Hindari 3 Kesalahan Menyimpan ASI yang Umum Terjadi

calendar icon

29 Sep 2020

author icon

Gisela Niken

category icon

Tips Menyusui

Hindari 3 Kesalahan Menyimpan ASI yang Umum Terjadi

Setelah melakukan pumping tentunya Moms harus menyimpan ASI di tempat yang aman. Kerap kali banyak Moms yang tidak memahami cara menyimpan yang tepat. Hal ini bisa merusak kualitas ASI loh, Moms. Maka dari itu, hindari sederet kesalahan saat menyimpan ASI berikut ini.

Melakukan Pumping Terlalu Banyak

Banyak Moms yang takut kekurangan ASI sehingga melakukan pumping dan menyimpan ASI perah sangat banyak. Namun Moms perlu memahami bahwa  kandungan nutrisi dalam ASI perah akan berkurang seiring dengan waktu, apalagi kandungan vitamin C.

Ketika Moms langsung menyusui Si Kecil, nutrisi pada ASI tentunya akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Misalnya saat Moms memberikan ASI yang diperah saat bayi berusia sebulan kemudian memberikannya saat bayi berusia tiga bulan tentunya kebutuhan nutrisi bayi sudah berubah.

Secara teknis memang benar bahwa ASI dapat disimpan di dalam freezer hingga 6 bulan lamanya. Bila disimpan di dalam kulkas, ASI juga akan bertahan paling lama 5 hari. Namun, Moms perlu memahami bahwa ada riisko jika kandungan ASI berubah dan tidak sesuai dengan kondisi bayi.

 

Sisa ASI Perah Dikembalikan ke Kulkas

Saat memberikan ASI perah ternyata Si Kecil tidak menghabiskannya. Apalagi, jika sisa konsumsi ASI masih cukup banyak serta waktu penyajiannya tidak sampai satu jam. Umumnya kondisi ini terjadi karena Si Kecil sudah kenyang atau malah tertidur. Tentu saja hal ini membuat bayi tidak mau menghabiskan ASI.

Jika kondisi ini terjadi, ada baiknya Moms tidak memasukkan ASI kembali ke dalam freezer. Imgat bahwa ASI perah sempat berada  di suhu ruang. Tentu saja hal ini memungkinkan untuk menjadi tempat bakteri berkembang biak. Meskipun jika dilihat secara kasat mata masih tampak bagus.

Kebiasaan memasukkan kembali ASI perah ke dalam kulkas atau freezer bisa saja hanya akan menjadi tempat berkembang biak bakteri. Kondisi cukup berisiko terhadap pencernaan bayi. Tentunya nutrisi akan berubah dan tentunya berdampak buruk untuk bayi.

Moms perlu memiliki manajemen waktu yang baik untuk menghindari kejadian sisa ASI seperti ini. Caranya dimulai dengan menyesuaikan jadwal makan dan ASI yang konsisten. Kebiasaan ini memudahkan Moms untuk memperkirakan kapan anak lapar ataupun kenyang. Selain itu, jangan lupa untuk memastikan  jumlah ASI yang tersimpan di tiap wadahnya sesuai dengan kebutuhan bayi untuk satu kali konsumsi. Artinya jangan sampai ASI perah sia-sia.

Memang hal ini tidak mudah dilakukan karena Moms mungkin membutuhkan penyesuaian untuk masa awal. Pastinya akan tetap ada risiko terbuangnya ASI. Namun Moms tak perlu panik karena untuk mengetahui ritme terbaik dibutuhkan proses. Untuk mendapatkan ritmenya, Moms bisa mencatat jumlah ASI yang dikonsumsi bayi pada waktu-waktu tertentu. Cara sederhana ini bisa membantu Moms mendapatkan jadwal menyusui yang efektif dan stabil.

Sembarangan Menyimpan ASI Perah

Tentu saja menyimpang ASI berbeda dengan cairan lain. Bisa dibilang cairan ASI dapat disimpan di sembarang wadah. Namun ingat bahwa ASI perah membutuhkan wadah tertentu. Fungsinya untuk menghindari kontaminasi bakteri dan bahan berbahaya. Salah satu rekomendasi wadah untuk menyimpan ASI yang terbaik adalah material kaca.

Ini merupakan material yang paling aman digunakan karena aman disimpan dalam jangka waktu lama. Apalagi material kaca juga lebih ramah lingkungan karena bisa dicuci dan digunakan kembali. Namun ada kekurangan dari botol kaca karena cenderung berat dan membutuhkan ruang yang besar.

Selain botol kaca, Moms juga bisa memakai kantong dengan bahan plastik sebagai alternatif cara menyimpan ASI perah dengan material yang lebih ringan. Jangan lupa untuk memastikan kualitas plastik tersebut alias memastikan bahannya BPA-free. Apa yang dimaksud dengan BPA free atau bebas BPA?

BPA merupakan Bisphenol A yang merupakan material untuk mengeraskan plastik. Hal ini emmbuat plastik dapat dipakai ulang seperti pada kontainer makanan dan botol minum plastik. Biasanya bahan ini dipakai untuk melapisi kaleng susu agar tahan karat. BPA dianggap berbahaya bagi kesehatan karena partikelnya dapat terurai dan beriisko menyebabkan kanker. Selain itu, ada risiko lain seperti meningkatkan risiko penyakit jantung, kelainan hati, diabetes, serta gangguan otak dan perilaku pada anak kecil.

Maka dari itu, Moms harus memastikan bahwa kantong plastik ASI yang dipakai sudah ada tanda BPA-free. Selain itu, periksa kode di bagian bawah wadah plastik. Jika terdapat tanda segitiga dengan nomor 1, 2, 4, 5 itu artinya wadah tersebut aman digunakan. Moms harus memastikan bahwa bahan plastiknya juga tebal dan bebas bocor.

Pastinya menyimpan ASI adalah proses yang tak terpisahkan dan penting untuk diperhatikan agar bayi senantiasa sehat. 

 


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM