24 Mar 2021
Ika
0-6 bulan
0-6 bulan
Hari baru beranjak siang, saat Si Kecil tiba-tiba rewel. Moms, yang masih menjalani work from home (WFH) selama pandemi Covid-19, mungkin sekali jadi kehilangan fokus. Cek popok yang melekat pada bagian bawah tubuhnya, masih kering. Suhu badan Si Kecil juga normal. Nah, ini, kok pipinya kemerah-merahan? Apakah pipi kemerah-merahan itu yang membuatnya rewel?
Mungkin sekali. Kenapa, ya? Apakah karena alergi terhadap air susu ibu (ASI)?
Bukan terhadap ASI-nya, Moms. Kalaupun berkaitan dengan ASI, mungkin pipi merah pada Si Kecil diakibatkan Moms kurang menjaga kebersihan tubuh Si Kecil. Nah, ada baiknya kita mempelajari dulu, ya, Moms, penyebab pipi merah pada bayi.
Penyebab Pipi Bayi Kemerah-merahan
1. Alergi
Alergi merupakan pemicu utama kulit kemerah-merahan pada bayi. Kasus alergi kulit cukup banyak terjadi pada bayi yang amat rentan terhadap reaksi alergi.
Apabila anda dan pasangan memiliki riwayat alergi, Si Kecil berpotensi mengalami risiko serupa. Beberapa studi mengungkapkan orang tua yang mengalami alergi kulit akan 40%-60% meningkatkan risiko serupa terhadap bayi mereka. Namun, bila salah satu orang tua saja yang mengalami alergi, kemungkinan Si Kecil hanya 25%-40% saja berisiko terkena alergi.
Bayi yang mengidap alergi lebih rentan untuk terkena dengan masalah kulit, termasuk timbulnya bintik-bintik merah pada kulitnya. Pada reaksi alergi yang tergolong parah, biasanya yang muncul bukan hanya bintik-bintik merah akan tetapi juga dapat berupa bengkak yang timbul dibagian kulti si bayi.
Timbulnya bintik-bintik ini pada kulit si kecil bisa disebabkan akibat dari penggunaan berbagai jenis produk yang tidak cocok, adanya asupan makanan tertentu, alergi terhadap debu, tungau dan bahan lain yang merupakan alergen untuk si kecil.
Cara yang paling efektif dalam menangani alergi kulit pada si Kecil adalah dengan menjauhkan bayi dari sumber pencetus alergi (alergen). Bila buah hati anda mengalami reaksi alergi setelah berdekatan dengan debu dan tungau maka sebaiknya hindarkan bayi anda agar tidak terpapar dengan alergen jenis ini.
Selain itu, pastikan pula agar ibu selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar terutama ruangan yang ditempati oleh si buah hati. Moms bisa gunakan KO+ HClO Disinfectant Spray untuk membersihkan lingkungan sekitar dengan aman.
Akan tetapi, bila bayi Moms rupanya alergi terhadap beberapa bahan tertentu dalam perawatan bayi, maka sebaiknya segera hentikan penggunaan terhadap barang-barang tersebut dan ganti ke produk yang lebih aman untuk kulit si Kecil.
Untuk mengetahui apakah bayi mengalami reaksi alergi terhadap bahan-bahan tertentu, maka orangtua perlu memperhatikan reaksi yang muncul pada kulit bayi setelah penggunaan barang-barang tertentu.
Jika Si Kecil alergi terhadap makanan, orang tua perlu jeli memilih makanan yang disuapkan kepadanya.
Bila Moms menggunakan jasa baby sitter, informasikan pula daftar makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan pada si bayi. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah si kecil alergi terhadap makanan tertentu atau tidak Moms bisa memberikan satu jenis makanan yang sama dan menunggu beberapa saat guna mengetahui reaksi alergi yang ditimbulkan sebelum memberikan jenis makanan lainnya.
2. Biang Keringat
Bintik-bintik merah yang timbul pada tubuh bayi dan pada beberapa bagian tertentu seperti punggung, jidat, leher, dan bagian lainnya biasanya dipicu sebab adanya biang keringat. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya sumbatan pada bagian pori-pori kulit bayi yang disebabkan oleh sistem untuk megatur suhu tubuh bayi belum berkembang secara sempurna.
Hal inilah yang mengakibatkan produksi keringat pada bati belumlah berjalan dengan lancar, terlebih lagi tanah air kita ini dikenal dengan negara yang memiliki suhu tropis yang menyebabkan bayi cepat kegerahan.
Untuk mengatasi bayi yang mengalami biang keringat maka orangtua perlu jeli dalam memperhatikan pemakaian baju untuk si buah hati. Upayakan untuk tidak mengenakan baju yang berlapis-lapis dan sebaiknya lebih selektiflah dalam memilih bahan pakaian untuk buah hati.
Hindari memilih jenis bahan pakaian yang tidak menyerap keringat, seerti nilon. Sebaliknya, pemilihan bahan pakaian yang baik adalah dari bahan katun. Berikan si kecil pakaian yang nyaman dan tidak terlalu sempit sewaktu dikenakan guna mengurangi panas berlebihan terhadap tubuhnya.
Jangan lupa untuk selalu mensterilkan pakaian bayi menggunakan 59S UVC Sterilizer ya Moms! Meski telah dicuci dan disetrika, ada baiknya pakaian bayi disterilkan sebelum dipakai, guna menghilangkan bakteri yang menempel selama pakaiannya disimpan di lemari.
Selain itu, bersihkan pula tubuh dan wajah bayi dari keringat yang menggenang dengan cara menyeka bagian tersebut dengan menggunakan lap basah atau dengan menggunakan tisu yang lembut dengan perlahan. Pastikan pula bila kamar si buah hati memiliki sirkulasi udara yang baik. Agar ia tidak merasa kepanasan dengan suhu didalam ruangannya.
3. Eksim Bayi
Bukan hanya terjadi pada orang dewasa, kondisi gangguan kulit ini pun bisa dialami oleh si bayi. Pada bayi jenis eksim ini lebih dikenal dengan sebutan eksim susu. Namun, tak selamanya disebabkan pemberian ASI.
Jika tak lekas dibersihkan, sisa ASI, susu formula, makanan atau air liur yang dibiarkan menempel pada tubuh bayi berpotensi menimbulkan iritasi terhadap kulit bayi. Penyebab iritasi ini akan bereaksi terutama untuk mereka para bayi yang memang sudah memilik bakat alergi.
Bila anda mengetahui persis bahwa bayi anda memiliki riwayat alergi, sebaiknya segera dijauhkan dari bahan alergen yang akan mengiritasi bagian kulitnya. Misalkan, segera bersihkan wajah si kecil pada saat setelah diberikan ASI. Atau segera lap bagian mulutnya dan lehernya setelah ia diberikan makanan.
Bukan hanya itu, rajin mengganti pakaian ketika bayi sering mengeluarkan liur dari mulutnya pun akan dapat dijadikan langkah pencegahan dari alergi yang akan dialaminya.
4. Jerawat Bayi
Kondisi ini biasanya merupakan bagian dari sisa hormon yang masih terbawa sejak masih berada dalam kandungan ibunya. Timbulnya bintik-bintik merah ini akan disertai dengan benjolan tengah yang runcing seperti pada jerawat orang dewasa.
Untuk mengatasi kondisi ini, maka orang tua perlu rajin membersihkan wajah Si Kecil dan mengeringkannya dengan baik. Selain itu, upayakan untuk menggunakan handuk bayi yang berbahan lembut serta jangan biasakan memencet jerawat si kecil. Selain dapat menimbulkan rasa sakit pada si kecil, hal ini pun akan dapat menimbulkan iritasi serta infeksi yang cukup parah.
Kondisi timbulnya jerawat ini umumnya bisa muncul pada bagian pipi, dagu dan juga pada bagian dahi. Sebenarnya, kondisi ini tidak memerlukan penanganan yang berarti sebab dapat menghilang dengan sendirinya saat si bayi berusia 3 bulan. Untuk itu, tetaplah merawat kondisi ini dengan perlahan.
5. Ruam Popok
Kondisi lain yang juga memungkinkan timbulnya bintik-bintik merah pada kulit bayi adalah ruam popok akibat kualitas popok yang tidak baik atau penggunaan popok yang terlalu sempit untuk bayi anda. Ruam popok yang dibiarkan begitu saja dapat menyebabkan kulit kemerahan pada bayi menjadi kian parah. Bisa jadi akan memicu bintil-bintil kecil yang melepuh dan akhirnya pecah.
Cara Mengatasi
Untuk itu, maka segeralah mengganti popok anda dengan merek lain yang lebih baik. Perhatikan pula ukuran pas untuk bayi anda. Meskipun pada kemasan tertera ukuran yang diatur berdasarkan berat si bayi, terkadang ukuran tersebut tidaklah menjamin muat dengan ukuran bayi anda. Untuk itu, maka sesuaikan ukuran yang pas agar si kecil merasa nyaman.
Cara pemakaian pun perlu diperhatikan, upayakan agar anda tidak merekatkannya terlalu kuat yang akan membuat kulit si bayi bergesek dan meninggalkan ruam.
6. Akibat Virus
Kondisi penyakit ini mungkin terdengar jarang, padahal Roseola infantum merupakan sebuah penyakit menular yang seringkali menyerang bayi dan anak-anak yang masih begitu kecil. Penyebab dari kondisi penyakit ini bisa muncul adalah virus jinak yang umumnya mudah menyebar mealui percikan ludah si penderita, misalnya saat pemeriksaan kesehatan atau imunisasi yang dilakukan di rumah sakit.
Gejala yang dapat timbul dari kondisi ini adalah demam hingga mencapai 39,5 derajat Celicus yang dialami selama beberapa hari. Setelah demam hilang, penyakit ini akan mulai menimbulkan bintik-bintik merah pada permukaan tubuh bayi yang tidak berubah menjadi bernanah dan tidak pula meninggalkan gatal. Bayi yang mengalami kondisi ini akan mungkin rewel, cepat mengantuk dan kehilanga selera makan.
Pada saat dilakukan diagnosis, terkadang terjadi kesalahan dengan mengatakan ini adalah penyakit campak. Yang perlu diketahui bedanya dengan campak adalah bintik-bintik merah yang timbul pada kulit bayi sebab akibat virus roseola timbul yang mana kondisi ini timbul setelah demamnya turun, sementara pada campak, bintik-bintik ini timbul pada saat demam sedang tinggi-tingginya dan kondisi ini hanya terjadi 1 kali dalam seumur hidup.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM