14 Apr 2021
Dinda Ayu Saraswati
Gaya Hidup
Gaya Hidup
Pada kondisi tertentu, penebalan dinding rahim mungkin saja terjadi. Kondisi ini bukanlah kanker, namun wanita yang mengalaminya lebih berisiko mengalami kanker rahim. Dinding rahim terdalam dibentuk dari lapisan endometrium. Lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah ini mengalami perubahan seiring dengan naik-turunnya hormon estrogen di sepanjang siklus haid.
Di awal siklus, hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium membuat endometrium bertumbuh dan menebal. Tujuannya agar rahim siap menerima embrio atau bakal janin jika terjadi kehamilan. Karena ovulasi––yaitu saat sel telur dilepaskan dari salah satu ovarium––kadar hormon progesteron mulai meningkat.
Penebalan dinding rahim atau hiperplasia endometrium biasanya terjadi selama setelah menopause. Kondisi tersebut menyebabkan pendarahan hebat yang terjadi secara tidak normal dan meningkatkan resiko kanker endometrium dan kanker rahim.
Hiperplasia endometrium terjadi karena dinding rahim memiliki sel yang terlalu banyak. Mengutip dari Healthline, kondisi ini dialami oleh 133 dari 100.000 wanita dan jarang terjadi pada wanita yang berusia di bawah 35 tahun.
Penebalan dinding rahim merupakan sesuatu yang lumrah terjadi setiap bulannya pada wanita, selama dibarengi dengan proses luruhnya dinding rahim yang terjadi ketika haid.
Sementara, jika penebalan dinding rahim tidak terjadi layaknya fisiologi tubuh, maka dapat dikatakan telah terjadi hiperplasia endometrium. Kondisi ini terjadi akibat tingginya kadar hormon estrogen yang tidak diimbangi dengan hormon progresteron. Akibatnya bisa terjadi penebalan dinding rahim secara terus-menerus.
Gejala utama penebalan dinding rahim dapat berupa gangguan haid, di mana durasi haid menjadi lebih lama dan dengan volume yang lebih banyak dari biasanya.
Jika terjadi penebalan dinding rahim, gejala utama dapat berupa gangguan haid atau perdarahan rahim yang tidak normal. Perdarahan haid menjadi lebih banyak atau lebih lama dari biasanya, siklus haid lebih pendek dari 21 hari, atau mengalami perdarahan setelah menopause.
Dokter akan mencurigai adanya penebalan dinding rahim bila seorang wanita berusia 35 tahun atau lebih serta mengalami perdarahan yang tidak normal. Atau, usia lebih muda dari 35 tahun tetapi perdarahan tidak normal tak bisa diatasi dengan obat-obatan.
Sebagian besar kasus penebalan dinding rahim dapat diatasi dengan terapi hormon yang mengandung progestin. Namun, kondisi itu bisa kembali kambuh jika Moms memiliki berat badan berlebih atau indeks massa tubuh lebih dari 35 kg/m2.
Pada kasus yang berat, fungsi dan bentuk sel endometrium bisa berubah, sehingga berpotensi menjadi kanker rahim. Karenanya, operasi pengangkatan rahim atau histerektomi merupakan terapi terbaik bila Moms tak lagi menginginkan keturunan. Kekambuhan tidak akan terjadi setelah prosedur ini dilakukan.
Mulailah untuk melakukan olahraga rutin dan menjalani gaya hidup sehat. Moms bisa mulai melakukan olahraga rutin menggunakan MOOIMOM Leggings yang super stretch dan lembut. Bahannya menyerap keringat, sehingga Moms akan nyaman menggunakannya sepanjang berolahraga.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM