27 May 2021
Ika
Tips Menyusui
Tips Menyusui
Jika Si Kecil tampak sangat rewel, sebentar-sebentar mendengus serta kelihatan ruam pada tubuhnya, barangkali Moms mulai bertanya-tanya: “Mungkinkah bayi saya alergi susu?”
Jawabannya, tidak. Protein alami air susu ibu (ASI) sangat ringan sehingga tak bakal memicu alergi pada bayi. Namun ... Nah, ini namun-nya. Bayi sewaktu-waktu bisa terkena alergi akibat makanan yang moms konsumsi. Sebagian kecil makanan yang menimbulkan reaksi alergi itu, karena proses menyusui dan menyusu, dapat menyelinap ke dalam tubuh bayi.
Bagaimana kita tahu bayi tidak alergi ASI? Pada tahun 1983, sejumlah ilmuwan Swedia membuktikan bayi kolik sekalipun tak bermasalah dengan ASI. Meski demikian, mereka bisa saja alergi terhadap protein yang melewati usus ibu ke dalam aliran darah dan kemudian ke dalam air susunya. Lebih lanjut mengenai kolik pada bayi, dapat dibaca dalam artikel ini.
Alergen, si penjajah asing itu, terkadang bisa menimbulkan kerepotan besar. Sekitar 10% kolik disebabkan alergi makanan bayi—paling sering makanan alergen yang umum, seperti susu, kedelai, jeruk, telur, kacang-kacangan. Bisa juga kandungan yang sensitif—seperti kafein dalam kopi, cokelat, teh, cola atau jamu-jamuan.
Alergi adalah reaksi berlebihan dari sistem kekebalan. Reaksi yang terlalu besar itu sebetulnya melindungi kita dari protein asing. Pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa, perkelahian antara tubuh dan katakanlah, bulu kucing atau serbuk sari, terjadi pada bagian atas tubuh, menyebabkan hidung meler atau bersin. Tetapi pada bayi, medan pertempuran alerginya ada pada usus. Berikut gejala alergi susu yang paling umum pada bayi.
Muntah
Tanda-tanda sakit perut (menangis dan mendengus)
Diare berlendir atau ada darah pada tinja
Gatal-gatal
Eksim (ruam merah gatal di dalam lutut, siku, leher)
Ruam kulit bersisik
Batuk atau mengi
Mata berair, pilek atau hidung tersumbat
Pembengkakan (terutama pada bibir, lidah atau tenggorokan)
Dalam waktu 30 menit setelah seorang ibu makan, potongan kecil protein mengalir dari perutnya ke payudaranya. Potongan kecil protein itu dapat bertahan di sana selama berjam-jam. Seperti disebutkan, alergi makanan yang paling umum menjadi mangsa bayi adalah susu sapi dan kedelai, dan yang lebih jarang adalah telur, kacang-kacangan, jeruk, gandum, dan kerang. (Hal yang sama persis yang menyebabkan alergi pada orang besar.)
Dokter mungkin menyarankan Moms untuk tak mengonsumsi makanan atau minuman pemicu alergi selama sepekan sesudah sesi konsultasi. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk meneliti alergi pada tubuh sekitar waktu itu. Ada pula yang lebih cepat. Tiga hari sesudah menyetop makanan tertentu, gejalanya akan menghilang.
Selama memperbaiki asupan makanan dan minuman, Moms sebaiknya minum suplemen pendukung. Dengan begitu, proses menyusui dan menyusu tetap dapat berjalan dengan baik. Salah satu produk yang menyediakan nutrisi pendukung selama menyusui adalah Prenavita Honey Lychee. Bentuknya yang berupa serbuk dalam kemasan ringkas dapat dengan mudah dibawa bepergian.
Dapatkan di www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM