jika seseorang tidak menerima pengobatan untuk mastitis, infeksi dapat menghancurkan jaringan, memungkinkan kantung terbentuk di bawah kulit dan berisi nanah. Bagi orang yang mengalami, mungkin terasa seperti benjolan, namun ini merupakan abses.
Abses payudara laktasi biasanya terjadi karena infeksi staphylococcus aureus dan bakteri streptokokus. Ketika laktasi tidak terlibat, abses payudara biasanya berasal dari campuran bakteri staphylococcus aureus, streptokokus, dan anaerob, yakni bakteri yang tidak tumbuh di tempat yang terdapat oksigen. Infeksi pada payudara dapat terjadi jika:
Lalu, jika seseorang mengalami abses payudara, orang tersebut mungkin merasakan atau memperhatikan adanya massa di jaringan payudara bersama dengan gejala infeksi pada payudara. Gejala-gejala ini mungkin diantaranya seperti, produksi susu rendah, nyeri di payudara, keluarnya cairan dari puting, kulit memerah, suhu tinggi, sakit kepala, mual, muntah, gejala seperti flu dan juga mudah lelah
Pada beberapa kasus, dokter mungkin perlu mengeluarkan cairan dari benjolan. Dokter juga mungkin akan mengekstrak cairan dengan jarum atau mengeringkannya dengan membuat sayatan kecil di kulit. Dokter biasanya menggunakan aspirasi jarum jika orang tersebut sedang menyusui atau jika massanya lebih kecil dari 3 sentimeter.
Bagi orang yang menderita abses dan tidak menyusui, kemungkinan akan mengalami abses berulang, sehingga harus menjalani lebih dari satu ekstraksi atau drainase. Jika abses yang dikeringkan meninggalkan rongga yang besar, profesional perawatan kesehatan akan menidaklanjuti lebih lanjut untuk membantu drainase dan penyembuhan. Selain itu, dokter mungkin meresepkan antibiotik selama 4–7 hari.
Obat yang dijual bebas, seperti asetaminofen atau ibuprofen, dapat membantu meredakan nyeri. Kompres hangat juga dapat digunakan untuk menenangkan peradangan. Di samping itu, healthline.com menyarankan perawatan di rumah yang dapat mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan saat Moms menyembuhkan abses payudara, yakni:
Sembari melakukan perawatan di rumah, jangan lupa untuk selalu hubungi dokter jika Moms memiliki tanda-tanda infeksi yang memburuk. Lalu, Moms bisa mulai memilih pemakaian bra yang nyaman dengan MOOIMOM Comfort Crossover Maternity & Nursing Bra untuk mendukung aktivitas tetap berjalan dengan lancar. Bra ini dapat digunakan pada masa kehamilan, menyusui dan sehari-hari, dimana satu bra dapat menyesuaikan berbagai perubahan bentuk payudara.
MOOIMOM Comfort Crossover Maternity & Nursing Bra akan terasa nyaman di kulit tanpa meninggalkan bekas atau tanda dan bisa Moms dapatkan segera di www.mooimom.id! Jadi, tunggu apa lagi, Moms?
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM