07 Nov 2021
Anggraini Nurul F
0-6 bulan
0-6 bulan
Dikutip dari Mayo Clinic, clubfoot atau kaki pengkor menggambarkan berbagai kelainan kaki yang biasanya muncul saat lahir (bawaan) di mana kaki bayi terpelintir keluar dari bentuk atau posisinya. Pada clubfoot, jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang (tendon) lebih pendek dari biasanya. clubfoot adalah cacat lahir yang cukup umum dan biasanya merupakan masalah tersendiri bagi bayi baru lahir yang sehat.
Clubfoot bisa ringan atau parah. Sekitar setengah dari anak-anak dengan kaki pengkor memilikinya di kedua kaki. Jika Si Kecil memiliki clubfoot, itu akan membuatnya lebih sulit untuk berjalan secara normal, jadi dokter umumnya menyarankan untuk mengobatinya segera setelah lahir.
Dokter biasanya berhasil mengobati clubfoot tanpa operasi, meskipun terkadang anak-anak memerlukan operasi lanjutan di kemudian hari.
Kaki pengkor atau clubfoot terjadi karena tendon (urat; sekumpulan jaringan ikat yang menghubungkan jaringan otot dengan tulang) dan otot di dalam ataupun di sekitar kaki bayi lebih pendek dari yang seharusnya.
Hingga saat ini, dokter masih belum mengetahui apa penyebab pasti dari clubfoot pada bayi dan tidak ada cara yang bisa digunakan untuk mencegahnya.
Tetapi, beberapa faktor ini diduga menjadi penyebab clubfoot pada bayi:
1. Jenis Kelamin
Setiap bayi baru lahir memang bisa saja dilahirkan dengan kaki pengkor. Akan tetapi, melalui situs drgreene.com, Dr. Alan Greene menyampaikan bahwa jenis kelamin merupakan salah satu penyebab clubfoot pada bayi.
Hal tersebut dikarenakan dua pertiga dari bayi yang lahir dengan clubfoot berjenis kelamin laki-laki.
2. Faktor Genetik atau Riwayat Keluarga
“Keluarga yang memiliki komponen genetik kuat terhadap clubfoot merupakan penyebab dari sekitar 20% hingga 25% dari semua bayi yang lahir dengan kondisi ini,” kata Christina Gurnett, MD, PhD, seorang neurogenetik pediatrik di Fakultas Kedokteran di Washington University, St. Louis, seperti dikutip dari healio.com.
Sementara itu, National Health Service UK menjelaskan bahwa jika pasangan suami istri memiliki 1 anak dengan clubfoot, maka peluang untuk melahirkan bayi dengan kondisi yang sama sekitar 1:35.
Jika salah satu orang tua lahir dengan clubfoot, ada peluang 1:30 untuk memiliki bayi dengan kelainan ini.
Sedangkan jika kedua orang tua sama-sama lahir dengan kondisi ini, maka peluangnya naik menjadi sekitar 1:3.
3. Gaya Hidup Tidak Sehat
Mengutip situs WebMD, perempuan yang menjalani gaya hidup tidak sehat saat hamil, seperti merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang, bisa meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan clubfoot.
4. Cacat Lahir Lainnya
Menurut situs Medical News Today, kadang-kadang penyebab clubfoot pada bayi berkaitan dengan kelainan tulang seperti spina bifida cystica, displasia pangkal paha, atau displasia tulang panggul (DHH).
Selain itu, cacat lahir lainnya yang juga biasa dikaitkan dengan clubfoot pada bayi adalah gangguan pada jalur neuromuskuler pada otak, sumsum tulang belakang, saraf, atau otot.
5. Kekurangan Cairan Ketuban
American Academy of Family Physicians menyebutkan bahwa salah satu penyebab clubfoot pada bayi adalah kekurangan cairan ketuban selama ia masih berada di dalam kandungan.
Cairan ketuban adalah cairan yang melindungi bayi di dalam rahim. Faktor risiko ini juga dikaitkan dengan tes amniosentesis ( prosedur untuk menguji cairan ketuban) terlalu dini, sebelum usia kehamilan 13 minggu.
Jika bayi memiliki clubfoot, kakinya akan mengarah ke bawah dan ke dalam seperti tongkat golf. Bagian tengah kaki bayi juga melengkung ke dalam dan membuat kaki terlihat pendek dan lebar.
Biasanya, ada lipatan dalam di bagian dalam kaki dan belakang tumit. Bayi mungkin juga memiliki otot betis yang kurang berkembang.
Jika tidak segera diobati, nantinya bayi akan tampak berjalan dengan pergelangan kaki atau sisi kakinya. Beberapa hal yang tampak saat kaki bayi mengalami Clubfoot:
Talipes posisional adalah kondisi yang mirip dengan ini. Tetapi dengan talipes posisional, kaki dapat dengan lembut dipindahkan ke posisi normal.
Ini lebih memiliki gejala yang lebih ringan daripada clubfootdan biasanya sembuh sendiri tanpa perawatan khusus.
Clubfoot biasanya didiagnosis pada pemindaian ultrasoundsaat janin berusia 20 minggu, yang merupakan tes standar pada kehamilan.
Terkadang, bidan atau dokter akan mendiagnosisnya saat bayi lahir. Jika bayi didiagnosis Clubfoot, Moms akan diarahkan untuk menemui dokter atau ahli bedah ortopedi pediatrik.
Sebab, terkadang anak-anak dengan kondisi ini juga mengalami displasia pada perkembangan pinggulnya. Saat bayi lahir, bidan dan dokter selalu memeriksakan pinggulnya dengan cermat.
Jika bidan atau dokter khawatir bayi mengalami displasia perkembangan pinggul, mereka akan merujuk bayi Anda untuk USG pinggul.
Kondisi Clubfoot pada bayi tidak akan membaik tanpa pengobatan. Membiarkannya tidak diobati akan meningkatkan risiko komplikasi di kemudian hari.
Perawatan bisa terjadi selama minggu-minggu pertama setelah kelahiran. Tujuannya adalah untuk membuat kaki kaki kembali ke posisinya dan bebas dari rasa sakit.
Beberapa cara mengatasinya antara lain:
1. Metode Ponseti
Ini menjadi metode pengobatan utama, di mana seorang spesialis akan memanipulasi kaki bayi dengan tangan mereka.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki lekukan di kaki. Kemudian gips dipasang dari jari kaki ke paha, untuk menahan kaki pada posisinya.
Biasanya dilakukan satu sesi dalam seminggu. Ini dilakukan dengan cara yang sangat lembut, dan pasien seharusnya tidak mengalami rasa sakit.
Pada setiap sesi gips akan diganti, dan setiap kali kaki dikoreksi pada posisi seharusnya. Seluruh proses dapat dilakukan 4 sampai 10 kali, dengan menggunakan 4 sampai 10 gips baru.
Gips harus dikenakan untuk membantu membentuk kembali kaki. Pembedahan kecil dapat dilakukan jika diperlukan dalam metode ini, untuk melepaskan tendon Achilles.
Setelah kaki dikoreksi, pasien perlu memakai sepatu bot khusus yang dipasang pada penyangga untuk menahan kaki pada posisi terbaik. Ini juga dilakukan untuk mencegah kekambuhan.
Selama 2 sampai 3 bulan, sepatu bot dipakai 23 jam sehari. Setelah itu, hanya dikenakan pada malam hari dan saat tidur siang, hingga usia sekitar 4 tahun.
Agar metode ini efektif harus dilakukan sejak dini, dan orang tua harus memastikan sepatu dipakai sesuai petunjuk. Jika tidak, kaki dapat kembali ke posisi semula dan perawatan harus diulang lagi.
2. Metode Prancis
Metode ini terdiri dari peregangan harian, olahraga, pijat, dan imobilisasi kaki dengan pita nonelastik. Tujuannya adalah untuk menggerakkan kaki secara perlahan ke posisi yang benar.
Selama 3 bulan pertama, sesi terapi ini dilakukan terutama oleh ahli terapi fisik. Orang tua juga akan menerima pelatihan ini, sehingga dapat melakukan beberapa perawatan di rumah.
Pembalutan dan belat terus dilakukan sampai anak berusia 2 tahun. Jika Clubfoot adalah satu-satunya masalah yang dimiliki bayi, pengobatan biasanya akan berhasil sepenuhnya.
3. Operasi
Pembedahan dapat digunakan jika metode lain tidak berhasil, tetapi ini biasanya berdasarkan kasus per kasus. Ini bertujuan untuk menyesuaikan tendon, ligamen, dan persendian di kaki dan pergelangan kaki.
Misalnya dengan melepaskan tendon Achilles, atau dengan memindahkan tendon yang berjalan dari depan pergelangan kaki ke bagian dalam kaki.
Operasi yang lebih invasif akan melepaskan struktur jaringan lunak di kaki. Dokter bedah kemudian menstabilkan kaki menggunakan pin dan gips.
Jika dokter mendiagnosis Si Kecil memiliki clubfoot, pemeriksaan dini akan membantu mengidentifikasi penyebab pasti clubfoot yang dideritanya.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM