06 Sep 2021
Anggraini Nurul F
Pra-kehamilan
Pra-kehamilan
Ranitidin adalah obat yang digunakan untuk menangani gejala atau penyakit yang berkaitan dengan produksi asam berlebih di dalam lambung. Produksi asam lambung yang berlebihan dapat membuat memicu iritasi dan peradangan pada dinding lambung dan saluran pencernaan.
Ranitidin akan menghambat sekresi asam lambung berlebih. Beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan ranitidin adalah tukak lambung, sakit maag, penyakit refluks asam lambung (GERD), dan sindrom Zollinger-Ellison.
Beberapa waktu belakangan, beberapa produk yang mengandung ranitidin terbukti terkontaminasi oleh N-Nitrosodimethylamine (NDMA), yaitu zat yang berpotensi menimbulkan kanker jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan dan dalam waktu yang lama. Karena alasan itu, BPOM sementara ini memutuskan untuk menarik beberapa produk ranitidin dari peredaran.
Obat ranitidin boleh dikonsumsi selama masa kehamilan karena dianggap aman untuk ibu hamil.
Meski demikian, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai aturan konsumsi obat ini saat hamil.
Dokter akan membantu Anda untuk mempertimbangkan manfaat dan risiko yang mungkin terjadi pada Anda dan bayi bila mengonsumsi obat ini selama masa kehamilan.
Namun, menurut badan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, obat ranitidin tergolong ke dalam kategori B, dilansir dari laman Drugs.
Baca Juga:
5 Jenis Obat Radang Tenggorokan Untuk Ibu Hamil yang Aman
Artinya, obat ini tidak menunjukkan risiko pada janin berdasarkan beberapa penelitian pada hewan.
Namun, belum ada studi yang memadai mengenai keamanan konsumsi ranitidin pada ibu hamil.
Selain itu, berdasarkan Therapeutic Goods Administration (TGA) dari pemerintah Australia, obat ranitidin tergolong ke dalam kategori B1.
Artinya, ibu hamil dan wanita usia subur yang mengonsumsi obat ini dalam jumlah terbatas tidak menunjukkan adanya efek yang membahayakan janin.
Studi pada hewan pun belum menunjukkan adanya kerusakan janin bila minum ranitidin selama kehamilan.
Merangkum laman Medicinespregnancy.org, konsumsi obat ranitidin tidak menyebabkan cacat lahir pada bayi, keguguran, lahir mati, atau kelahiran prematur.
Namun, ibu tetap perlu berhati-hati mengonsumsi obat ini, terutama pada trimester awal kehamilan.
Pasalnya, sebagian besar organ dalam janin terbentuk pada usia 12 minggu pertama kehamilan.
Pada waktu inilah, beberapa obat diketahui menyebabkan cacat lahir. Untuk informasi lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter kandungan Anda.
Dosis obat ranitidin untuk ibu hamil bisa bervariasi. Ini tergantung pada tujuan penggunaan, tingkat keparahan, gejala, dan riwayat kesehatan ibu hamil itu sendiri.
Namun, dosis obat ranitidin untuk mengobati maag pada orang dewasa tidak boleh melebihi 300 mg per hari.
Dosis yang lebih kecil, yaitu sekitar 75 mg hingga 150 mg dapat dikonsumsi jika keluhan tidak terlalu kronis.
Pastikan untuk konsultasi dengan dokter Anda sebelum memulai mengonsumsi obat pada setiap dosis tertentu.
Saat hamil Moms akan sangat membutuhkan kenyamanan saat tidur. Namun perut yang semakin membesar membuat Moms membutuhkan bantal hamil agar Moms lebih nyaman saat tidur. MOOIMOM 2 in 1 Maternity & Nursing Pillow akan memenuhi kenyamanan tidur Moms. Selain itu, bantal ini tidak hanya dapat digunakan pada saat masa kehamilan, tapi juga bisa digunakan hingga masa menyusui.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM