7 Makanan Pemicu Keguguran yang Dibenci Janin

calendar icon

09 Dec 2021

author icon

Anggraini Nurul F

category icon

Trimester Pertama

7 Makanan Pemicu Keguguran yang Dibenci Janin

Masa kehamilan merupakan masa-masa yang ditunggu-tunggu sekaligus membuat was-was ya, Moms! Mulai dari menyiapkan mental, fisik, keperluan-keperluan bayi yang akan lahir hingga pentingnya makanan yang dikonsumsi sehari-hari agar kebutuhan nutrisi Moms dan buah hati dalam kandungan dapat terpenuhi. Tetapi, ada beberapa makanan penyebab keguguran yang perlu dihindari moms selama kehamilan. Apa saja makanan penyebab keguguran saat hamil? Berikut 7 makanan pemicu kegugran. Hati-hati Moms!

Makanan Laut yang Tinggi Merkuri

Makanan laut kaya akan protein, dan omega-3 yang terdapat pada banyak ikan dapat membantu perkembangan otak dan mata bayi. Namun, beberapa ikan dan kerang-kerangan berpotensi memiliki kandungan merkuri yang tinggi yang dapat merusak sistem saraf, imun, dan ginjal bayi dalam kandungan. Dikutip dari Mayo Clinic, ada beberapa makanan laut yang sebaiknya dihindari selama kehamilan, yaitu: hiu, tuna mata besar, tenggiri Amerika, marlin, ikan orange roughy, ikan todak, ikan tilefish.

Ikan yang Kurang Matang atau Mentah

Ikan yang kurang matang atau mentah dapat menyebabkan beberapa infeksi. Infeksi tersebut dapat disebabkan oleh norovirus, Vibrio, Salmonella, dan Listeria. Mengutip dari artikel healthline.com, perempuan hamil sangat rentan terhadap infeksi listeria. Faktanya, kemungkinan ibu hamil terkena infeksi Listeria 10 kali lebih besar daripada masyarakat secara umum.

Bakteri Listeria dapat diturunkan kepada bayi Moms melalui plasenta, walaupun Moms tidak menunjukkan gelaja penyakit. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur, keguguran, bayi yang lahir dalam keadaan meninggal, dan masalah kesehatan serius lainnya.


Baca Juga:
10 Jenis Makanan Penyebab Keguguran, Waspada Yah Moms!


bannerbanner

Daging yang Kurang Matang atau Mentah

Selama kehamilan, resiko Moms mengalami keracunan makanan akibat bakteri meningkat tajam. Oleh karena itu, Moms sebaiknya tidak mengkonsumsi daging mentah selama kehamilan. Memakan daging yang mentah atau juga kurang matang dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri atau penyakit Toxoplasma, E. coli, Listeria dan Salmonella.

Telur Mentah

Telur mentah mentah dapat mengandung bakteri Salmonella. Gejala dari infeksi bakteri Salmonella termasuk demam, mual, muntah, kram perut dan diare. Namun, pada kasus-kasus langka, infeksi ini dapat mengakibatkan kram pada uterus yang menyebabkan kelahiran prematur atau bayi yang lahir dalam kondisi meninggal (stillbirth). 

Jeroan

Walaupun jeroan mengandung banyak nutrisi seperti zat besi, vitamin B12, vitamin A dan zinc, yang mana semuanya baik untuk Moms dan bayi yang ada dalam kandungan, memakan terlalu banyak vitamin A hewani (preformed vitamin A) tidak direkomendasikan selama masa kehamilan. Mengkonsumsi preformed vitamin A, terutama pada trimester pertama kehamilan, dapat menyebabkan kelainan kongenital dan keguguran.

Makanan dan Buah-buahan yang Tidak Dicuci Bersih

Makanan dan Buah-buahan yang tidak dicuci bersih dapat terkontaminasi banyak bakteri loh, Moms! Bakteri-bakteri ini mungkin mengkontaminasi makanan Moms kapan saja selama proses produksi, panen, pengolahan, penyimpanan, pendistribusian atau saat dipajang di pasar atau supermarket tempat Moms biasa berbelanja. Sehingga, sangat penting untuk mencuci bersih buah dan sayuran sebelum dimasak agar dapat mengurangi resiko infeksi bakteri pada bayi dan juga Moms.


Baca Juga:
10 Pantangan Makanan Ibu Hamil Yang Wajib Dihindari


Kafein

Dilansir dari laman healthline.com, ibu hamil secara umum disarankan untuk membatasi konsumsi kafein mereka hingga kurang dari 200 mg per hari. Kafein sangat cepat diserap oleh tubuh dan sangat mudah terserap kedalam plasenta. Bayi dan plasentanya tidak memiliki enzim utama yang diperlukan dalam proses metabolisme kafein, sehingga dapat terjadi penumpukan kafein.

Konsumsi kafein yang tinggi selama kehamilan telah terbukti dapat membatasi pertumbuhan janin dan meningkatkan resiko kelahiran bayi dengan berat di bawah standar (kurang dari 2.5 kg). 


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM