Bahaya Mengangkat Berat Saat Hamil yang Penting Moms Ketahui

calendar icon

12 Nov 2021

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

Trimester Pertama

Bahaya Mengangkat Berat Saat Hamil yang Penting Moms Ketahui

Berat badan yang terus bertambah dan perut yang membesar tak jarang memengaruhi aktivitas ibu hamil. Itu sebabnya banyak orang yang merasa khawatir saat melihat ibu hamil beraktivitas berat termasuk mengangkat beban berat.

Apalagi saat hamil, aktivitas apa pun yang dilakukan ibu akan berdampak pada kesehatan ibu dan janin di dalam perutnya. Namun, mengapa mengangkat berat saat hamil tidak diperbolehkan saat hamil? Sebab kegiatan mengangkat barang bisa berbahaya bagi Moms maupun janin.

Meski tiap orang memiliki kekuatan yang berbeda-beda, umumnya ibu hamil tidak dianjurkan untuk mengangkat beban lebih dari 10 kilogram. Sekalipun telah terbiasa mengangkat beban berat sebelum hamil, Moms tetap disarankan untuk berhati-hati, terutama setelah memasuki kehamilan trimester ketiga.

Alasan Moms Dilarang Mengangkat Berat saat Hamil

Seiring perkembangan janin dalam kandungan, tubuh ibu mengalami perubahan. Terutama rahim yang terus menekan otot perut sehingga memicu kram perut lebih sering.

Mengutip dari American Pregnancy Association, peningkatan hormon progesteron saat hamil mengakibatkan otot dan persendian pinggul jadi kendur dan melemas. Mengangkat barang berat saat akan menekan dasar panggul karena rahim dan janin dalam dasar panggul sudah dalam posisi menekan.

Ini menempatkan lebih banyak tekanan pada punggung bawah sehingga membuat otot dan persendian tubuh bawah lebih rentan mengalami kram dan terkilir.

Moms mungkin merasakan bahwa aktivitas apapun, termasuk mengangkat beban berat, menjadi terasa berbeda di masa kehamilan. Hal ini disebabkan rahim yang kian membesar dapat menyebabkan otot perut tertarik atau terasa kram.

Otot perut tergolong otot yang berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh dan dibutuhkan dalam hampir semua aktivitas fisik, apalagi mengangkat beban.

Jika otot ini melemah atau tidak berfungsi seperti biasa, tidak heran jika aktivitas fisik menjadi lebih sulit. Hal ini juga bisa meningkatkan risiko cedera otot, sakit punggung, dan nyeri panggul pada ibu hamil.

Perubahan hormon di masa kehamilan juga membuat jaringan penunjang dasar panggul dan sendi-sendi menjadi lebih lemah. Hal ini akan menyebabkan Moms lebih sulit mengangkat beban dan mengatur keseimbangan tubuh, sehingga meningkatkan risiko cedera yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya keguguran atau gawat janin.

Selain itu, melemahnya dasar panggul juga meningkatkan risiko Moms mengalami hernia.

Tak hanya itu, mengangkat beban berat dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR) pada sebagian wanita hamil. Ibu hamil dengan risiko ini dianjurkan untuk tidak lagi mengangkat beban berat setelah melewati trimester pertama kehamilan.


Baca Juga:

Dilarang Potong Rambut Saat Hamil, Mitos atau Fakta


Bahaya Mengangkat Berat saat Hamil

mengangkat berat saat hamil

Sebaiknya selama masa kehamilan Moms tidak mengangkat beban yang terlalu berat. Di mana ada 5 risiko yang bisa membahayakan kehamilan. Mau tahu apa saja dampak buruknya? Simak penjelasan berikut yuk Moms!

1. Nyeri Punggung dan Kelelahan

Sayangnya seiring bertambah usia  kandungan, seharusnya Moms tidak lagi melakukan kegiatan yang berat. Akan tetapi sayangnya sebagian ibu hamil mereka tetap bekerja dan mengangkat beban berat. Baginya hal itu mudah dan menganggapnya sepele.

Tapi ternyata kegiatan membawa barang berat ada dampak buruk yang akan dirasakan.

Aktivitas tersebut bisa terjadi pelemahan otot. Di mana mengangkat beban berat saat hamil dikhawatirkan akan memberikan tekanan yang sangat besar pada punggung bagian bawah dan menyebabkan pusat gravitasi tubuh berubah jadi agak renggang.

Selain itu membuat Moms merasa nyeri punggung hingga terjadi kelelahan.

2. Risiko Terpeleset dan Terkilir

Moms lagi hamil? Oleh karena itu sebaiknya menjaga kesehatan Moms maupun sang janin. Salah satunya tidak mengangkat sesuatu yang punya bobot berat, seperti menggendong anak atau mengangkat keranjang berisi cucian.

Dengan kegiatan tersebut tentunya ada dampak buruk, yakni dapat terjadi resiko terpeleset dan membuat otot maupun persendian jadi terkilir.

Sebaiknya hindari mengangkat beban terlalu berat dan selalu berhati-hati jika Moms terpaksa harus membawa barang yang berat.

3. Kelahiran Prematur

Selama masa kehamilan sebaiknya Moms tidak mengangkat benda dengan bobot yang beratnya lebih dari 9 kg, terutama jika kehamilan Moms sudah di trimester ketiga.

Di mana saat Moms membawa barang berat saat hamil, dampaknya ialah bisa mengalami persalinan prematur.

Artinya hal itu dapat memaksa terjadi pelepasan plasenta prematur pada ibu hamil. Tak hanya itu saja, kemungkinan sang bayi juga memiliki berat badan yang tidak optimal.

4. Keguguran

Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan aktivitas berat, terutama membawa barang dengan bobot yang tidak enteng.

Jadi seharusnya Moms hanya beraktivitas sehari-hari yang terbilang aman dan nyaman saja.

Apabila Moms memaksakan kehendak untuk mengangkat benda berat, maka akan terjadi resiko buruk seperti mengalami keguguran.

Sebab saat ibu hamil menanggung beban yang berat kemungkinan bisa berkurangnya keseimbangan. Hal inilah yang menyebabkan risiko ibu hamil jadi mudah terjatuh.

Tentunya ketika ibu hamil terjatuh, maka sangat berbahaya untuk janin dan akan mengalami keguguran.

5. Terjadi Preeklampsia

Sebaiknya selama masa kehamilan, Moms tidak mengangkat beban berat. Dampak buruk berikutnya adalah berisiko tinggi mengalami preeklampsia, yakni suatu kondisi yang terjadi adanya komplikasi kehamilan.

Biasanya preeklampsia ditandai dengan tekanan darah yang tinggi, mengalami kebocoran protein albumin dalam urine hingga mengalami edema (pembengkakan) di tangan, kaki atau wajah.

Maka dari itu sering kali adanya larangan pada ibu hamil untuk tidak mengangkat benda berat.

Apabila ibu hamil terpaksa harus membawa barang yang berat, maka jangan membuat gerakan menyentak secara tiba-tiba sambil mengangkat barang. Dekapkanlah beban tersebut sedekat mungkin pada tubuh Moms.


Baca Juga:

10 Makanan Yang Dilarang Saat Hamil


Tips Aman Mengangkat Beban Berat Saat Hamil

Mengangkat barang, baik ringan atau berat, sebenarnya ada tekniknya lho, Moms. Guna menghindari cedera, ada beberapa cara yang bisa Moms terapkan, yaitu:

  • Rendahkan tubuh dengan menekuk lutut saat mengambil beban, tapi jaga agar punggung dan pinggang tetap lurus.
  • Gunakan kaki untuk menahan beban, bukan otot punggung.
  • Dekatkan beban ke tubuh.
  • Kencangkan dasar panggul (seperti sedang menahan buang air besar) dan perlahan tarik perut ke dalam saat mengangkat beban.
  • Bernapas seperti biasa dan jangan menahan napas atau mengejan.
  • Hindari gerakan menyentak atau perubahan gerakan mendadak saat mengangkat beban.
  • Jika Moms harus menggendong anak, minta ia untuk naik ke kursi terlebih dahulu sebelum Moms menggendongnya.

Yang perlu Moms ingat adalah jangan memaksakan diri apabila beban yang dibawa terlalu berat. Moms bisa meminta bantuan kerabat atau rekan kerja untuk mengangkat beban yang berat saat hamil.

Hal-Hal yang Harus Dihindari Jika Mengangkat Beban Berat Saat Hamil

Ada beberapa hal yang harus Moms hindari terkait membawa beban berat saat hamil guna menghindari risiko cedera. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

  • Hindari mengangkat beban yang berat langsung dari lantai.
  • Hindari membawa beban di atas kepala.
  • Hindari membawa barang dengan satu tangan.
  • Hindari mengangkat beban dalam ruangan kecil yang membuat Moms tidak dapat bergerak bebas.
  • Hindari menggendong anak yang tidak bisa tenang atau sedang meronta-ronta.
  • Hindari mengenakan alas kaki yang licin saat mengangkat barang.

Meski sudah ada batasan beban atau teknik mengangkat beban yang berat, sebaiknya Moms tetap berhati-hati saat mengangkat beban berat saat hamil.

bannerbanner

 


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM