06 Mar 2024
Ainuni Rahmita
Pra-sekolah
Pra-sekolah
Pekerjaan rumah tangga sering kali dibebankan kepada anak perempuan, permasalahan ini tidak terlepas dari stereotip gender dan peran tradisional yang telah tertanam dalam budaya masyarakat. Budaya dan tradisi di masyarakat, sering mengaitkan peran perempuan dengan tugas-tugas rumah tangga, sementara peran laki-laki dianggap lebih terkait dengan pekerjaan di luar rumah.
Stereotip gender juga mendukung ketimpangan ini, pekerjaan rumah tangga sering dianggap sebagai pekerjaan yang lebih sesuai untuk perempuan karena dianggap lebih cocok dengan sifat-sifat yang dikaitkan dengan femininitas, seperti kelembutan dan kepedulian. Padahal pekerjaan rumah tangga bukanlah eksklusif untuk anak perempuan, melainkan tanggung jawab semua anak, tanpa memandang jenis kelamin.
Mengajarkan pekerjaan rumah tangga kepada anak laki-laki adalah bagian penting dari pembentukan keterampilan hidup dasar yang diperlukan untuk menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab. Tentunya pekerjaan rumah tangga bukan hanya tentang membersihkan atau merapikan, tetapi juga melibatkan pembelajaran nilai-nilai seperti tanggung jawab, kerjasama tim, dan menghargai kontribusi dalam keluarga.
Salah satu pakaian dari mugu yaitu mugu Hearts' Mate Collection memberikan kenyamanan ekstra ketika anak memakainya. Memberikan mugu Hearts' Mate Collection kepada anak laki-laki menjadi salah satu cara untuk mendorong semangat anak laki-laki dalam belajar pekerjaan rumah tangga. Berikut adalah beberapa cara lainnya untuk membantu orang tua mengajarkan pekerjaan rumah tangga kepada anak laki-laki!
Seorang ayah harus bisa menunjukkan kepada anak contoh positif dengan melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka, jadi berikan contoh yang baik dalam hal melibatkan diri dalam pekerjaan rumah.
Libatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sejak dini. Ajak anak membantu dalam pekerjaan ringan seperti merapikan mainan, menyapu, atau merapikan tempat tidur. Berikan pujian ketika dia berhasil menyelesaikan tugasnya.
Jadikan pekerjaan rumah tangga sebagai aktivitas yang menyenangkan. Misalnya, putar musik atau buat permainan sederhana ketika sedang membersihkan kamar atau merapikan dapur. Hal ini dapat membuat anak laki-laki lebih termotivasi untuk berpartisipasi.
Mulailah dengan memberikan tanggung jawab yang sesuai dengan usia anak. Ketika dia sudah terbiasa dan mampu menyelesaikan tugas-tugas kecil, tingkatkan kompleksitasnya seiring waktu. Misalnya saat usia balita biasakan anak untuk merapikan mainannya sendiri, kemudian ketika sudah usia sekolah ajak anak untuk memasak bekal sekolahnya.
Ajarkan anak laki-laki tentang pentingnya kerjasama dalam rumah tangga. Jelaskan bahwa semua anggota keluarga memiliki peran masing-masing untuk menjaga rumah tetap bersih dan nyaman.
Berikan penghargaan atau insentif kecil sebagai bentuk apresiasi atas usaha anak dalam melibatkan diri dalam pekerjaan rumah tangga. Penghargaan dalam hal ini tidak harus sesuatu yang besar, dapat berupa pujian, stiker, atau sistem hadiah kecil.
Sertakan pengajaran keterampilan hidup seperti memasak, mencuci piring, atau mencuci pakaian. Keterampilan ini tidak hanya membantu anak mengembangkan keterampilan praktis, tetapi juga mempersiapkannya untuk hidup mandiri di masa depan.
Diskusikan dengan anak mengenai tujuan bersama keluarga untuk menjaga kebersihan dan keteraturan rumah. Dengan melibatkan anak laki-laki dalam proses pengambilan keputusan, dia akan merasa lebih terlibat dan bertanggung jawab.
Perlu diingat bahwa pembelajaran ini memerlukan waktu dan konsistensi. Bersabarlah dan berikan dukungan positif saat anak belajar melibatkan diri dalam pekerjaan rumah tangga. Dengan memberikan panduan dan dukungan yang tepat, anak laki-laki dapat belajar kesetaraan gender dan nilai-nilai positif terkait pekerjaan rumah tangga.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM