ASI Sering Rembes dan Bocor? Mungkin Karena Ini Moms!

calendar icon

07 Jun 2024

author icon

Danissa

category icon

Tips Menyusui

ASI Sering Rembes dan Bocor? Mungkin Karena Ini Moms!

ASI merupakan asupan penting untuk si kecil dari usia 0-6 bulan. ASI sendiri sudah mulai diproduksi sejak masa kehamilan ibu. Proses produksi ASI terjadi pada usia kehamilan ibu menginjak trimester akhir. Tiga bulan pertama setelah kelahiran si bayi, produksi ASI akan semakin melimpah. Pada masa ini, biasanya payudara Moms akan kerap kali mengeluarkan ASI meskipun tidak sedang diperah atau dipompa. Moms akan membutuhkan alat yang dapat menjadi tampungan ASI ketika tidak sedang diperah. Mooimom Premium Silicone Breast Pump dapat menjadi solusi Moms ketika produksi ASI sedang banyak-banyaknya dan ASI kerap kali menetes meskipun tidak sedang diperah. 

Selain menampung ASI, Mooimom Premium Silicone Breast Pump juga dapat digunakan sebagai pompa asi manual. Mooimom Premium Silicone Breast Pump akan sangat membantu Moms untuk menyimpan ASI yang menetes dengan kualitas yang terbaik karena terbuat dari silikon yang berkualitas tinggi, sudah BPA Free, Food Grade dan dengan ketahanan suhu panas sampai 250°C. Selain itu, Mooimom Premium Silicone Breast Pump juga anti debu, anti tumpah dan beroperasi tanpa suara sehingga breast pump ini mudah dibawa kemana-mana dan tidak akan membuat si kecil bangun saat Moms ingin menyusui sambil memompa ASI.


Baca Juga : ASI Rembes Tapi Dipompa Sedikit? Ini Penyebabnya


bannerbanner

Meskipun demikian, ASI lancar dan banyak tidak selamanya bisa menjadi kabar baik bagi Moms. Hal ini karenakan jika setelah tiga bulan pertama ASI Moms tetap terus berproduksi secara melimpah dan berlebihan, Moms bisa saja mengalami Hiperlaktasi. Hiperlaktasi merupakan kondisi dimana volume produksi ASI ibu telah melewati batas normal atau berlebihan. Kondisi hiperlaktasi ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi ibu dan juga bayi. Dampak hiperlaktasi pada bayi dapat ditandai ketika si kecil menjadi tidak ingin atau malas menyusu dan akan cepat kenyang walaupun baru sebentar menyusu. Sehingga, bayi juga akan sering kembung dan kolik karena si kecil hanya mendapatkan foremilk.

Di sisi lain, dampak hiperlaktasi pada ibu dapat mudah ditandai dengan sebagai berikut: 

Payudara Terasa Kencang dan Penuh

Saat sedang dalam fase menyusui, sudah normal payudara Moms akan terasa penuh dan kencang karena produksi ASI yang terus berjalan. Namun rasa penuh dan kencang pada payudara ini akan hilang seiring waktu payudara dikosongkan atau setelah menyusui. Meskipun demikian, hal ini tidak dialami oleh Moms yang mengalami hiperlaktasi karena Moms akan sering merasakan payudara yang terasa penuh dan kencang meskipun setelah menyusui. 

Payudara Terasa Nyeri

Selain terasa kencang dan penuh, Moms yang mengalami hiperlaktasi akan juga mengalami nyeri yang berkepanjangan pada payudara Moms. Rasa nyeri ini biasanya diikuti dengan kondisi payudara yang bengkak. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan aliran darah pada payudara dan produksi ASI yang terus menerus.

ASI Sering Rembes Hingga Muncrat

Produksi ASI yang berlebihan dapat membuat payudara mengeluarkan sedikit demi sedikit atau bahkan secara banyak ASI yang ada di dalam payudara Moms. Biasanya, hal ini ditandai ketika ASI Moms mulai merembes ke pakaian atau bra Moms. ASI yang keluar pun juga bisa dari kedua sisi payudara sehingga kondisi ini sangat tidak nyaman bagi Moms karena pakaian Moms akan sering kali basah dan juga si kecil yang turut terkena rembesan ASI Moms ketika sedang menyusu.


Baca Juga : Idealnya Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Memompa ASI?


Hiperlaktasi pada umumnya dapat disebabkan karena ketidakseimbangan hormon prolaktin, faktor genetik seperti keluarga ibu yang memiliki riwayat hiperlaktasi atau produksi ASI yang tinggi, kondisi stres pada ibu dan manajemen memompa ASI yang kurang baik. Manajemen waktu memompa ASI yang kurang tepat dapat memberikan stimulasi produksi ASI yang berlebihan pula. 

Beberapa cara yang dapat Moms lakukan untuk menangani hiperlaktasi adalah sebagai berikut:

Pompa ASI Sesuai Kebutuhan

Setiap Moms pasti ingin memastikan si kecil tidak kekurangan dalam memperoleh ASI. Meskipun demikian, Moms harus tetap membatasi waktu memompa ASI karena hal ini akan mempengaruhi produksi ASI. Semakin sering Moms memompa ASI, semakin banyak pula ASI yang akan diproduksi. Oleh karena itu, sebaiknya Moms dapat memompa ASI sesuai dengan kebutuhan si kecil seperti 3 sampai 4 jam sekali selama 5 menit. 

Jika ASI Moms masih menetes atau seringkali keluar tanpa dipompa, Moms bisa menggunakan Mooimom Premium Silicone Breast Pump agar ASI tidak akan terbuang dengan sia-sia dan tetap menjaga kesegaran dan kualitas ASI.

Mengubah Posisi Menyusui

Untuk membantu mengatasi hiperlaktasi, Moms juga dianjurkan untuk mengubah posisi menyusui menjadi sambil bersandar ataupun berbaring. Dengan berbaring atau bersandar, aliran ASI Moms akan terkontrol. Sehingga hal ini dapat membuat si kecil juga tidak akan tersedak ketika sedang menyusu. 

Memijat dan Mengompres Payudara

Moms yang mengalami hiperlaktasi seringkali akan mengalami bengkak dan rasa nyeri pada payudara. Oleh karena itu, Moms dianjurkan untuk sering memijat dan mengompres payudara Moms untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara. Selain itu, memijat payudara juga bermanfaat untuk melancarkan saluran keluarnya ASI dan mengontrol ASI yang keluar.

Menggunakan Breast Pads

Produksi ASI yang melimpah membuat ASI Moms yang mengalami hiperlaktasi akan perlahan keluar dengan sendirinya sehingga hal ini bisa membuat ASI Moms merembes ke pakaian Moms. Hal ini tentu tidak akan nyaman, oleh karenanya Moms dianjurkan untuk menggunakan breast pads untuk mencegah ASI Moms yang menetes bisa diserap oleh breast pads tersebut. Moms bisa menggunakan Mooimom Disposable 3D Ultra-Thin yang sangat nyaman, berkontur pas untuk payudara, anti bocor dan tipis namun tidak mengurangi daya serap. 


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM